Kesuksesan fenomenal 4bia, sebuah film horror Thailand yang memadukan empat cerita berbeda dalam sebuah film, dan kemudian dilanjutkan dengan sekuelnya, yang juga mencapai sukses besar, Phobia 2, sepertinya telah membuat sebagian produser film horror Thailand lainnya tergiur untuk mengeruk keuntungan berdasarkan konsep yang sama. Still (Tai Hong) adalah salah satu film horror yang kemudian mengikuti konsep penggunaan antologi cerita di dalam filmnya.
Diarahkan oleh empat sutradara yang berbeda, empat cerita yang berada dalam film ini diinspirasi dari kisah-kisah horror nyata yang banyak beredar di Thailand. Seperti kisah pertama, Flame, yang terinspirasi dari kisah terbakarnya sebuah klub malam di Bangkok pada malam perayaan tahun baru pada tahun 2009. Disutradarai oleh Chartchai Ketnust, bagian pertama ini menawarkan perpaduan antara kisah romansa yang dipadu dengan kisah mistik mengenai Arm (Akara Amattayakul), seorang pria yang selamat dari kebakaran sebuah klub malam, namun masih dihantui oleh kematian sang istri, Pang (Pimonrut Pisunlayabood), yang tak mampu diselamatkannya kala itu.
Kisah kedua beralih dan berlatar belakang di sebuah penjara. Disutradarai oleh Manussa Vorasingha, Imprison mengisahkan seorang narapidana, Gong (Sattawat Settakorn), yang teman satu sel-nya baru saja ditemukan tewas gantung diri. Tentu saja, ketika ia harus kembali ditahan di dalam sel tersebut, ia dihantui berbagai pemikiran bahwa arwah temannya tersebut masih berada di sel tersebut untuk menghantuinya.
Mengingatkan akan kisah Dark Water, sebuah film horror Jepang yang sempat diadaptasi oleh Hollywood dengan judul sama pada tahun 2005, kisah ketiga mengisahkan mengenai satu penghuni apartemen yang merasa mulai ketakutan ketika berbagai bagian potongan tubuh kecil mulai ditemukan dalam air yang mengalir ke apartemen mereka. Disutradarai oleh Tanwarin Sukkhapisit, cerita berjudul Revenge ini kemudian mengarahkan Nuan (Supaksorn Chaimongkol) untuk menyelidiki keanehan tersebut hingga ke menara tempat penyedia air apartemen tersebut.
Seperti halnya 4bia, Still juga menyuguhkan sebuah kisah horror yang berbalut komedi di bagian keempat ceritanya. Disutradai oleh Poj Arnon, yang juga menjadi co-director dari ketiga film pendek sebelumnya, Haunting Motel mengisahkan mengenai dua orang sahabat, Phii Naknaen (Kachapa Tancharoen) dan Thua (Ratchanont Sukpragawp), yang menyewa seorang pelacur, Phii Dao (Mai Charoenpura), untuk melayani hasrat nafsu mereka. Sialnya, kamar motel yang mereka sewa, yang dikelola oleh seorang wanita tua misterius (Vasana Chalakorn), ternyata adalah sebuah kamar yang dapat memberikan mimpi buruk bagi mereka bertiga.
Dibuka dengan sebuah adegan yang sepertinya menghubungkan seluruh karakter yang ada di film ini, kualitas empat cerita yang dihadirkan dalam film yang juga dirilis lewat judul Die a Violent Death ini sepertinya belum mampu berbicara terlalu banyak. Dari empat kisah yang diberikan, harus diakui bahwa kisah terakhir, Haunting Motel, merupakan bagian terbaik dari film ini. Dan hal itu bahkan bukan karena adegan-adegan horror yang ditampilkan, melainkan deretan adegan komedi yang sangat berhasil untuk menghibur setiap penontonnya.
Sebenarnya, film ini mampu dapat memberikan sesuatu yang lebih kepada para penontonnya. Lihat saja bagaimana Flame dikemas dengan sangat apik menggunakan tata efek yang tidak buruk. Namun begitu, kisah tersebut justru terasa sebagai bagian terlemah karena porsi antara horror dan romansa yang ditawarkan tidak diberikan dalam kadar yang seimbang. Ketika film tersebut diletakkan di bagian awal film, penonton yang telah mengharapkan untuk disajikan berbagai adegan horror justru menjadi kecewa dan berkurang hasratnya untuk melanjutkan ke kisah berikutnya.
Dua kisah yang berada di tengah film, Imprison dan Revenge, tidak tampil begitu buruk, walau juga tidak begitu istimewa. Dari sisi teknikal, Still tidak tampil mengecewakan. Dengan tata pencahayaan yang gelap untuk mendukung mood gloomy yang ingin dibawakan seluruh cerita dalam film ini, terutama pada segmen Imprison, penonton sepertinya akan dapat merasakan dinginnya jalan cerita yang dihadirkan lewat tampilan gambar yang diberikan.
Tidak ada yang sangat istimewa dari Still, khususnya jika Anda adalah penggemar film-film horror Thailand. Beberapa adegan berhasil memberikan kejutan horrornya dengan baik, namun secara keseluruhan, Still masih berkualitas jauh di bawah 4bia. Walau begitu, film horror yang satu ini rasanya masih layak untuk disimak, khususnya bagian akhir, Haunting Motel, yang merupakan bagian terbaik sekaligus bagian paling menghibur dari film ini.
Rating: 3 / 5

Tai Hong (Still) (2010)
Directed by Chartchai Ketnust, Manussa Vorasingha, Tanwarin Sukkhapisit, Poj Arnon Produced by Thawatchai Phanpakdee, Poj Arnon Written by Patana Chirawong, Manussa Vorasingha, Tosaporn Mongkol, Tanwarin Sukkhapisit, Poj Arnon Starring Mai Charoenpura, Akara Amattayakul, Supaksorn Chaimongkol, Kachapa Tungcharoen, Sattawat Settakorn, Auttaporn Teemakorn, Pimonrut Pisunlayabood, Weeradit Srimalai, Wasana Chalakorn, Rutchanon Sookprakorb, Arissara Thongsorisut, Anchalee Saisoontorn, Primrata Dejudom, Yaowaluck Mekkulwiroj, Samuch Chaisuwan, Watcharayu Suradech, Tanutchai Nattigon, Chonlawat Intarapan, Siwat Ngamnararat, Poommasit Tangpinitkran, Thep Ammaritt, Yothin Marpobpan, Nattapong Newachuen, Noppawan Chamnarnchang Music by Giant Wave Cinematography Sittipong Kongtong, Wison Jiraungkoonsakun, Nikorn Sripongwarakul, Panya Nimchapoenpong Editing by Soline Guyonneau Distributed by Phranakorn Film (TH). Running time 103 minutes Country Thailand Language Thai
wah..gw malah ngasih penilaian 1/5 buat film ini… bener2 mengecewakan…
mgkn karna uda expect lumayan tinggi dan liat trailernya kliatan menjanjijan…
bahkan film ini mnurut gw pribadi sama busuk nya dgn haunted university yg blakangan kluar juga…
jauh bgt kualitasnya sama 4bia dan Phobia-2 yg emang perfect buat ukuran horor athalogy 🙂
Bagus, ah. dibandingkan horor koya pagayo atau nayato itu. tapi emang nggak sebagus phobia.
cacad pilemnya,, masih serem art of the devil 2.3.. sama phobia