Merupakan film ketujuh dan terakhir dari seri film X-Men – sebelum seri film ini nantinya kemungkinan besar akan dibuat, dirombak ulang, dan diikutsertakan dalam tahapan terbaru Marvel Cinematic Universe oleh Walt Disney Pictures setelah rumah produksi tersebut menyelesaikan proses pembelian rumah produksi pemilik seri film X-Men, 20th Century Fox, X-Men: Dark Phoenix adalah sekuel langsung bagi linimasa pengisahan X-Men: Apocalypse (Bryan Singer, 2016). Jalan ceritanya diadaptasi dari seri komik The Dark Phoenix Saga rilisan Marvel Comics yang sebelumnya telah turut menjadi basis pengisahan bagi X-Men: The Last Stand (Brett Ratner, 2006) dan memberikan fokus cerita khusus pada karakter Jean Grey (Sophie Turner). Keberadaan X-Men: Days of Future Past (Singer, 2014) yang linimasa penceritaannya telah menghapus keberadaan alur kisah X-Men: The Last Stand membuka peluang bagi keberadaan adaptasi teranyar untuk kisah The Dark Phoenix Saga yang kini ditangani langsung oleh Simon Kinberg – yang sebelumnya juga bertugas sebagai penulis naskah bagi X-Men: The Last Stand. Continue reading Review: X-Men: Dark Phoenix (2019)
Tag Archives: X-Men
Review: Logan (2017)
Merupakan film ketiga yang berkisah tentang karakter Wolverine setelah X-Men Origins: Wolverine (Gavin Hood, 2009) dan The Wolverine (James Mangold, 2013), Logan melanjutkan kisah perjalanan sang karakter utama (Hugh Jackman) dengan latarbelakang cerita yang kini berada di tahun 2029. Dengan usianya yang semakin menua, Logan tidak lagi tampil segarang seperti penampilannya dahulu sebagai Wolverine. Ia, bersama dengan seorang mutan lain bernama Caliban (Stephen Merchant), kini tinggal di perbatasan Meksiko sambil merawat Charles Xavier (Patrick Stewart) yang, juga karena usianya yang telah lanjut, hidup sebagai sosok pria pikun yang sering tidak mampu mengontrol kekuatannya. Suatu hari, Logan didatangi oleh seorang perawat bernama Gabriela (Elizabeth Rodriguez) yang meminta agar Logan mengawal seorang anak perempuan bernama Laura (Dafne Keen) ke sebuah lokasi yang disebut sebagai Eden. Tidak ingin terlibat dalam sebuah permasalahan baru, Logan memilih untuk menolak permintaan tersebut. Namun, Charles Xavier memaksa Logan untuk mau menerima keberadaan Laura dan mengungkapkan bahwa Laura juga adalah seorang mutan. Logan masih bersikeras dengan pendapatnya hingga kemudian seorang pria bernama Donald Pierce (Boyd Holbrook) datang dan mencoba untuk merebut paksa Laura. Continue reading Review: Logan (2017)
Review: The Wolverine (2013)
Diperankan oleh Hugh Jackman – yang sepertinya memang terlahir untuk memerankan karakter ini dan kemudian memperoleh popularitas yang semakin besar karenanya, penikmat film dunia diperkenalkan pada karakter Logan alias Wolverine beserta kisah latar belakang kehidupannya melalui dua film seri X-Men (2000 – 2003) arahan Bryan Singer dan satu seri lainnya (X-Men: The Last Stand, 2006) arahan Brett Ratner sebelum akhirnya karakter tersebut mendapatkan filmnya sendiri melalui X-Men Origins: Wolverine arahan Gavin Hood di tahun 2009. Film prekuel tersebut, sayangnya, gagal melanjutkan kesuksesan penceritaan tiga film seri X-Men sebelumnya dan bahkan menenggelamkan karakter Wolverine dengan kehadiran banyak karakter mutan baru – dua diantaranya, Deadpool dan Gambit, bahkan direncanakan akan mendapatkan film mereka tersendiri. Secara sederhana, X-Men Origins: Wolverine justru tidak memberikan ruang yang cukup bagi sang karakter utama untuk menjadi bintang dalam filmnya sendiri.
Review: X-Men: First Class (2011)
Setelah seri ketiga dari franchise X-Men, X-Men: The Last Stand (2006), yang diarahkan oleh Brett Ratner mendapatkan banyak kritikan tajam dari para kritikus film dunia – hal yang kemudian dialami juga oleh spin-off prekuel dari franchise tersebut, X-Men Origins: Wolverine (2009) arahan Gavin Hood – Marvel Studios dan 20th Century Fox sebagai pihak produser kemudian memutuskan untuk memberikan sebuah prekuel penuh bagi franchise X-Men yang kini telah berusia sebelas tahun itu. Dalam X-Men: First Class, penonton dibawa jauh kembali menuju masa – masa ketika Professor X masih belum mengalami kebotakan dan lebih dikenal dengan nama Dr Charles Xavier, Magneto – juga masih lebih dikenal dengan nama Erik Lensherr – belum menemukan dan menggunakan topi baja anehnya serta keduanya masih menjalami masa-masa indah persahabatan mereka.