Diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Luluk HF, 12 Cerita Glen Anggara disajikan sebagai film lepasan dari Mariposa (2020) yang masih diarahkan oleh Fajar Bustomi. 12 Cerita Glen Anggara sendiri memberikan fokus penceritaannya pada sosok karakter Glen Anggara (Junior Roberts) yang merupakan sahabat dari salah satu karakter utama dalam cerita Mariposa, Iqbal (Angga Yunanda). Dikisahkan, Glen Anggara yang belum pernah berpacaran sebelumnya, mendapatkan ajakan untuk berpacaran dari kakak kelasnya, Shena Rose (Prilly Latuconsina). Ajakan tersebut bukan tanpa sebab. Shena Rose mengidap gagal ginjal kronis yang membuat dokter memvonis hidupnya tidak lama lagi. Shena Rose lantas membuat daftar 12 hal yang ingin ia lakukan sebelum ajal menjemputnya dan berpacaran adalah hal pertama yang berada di daftar tersebut. Awalnya, Glen Anggara menolak permintaan aneh tersebut. Namun, setelah mengetahui kondisi Shena Rose, Glen Anggara setuju untuk menjadi pacar sekaligus bertekad untuk membantu gadis tersebut mewujudkan seluruh daftar keinginannya.
Hal-hal yang ingin dilakukan karakter Shena Rose dalam daftarnya memang terkesan sepele – dan kebanyakan berhubungan dengan impian sang karakter untuk terlibat dalam sebuah jalinan hubungan romansa. Lalu mengapa film ini justru menjadikan karakter Glen Anggara sebagai karakter utama? Well… alur pengisahan 12 Cerita Glen Anggara garapan Alim Sudio (Sayap Sayap Patah, 2022) menjadikan daftar keinginan yang dibuat oleh karakter Shena Rose sebagai jalan pendewasaan bagi karakter Glen Anggara yang pada awal film digambarkan sebagai sosok anak tunggal dari keluarga kaya raya yang menyukai kebebasan dan bersenang-senang. Berhasil? Dengan penuturan yang cenderung klise penonton tentu dapat melihat perubahan yang terjadi pada sang karakter.
Di saat yang bersamaan, sukar untuk terhindar dari kesan pengulangan yang menjemukan ketika eksekusi yang diberikan oleh Bustomi hadir sama dalam tiap penggambaran usaha dari karakter Glen Anggara untuk mewujudkan keinginan dari karakter Shena Rose. Naskah cerita Sudio sebenarnya telah berusaha untuk menghadirkan sejumlah konflik tambahan – seperti konflik yang terbentuk antara karakter Glen Anggara dengan karakter salah seorang sahabatnya, Rian (Abun Sungkar) – atau galian cerita akan sejumlah karakter pendukung yang mengisi linimasa pengisahan film ini – seperti karakter Bu Huna (Alya Rohali) atau kedua orangtua dari karakter Glen Anggara (Marcellino Lefrandt dan Imelda Therinne). Sayang, tak satupun elemen penceritaan tersebut berhasil membubuhkan warna tambahan yang mampu membuat penuturan 12 Cerita Glen Anggara menjadi lebih kuat dan meyakinkan. Tidak mengherankan, dengan durasi penceritaan yang mencapai 118 menit, film ini berakhir dengan kesan sebagai drama romansa remaja yang berjalan lama, lamban, dan begitu membosankan.
Belum lagi sejumlah permasalahan yang dapat dirasakan dari penampilan para pengisi departemen aktingnya. Harus diakui, Latuconsina adalah aktris yang cukup dapat diandalkan untuk menghidupkan momen-momen drama yang bernada melankolia. Penampilan tersebut, sialnya, harus berbenturan dengan barisan penampilan dari pemeran sepantarannya seperti Roberts, Yunanda, Adhisty Zara, Sungkar, dan Dannia Salsabilla yang tidak pernah mampu terasa efektif – meskipun, sedikit pembelaan, karakter-karakter yang diperankan Yunanda, Zara, Sungkar, dan Salsabilla memang tidak pernah tampil dengan olahan kisah yang menarik. Penampilan Latuconsina yang terlihat (jauh) lebih dewasa daripada Roberts – serta chemistry yang begitu hambar antara keduanya – juga membuat penyandingan keduanya sebagai dua karakter yang saling menyukai satu sama lain gagal untuk terlihat meyakinkan. Roberts sendiri juga tidak begitu dapat diandalkan dengan banyak penampilannya terasa canggung.
12 Cerita Glen Anggara (2022)
Directed by Fajar Bustomi Produced by Frederica, Chand Parwez Servia Written by Alim Sudio (screenplay), Luluk HF (novel, 12 Cerita Glen Anggara) Starring Prilly Latuconsina, Junior Roberts, Angga Yunanda, Adhisty Zara, Abun Sungkar, Dannia Salsabilla, Alya Rohali, Imelda Therinne, Marcellino Lefrandt, Ersa Mayori, Ariyo Wahab, Hesti Purwadinata, Rendi Krisna, Anantya Rezky, Aryo Sembiring, Asyafriena Alatas, Rhani, Rinaldy, Jarshaka, Christine Natalia, Fanny Nurlita Music by Andhika Triyadi Cinematography Dimas Imam Subhono Edited by Ryan Purwoko, Wilda M. Cahyo A. Production companies Falcon Pictures/Starvision Running time 118 minutes Country Indonesia Language Indonesian