Tag Archives: Steve Martin

Review: Billy Lynn’s Long Halftime Walk (2016)

Setelah Life of Pi (2012) yang berhasil meraih nominasi Best Picture sekaligus memenangkannya Academy Awards kedua sebagai Best Director dalam ajang The 85th Annual Academy Awards, Ang Lee sepertinya telah jatuh cinta dengan berbagai inovasi teknologi dalam pembuatan film. Kecintaannya tersebut kembali dibuktikan Lee lewat Billy Lynn’s Long Halftime Walk. Lee menginginkan penontonnya untuk merasakan pengalaman yang lebih nyata dan realistis dalam mengikuti kisah yang disajikan. Karenanya, Lee tidak hanya menghadirkan Billy Lynn’s Long Halftime Walk dalam teknologi tiga dimensi seperti halnya Life of Pi. Ia juga menyajikan gambar filmnya dalam jumlah bingkai gambar berkecepatan 120 bingkai gambar setiap detiknya – dimana standar film umum dihadirkan dalam 24 bingkai gambar per detik. Tidak hanya itu, resolusi gambar yang disajikan Lee dalam Billy Lynn’s Long Halftime Walk juga berada pada tingkat resolusi gambar tertinggi untuk saat ini, 4000 piksel. Continue reading Review: Billy Lynn’s Long Halftime Walk (2016)

Review: Home (2015)

home-posterDengan naskah cerita yang ditangani oleh Tom J. Astle dan Matt Ember berdasarkan buku cerita berjudul The True Meaning of Smekday karya Adam Rex, film terbaru buatan DreamWorks Animation, Home, berkisah tentang persahabatan antara seorang gadis bernama Tip (Rihanna) dengan seorang makhluk asing luar angkasa bernama Oh (Jim Parsons). Oh adalah bagian dari sekelompok makhluk asing luar angkasa yang menyebut diri mereka sebagai Boov yang sedang melakukan invasi ke Bumi – meskipun dirinya sendiri sering merasa begitu berbeda dari kawanannya tersebut. Tip sendiri terpisah dari sang ibu, Lucy Tucci (Jennifer Lopez), ketika para Boov mengumpulkan seluruh umat manusia dan merelokasi mereka semua ke Australia sehingga membuat Tip kini hidup sendirian bersama kucingnya, Pig. Meski awalnya tidak begitu menyukai satu sama lain, kesendirian yang mereka hadapi akhirnya menyatukan Tip dan Oh. Oh bahkan kemudian setuju untuk membantu Tip melakukan perjalanan ke Australia untuk bertemu kembali dengan ibunya.

Terlepas dari deretan kesuksesan komersial yang mereka raih, adalah sulit untuk tidak melihat fakta bahwa DreamWorks Animation terasa kesulitan dalam me nghasilkan film-film dengan jalan cerita orisinal – bukan sekuel maupun terhubung dengan film-film rilisan mereka sebelumnya – dalam jangka beberapa tahun terakhir. Bukan kesulitan dalam artian buruk. Namun, jika dibandingkan dengan film-film produksi Pixar Animation Studios atau beberapa studio animasi lainnya, film-film animasi DreamWorks Animation terasa “bermain” terlalu aman dalam jalan penceritaannya, sering mengetengahkan tema yang telah berulangkali dieksekusi film-film Hollywood lainnya meskipun tetap masih mampu memberikan beberapa sentuhan baru dalam penyajiannya.

Home arahan Tim Johnson – yang sebelumnya pernah mengarahkan tiga film DreamWorks Animation lainnya, Antz (1998), Sinbad: Legend of the Seven Seas (2003) dan Over the Hedge (2006), juga menghadapi masalah yang sama. Premis penceritaannya mengenai persahabatan antara dua karakter yang merasa sendirian dalam kehidupan mereka jelas bukanlah sebuah premis yang benar-benar segar. Dan, sayangnya, premis yang telah terlalu familiar tersebut juga gagal untuk diberikan sentuhan penceritaan yang istimewa baik dari naskah cerita yang digarap Astle dan Ember maupun dari pengarahan Johnson sendiri. Dengan jalan cerita yang berfokus pada kisah kekeluargaan dan persahabatan, Home masih mampu memiliki momen-momen hangat dan menghibur dalam penyampaian ceritanya. Sayang, Home tidak pernah mampu tampil lebih dari sekedar beberapa momen hangat dan menghibur tersebut.

Eksekusi Johnson terhadap jalan cerita Home sendiri sebenarnya tidak terlalu buruk. Lihat saja bagaimana tampilan visual film ini yang dipenuhi dengan racikan warna terang yang pastinya akan memikat para penonton muda yang memang menjadi tujuan utama dari film ini. Begitu pula dengan alur penceritaan. Meskipun terasa lamban di bagian awal, Home secara perlahan mulai menghangat dan menampilkan seluruh daya tariknya semenjak pertengahan paruh kedua hingga akhir penceritaan. Home sepertinya benar-benar diperuntukkan bagi para penonton muda dengan sedikit ruang bagi penonton dewasa untuk dapat benar-benar menikmatinya, termasuk dengan sajian guyonan yang dihadirkan di sepanjang penceritaan film.

Dari departemen pengisi suara, Jim Parsons yang mengisisuarakan karakter Oh dan Steve Martin yang mengisisuarakan karakter Captain Smek mampu menjadikan karakter mereka begitu hidup. Rihanna dan Jennifer Lopez sendiri tidak terlalu buruk. Namun chemistry yang tersaji antar karakter mereka, ketika karakter-karakter tersebut digambarkan sebagai pasangan ibu dan anak, terasa sedikit hambar dan kurang hidup. Di sisi lainnya, Rihanna yang juga bertugas memilih rangkaian lagu yang dihadirkan untuk menemani berbagai adegan dalam Home melakukan tugas yang sangat sempurna. Setiap lagu yang hadir dalam film ini – dinyanyikan oleh antara lain Kiesza, Charli XCX serta Rihanna dan Jennifer Lopez sendiri – memberikan nyawa yang lebih kuat (dan segar) bagi penceritaan film. [C]

Home (2015)

Directed by Tim Johnson Produced by Chris Jenkins, Suzanne Buirgy Written by Tom J, Astle, Matt Ember (screenplay), Adam Rex (book, The True Meaning of Smekday) Starring Jim Parsons, Rihanna, Jennifer Lopez, Steve Martin, Matt L. Jones, Brian Stepanek, April Lawrence, Stephen Kearin, Brian Stepanek, Lisa Stewart, April Winchell Music by Lorne Balfe Edited by Jessica Ambinder-Rojas, Alexander Berner Production company DreamWorks Animation Running time 94 minutes Country United States Language English

The 86th Annual Academy Awards Nominations List

oscars-2013The nominations are in! Dan hasilnya… American Hustle dan Gravity sama-sama memimpin daftar nominasi The 86th Annual Academy Awards dengan raihan sebanyak 10 nominasi. Jumlah tersebut diikuti oleh 12 Years a Slave yang berhasil meraih 9 nominasi. Ketiganya sama-sama akan bersaing untuk memperebutkan gelar Best Picture dengan enam film lainnya: Captain Phillips, Dallas Buyers Club, Her, Nebraska, Philomena dan The Wolf of Wall Street. David O. Russell – yang dinominasikan pada kategori Best Director untuk American Hustle – sekali lagi mengulang kesuksesannya pada tahun lalu lewat Silver Linings Playbook dengan keberhasilannya dalam menempatkan keempat pemeran filmnya untuk meraih nominasi di bidang akting: Christian Bale di kategori Best Actor in Leading Role, Amy Adams di kategori Best Actress in a Leading Role, Bradley Cooper di kategori Best Actor in a Supporting Role dan Jennifer Lawrence di kategori Best Actress in a Supporting Role. Secara keseluruhan, American Hustle menjadi film ke-15 di sepanjang pelaksanaan Academy Awards dimana setiap aktornya berhasil mendapatkan nominasi di kategori akting.

Continue reading The 86th Annual Academy Awards Nominations List

Review: Baby Mama (2008)

Setelah sekian lama bekerjasama dalam Saturday Night Live, aktris Tina Fey dan Amy Poehler akhirnya memiliki kesempatan untuk bermain bersama dalam sebuah film layar lebar. Memang, ini bukanlah film pertama yang menampilkan mereka berdua. Poehler pernah tampil sebagai cameo dalam Mean Girls, yang ditulis dan dibintangi oleh Fey. Baby Mama adalah film pertama dimana keduanya berada di posisi sebagai bintang utama.

Continue reading Review: Baby Mama (2008)

The 30th Annual Razzie Awards Nominations

Well… satu hari sebelum Academy Awards mengumumkan jajaran film dan tokoh yang memperoleh nominasi untuk karya terbaik mereka, para anggota The Golden Raspberry Award Foundation juga tak ketinggalan ingin memberikan sebuah “kenang-kenangan” bagi mereka, film dan tokoh, yang telah memberikan “kontribusi” dalam menghasilkan kenangan buruk bagi penonton dalam masa satu tahun terakhir.

Continue reading The 30th Annual Razzie Awards Nominations

Review: It’s Complicated (2009)

Pasca penampilannya yang sangat gemilang di The Devil Wears Prada (2006), aktris Meryl Streep seperti terlahir kembali menjadi seorang aktris baru. Jika dulunya Streep dikenal sebagai seorang aktris dengan kemampuan akting tingkat atas yang selalu memilih-milih peran yang bernuansa Oscar, selepas The Devil Wears Prada, Streep seperti lebih lepas dalam memilih peran-peran yang lebih ringan, sehingga nama Streep terbukti mampu tetap eksis di kalangan penonton film layar lebar generasi baru.

Continue reading Review: It’s Complicated (2009)