Tag Archives: Michael Fassbender

Review: X-Men: Dark Phoenix (2019)

Merupakan film ketujuh dan terakhir dari seri film X-Men – sebelum seri film ini nantinya kemungkinan besar akan dibuat, dirombak ulang, dan diikutsertakan dalam tahapan terbaru Marvel Cinematic Universe oleh Walt Disney Pictures setelah rumah produksi tersebut menyelesaikan proses pembelian rumah produksi pemilik seri film X-Men, 20th Century Fox, X-Men: Dark Phoenix adalah sekuel langsung bagi linimasa pengisahan X-Men: Apocalypse (Bryan Singer, 2016). Jalan ceritanya diadaptasi dari seri komik The Dark Phoenix Saga rilisan Marvel Comics yang sebelumnya telah turut menjadi basis pengisahan bagi X-Men: The Last Stand (Brett Ratner, 2006) dan memberikan fokus cerita khusus pada karakter Jean Grey (Sophie Turner). Keberadaan X-Men: Days of Future Past (Singer, 2014) yang linimasa penceritaannya telah menghapus keberadaan alur kisah X-Men: The Last Stand membuka peluang bagi keberadaan adaptasi teranyar untuk kisah The Dark Phoenix Saga yang kini ditangani langsung oleh Simon Kinberg – yang sebelumnya juga bertugas sebagai penulis naskah bagi X-Men: The Last Stand. Continue reading Review: X-Men: Dark Phoenix (2019)

Review: Alien: Covenant (2017)

Lima tahun setelah merilis Prometheus – sebuah pembuka bagi serangkaian film yang semenjak awal telah direncanakan menjadi prekuel bagi seri film Alien (1979 – 1997), Ridley Scott melanjutkan petualangannya dalam menjelajah angkasa luar lewat Alien: Covenant. Tidak seperti Prometheus, yang dengan bantuan penulis naskah Jon Spaihts dan Damon Lindelof kemudian menjadikan film tersebut sebagai sebuah sajian yang berisi berbagai filosofi mengenai asal-usul kehidupan manusia diatas permukaan Bumi, Alien: Covenant terasa seperti usaha Scott untuk memberikan filmnya berbagai ciri khas seri film Alien yang telah begitu familiar dan dicintai oleh banyak penggemarnya. Tentu, pilihan tersebut mampu menjadikan Alien: Covenant tampil dengan warna pengisahan yang lebih menegangkan. Sayangnya, di saat yang bersamaan, pilihan untuk menyajikan formula cerita yang (terlalu) familiar justru membuat film ini kehilangan sentuhan inovatif yang biasanya selalu hadir dalam seri film Alien. Continue reading Review: Alien: Covenant (2017)

Review: Assassin’s Creed (2016)

Expectations are quite high with this one. Selain karena belum ada film hasil adaptasi dari permainan video yang kualitasnya benar-benar tampil memuaskan, Assassin’s Creed juga kembali mempertemukan sutradara Justin Kurzel dengan dua aktor kaliber Oscar, Michael Fassbender dan Marion Cotillard, yang sebelumnya meraih sukses lewat Macbeth (2015) – yang kini dianggap sebagai salah satu adaptasi karya William Shakespeare terbaik oleh para kritikus film dunia. So what could go wrong, right? Continue reading Review: Assassin’s Creed (2016)

Review: 300: Rise of an Empire (2014)

Diadaptasi dari novel grafis yang belum dipublikasikan karya Frank Miller yang berjudul Xerxes, 300: Rise of an Empire adalah sebuah prekuel sekaligus sekuel bagi film arahan Zack Snyder berjudul 300 yang berhasil meraih sukses secara komersial ketika dirilis pada tahun 2007 silam. Meskipun Snyder masih bertanggungjawab sebagai penulis naskah bersama dengan Kurt Johnstad, kursi penyutradaraan untuk 300: Rise of an Empire sendiri kini diduduki oleh Noam Murro yang sebelumnya hanya pernah mengarahkan film drama komedi Smart People di tahun 2008. Tidak banyak hal yang berubah dalam kualitas penceritaan maupun tampilan visual 300: Rise of an Empire jika dibandingkan dengan seri pendahulunya. Murro jelas terasa masih begitu mengandalkan berbagai trik yang pernah digunakan Snyder untuk memaksimalkan tampilan film yang ia arahkan. Bukan sebuah hal yang buruk. Mereka yang menggemari 300 jelas masih akan sangat mengapresiasi kualitas produk akhir yang dihasilkan Murro – meskipun repetisi dalam departemen penulisan cerita kemungkinan besar juga akan memberikan kejenuhan pada sebagian penonton lainnya.

Continue reading Review: 300: Rise of an Empire (2014)

Review: 12 Years a Slave (2013)

12 Years a Slave (Regency Enterprises/River Road Entertainment/Plan B Entertainment/New Regency Pictures, Film4, 2013)
12 Years a Slave (Regency Enterprises/River Road Entertainment/Plan B Entertainment/New Regency Pictures, Film4, 2013)

Dengan naskah yang ditulis oleh John Ridley (Red Tails, 2012) berdasarkan memoir berjudul Twelve Years a Slave: Narrative of Solomon Northup, a Citizen of New-York, Kidnapped in Washington City in 1841, and Rescued in 1853 yang ditulis oleh Solomon Northup, 12 Years a Slave mencoba untuk berkisah mengenai seorang pria Afro-Amerika merdeka yang terjebak dalam tindak perbudakan di masa-masa ketika warga kulit hitam di Amerika Serikat masih dipandang sebagai warga kelas bawah. Kisahnya sendiri diawali dengan memperkenalkan Solomon Northup (Chiwetel Ejiofor), seorang Afro-Amerika yang bekerja sebagai seorang tukang kayu dan pemain bola serta tinggal bersama istri, Anne (Kelsey Scott), dan kedua anak mereka, Margaret (Quvenzhané Wallis) dan Alonzo (Cameron Zeigler), di Saratoga Springs, New York, Amerika Serikat. Suatu hari, Solomon mendapatkan tawaran bekerja sebagai seorang musisi selama dua minggu di Washington DC oleh dua orang pria, Brown (Scoot McNairy) dan Hamilton (Taran Killam). Karena tertarik dengan sejumlah uang yang ditawarkan oleh kedua pria tersebut, Solomon akhirnya menerima tawaran mereka. Sial, begitu tiba di Washington DC, Solomon justru dijebak dan dijual sebagai seorang budak.

Continue reading Review: 12 Years a Slave (2013)

The 86th Annual Academy Awards Nominations List

oscars-2013The nominations are in! Dan hasilnya… American Hustle dan Gravity sama-sama memimpin daftar nominasi The 86th Annual Academy Awards dengan raihan sebanyak 10 nominasi. Jumlah tersebut diikuti oleh 12 Years a Slave yang berhasil meraih 9 nominasi. Ketiganya sama-sama akan bersaing untuk memperebutkan gelar Best Picture dengan enam film lainnya: Captain Phillips, Dallas Buyers Club, Her, Nebraska, Philomena dan The Wolf of Wall Street. David O. Russell – yang dinominasikan pada kategori Best Director untuk American Hustle – sekali lagi mengulang kesuksesannya pada tahun lalu lewat Silver Linings Playbook dengan keberhasilannya dalam menempatkan keempat pemeran filmnya untuk meraih nominasi di bidang akting: Christian Bale di kategori Best Actor in Leading Role, Amy Adams di kategori Best Actress in a Leading Role, Bradley Cooper di kategori Best Actor in a Supporting Role dan Jennifer Lawrence di kategori Best Actress in a Supporting Role. Secara keseluruhan, American Hustle menjadi film ke-15 di sepanjang pelaksanaan Academy Awards dimana setiap aktornya berhasil mendapatkan nominasi di kategori akting.

Continue reading The 86th Annual Academy Awards Nominations List

The 17th Annual Online Film Critics Society Awards Winners List

OFCS-2Dengan delapan nominasi yang diraihnya, rasanya tidak mengejutkan jika 12 Years a Slave kemudian turut berhasil menjadi peraih penghargaan terbanyak di ajang The 17th Annual Online Film Critics Society. Film arahan Steve McQueen tersebut berhasil memenangkan empat penghargaan, termasuk Best Picture, Best Actor untuk Chiwetel Ejiofor, Best Supporting Actor untuk Michael Fassbender, Best Supporting Actress untuk Lupita Nyong’o dan Best Adapted Screenplay untuk naskah cerita yang ditulis oleh John Ridley. McQueen sendiri, sayangnya, harus mengakui keunggulan Alfonso Cuarón yang berhasil mengungguli McQueen di kategori Best Director untuk filmnya Gravity. Film yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan George Clooney tersebut juga berhasil memenangkan kategori Best Editing dan Best Cinematography serta meraih penghargaan khusus Best Sound Design and Best Visual Effects.

Continue reading The 17th Annual Online Film Critics Society Awards Winners List

Review: The Counselor (2013)

Setelah sebelumnya bekerjasama lewat Prometheus (2012), Michael Fassbender kini kembali berada di bawah arahan Ridley Scott untuk film terbaru yang diarahkannya, The Counselor. Dalam film ini, Fassbender berperan sebagai seorang pengacara tampan dan sukses yang dalam kesehariannya dipanggil dengan sebutan sang konselor – dan nama karakternya sama sekali tidak pernah diungkap hingga akhir film. Atas saran sahabatnya, seorang pengusaha – sekaligus pengedar obat-obatan terlarang, Reiner (Javier Bardem), yang selalu menilai bahwa sang konselor kurang mampu mengembangkan harta dan posisi yang dimilikinya saat ini, sang konselor lalu memutuskan untuk turut terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang yang menjanjikan keuntungan sangat besar.  Meskipun menguntungkan, rekan bisnis sang konselor, Westray (Brad Pitt), mengingatkan bahwa bisnis haram tersebut sangat beresiko tinggi mengingat sang konselor akan berhubungan langsung dengan kartel obat-obatan terlarang asal Meksiko yang dikenal tidak ragu untuk mengambil tindakan kekerasan jika mereka merasa dirinya terancam. Tetap saja, sang konselor memilih untuk terjun dan terlibat dalam bisnis perdagangan gelap tersebut.

Continue reading Review: The Counselor (2013)

The 71st Annual Golden Globe Awards Nominations List

golden-globesHollywood Foreign Press Association baru saja mengumkan daftar peraih nominasi untuk The 71st Annual Golden Globe Awards. Untuk barisan film layar lebar, berada di garda depan sebagai peraih nominasi terbanyak adalah film terbaru arahan Steve McQueen, 12 Years a Slave, serta film American Hustle arahan David O. Russell yang sama-sama meraih tujuh nominasi. Pun begitu, 12 Years a Slave dan American Hustle hanya akan sama-sama bersaing di dua kategori, Best Director dan Best Screenplay, mengingat Golden Globe Awards memberikan penghargaan yang terpisah bagi film dengan genre Drama (12 Years a Slave) dan Comedy or Musical (American Hustle). Di kategori Best Motion Picture – Drama sendiri, 12 Years a Slave akan bersaing dengan Captain Phillips, Gravity, Philomena dan Rush. Sementara American Hustle akan bersaing dengan Her, Inside Llewyn Davies, Nebraska dan The Wolf of Wall Street di kategori Best Motion Picture – Comedy or Musical.

Continue reading The 71st Annual Golden Globe Awards Nominations List

The 17th Annual Online Film Critics Society Awards Nominations List

OFCS-2Kolaborasi ketiga antara sutradara Steve McQueen dan aktor Michael Fassbender, 12 Years a Slave, berhasil memimpin daftar perolehan nominasi di ajang The 17th Annual Online Film Critics Society Awards. 12 Years a Slave berhasil meraih delapan nominasi, termasuki nominasi Best Picture, Best Director untuk McQueen, Best Actor untuk Chiwetel Ejiofor, Best Supporting Actor untuk Fassbender serta Best Supporting Actress untuk Lupita Nyong’o. Berbeda dengan pelaksanaannya tahun lalu, terdapat sepuluh film yang dinominasikan untuk merebut gelar Best Picture. Film-film yang akan bersaing bersama 12 Years a Slave tersebut adalah American Hustle, Before Midnight, Blue is the Warmest Colour, Drug War, Gravity, Her, Inside Llewyn Davies, Short Term 12 dan The Wind Rises.

Continue reading The 17th Annual Online Film Critics Society Awards Nominations List

Review: Prometheus (2012)

Hollywood sepertinya belum akan berhenti untuk mengeksplorasi mengenai asal usul mengenai darimana kehidupan manusia berasal. Setelah Terrence Malick tahun lalu menyajikan The Tree of Life yang syahdu, kini giliran Ridley Scott yang melakukannya lewat Prometheus. Prometheus merupakan film pertama yang diarahkan oleh Scott setelah merilis Robin Hood pada tahun 2010 lalu sekaligus menandai kembalinya Scott ke genre science fiction setelah dalam dua dekade terakhir terus menerus mengarahkan film-film drama – yang kemudian berhasil memberikannya tiga nominasi Best Director di ajang Academy Awards untuk Thelma and Louise (1991), Gladiator (2000) dan Black Hawk Down (2001).

Continue reading Review: Prometheus (2012)

Review: Haywire (2012)

Adalah sangat mudah untuk membayangkan Haywire jatuh ke tangan seorang sutradara yang ahli dalam menangani film-film aksi untuk kemudian dieksekusi sebagai sebuah film yang menempatkan sang karakter wanita utama berjuang menuntut keadilan dan mencari kebenaran mengenai sebuah masalah dengan melalui berbagai perjuangan yang mengharuskannya untuk menghadapi sekelompok pria bersenjata dan pertarungan yang diwarnai dengan pertumpahan darah. Namun, Anda tentu tidak akan mengharapkan hal yang sama akan terjadi bila plot cerita tersebut jatuh ke tangan seorang sutradara yang sebelumnya pernah mengeksekusi jalan cerita mengenai pembasmian sebuah virus mematikan menjadi semacam sebuah video essay saintifik yang mungkin hanya dapat dicerna dengan mudah oleh mereka yang berkecimpung dalam dunia kesehatan bukan?

Continue reading Review: Haywire (2012)

Review: Jane Eyre (2011)

Berbeda dengan Pride and Prejudice (1813) yang ditulis oleh Jane Austen, novel karya Charlotte Brontë, Jane Eyre, memiliki struktur cerita yang lebih kelam dan tragis, meskipun sama-sama merupakan sebuah kisah romansa yang kisahnya dipimpin oleh seorang karakter wanita yang memiliki jalan pemikiran maju dan melebihi orang-orang di sekitarnya. Dirilis pertama kali pada tahun 1847, dengan konteks dan tema cerita yang kompleks namun diselimuti dengan kisah romansa yang begitu efektif, Jane Eyre kemudian mendapatkan tempat khusus di hati berjuta pecinta karya sastra dunia sekaligus menjadikannya sebagai karya terpopuler Brontë di sepanjang karirnya sebagai seorang novelis. Tidak mengherankan jika kemudian Jane Eyre banyak diadaptasi ke dalam medium penceritaan lainnya. Tercatat, versi teranyar dari Jane Eyre yang diarahkan oleh Cary Joji Fukunaga (Sin Nombre, 2009) merupakan film layar lebar ke-16 yang mengadaptasi jalan cerita novel karya Brontë tersebut.

Continue reading Review: Jane Eyre (2011)