Tag Archives: Jim Parsons

Review: The Boys in the Band (2020)

Mereka yang menyaksikan film The Boys in the Band versi teranyar rilisan Netflix jelas dapat merasakan bagaimana banyak bagian dari alur cerita film ini terasa cukup usang jika dibandingkan dengan film-film bertema serupa yang dirilis pada beberapa tahun terakhir. Mengulik seputar kehidupan kaum homoseksual di kota New York, Amerika Serikat, The Boys in the Band mendasarkan kisahnya pada sebuah drama panggung berjudul sama garapan Mart Crowley yang ditampilkan untuk pertama kali pada tahun 1968 – suatu era dimana kaum homoseksual masih belum diterima keberadaannya oleh khalayak luas di Amerika Serikat. Dengan tema cerita yang saat itu masih dinilai kontroversial dan belum banyak diangkat untuk konsumsi publik luas, drama panggung The Boys in the Band ternyata mampu menarik banyak perhatian sekaligus mencetak sukses besar selama masa pementasannya. Hollywood lantas mencoba untuk menterjemahkan kesuksesan tersebut melalui sebuah adaptasi film layar lebar yang diarahkan William Friedkin yang dirilis pada tahun 1970. Continue reading Review: The Boys in the Band (2020)

Review: Hidden Figures (2016)

This review was originally published on January 02, 2017 and being republished as the movie hits Indonesian theaters today.

Berdasarkan naskah cerita yang digarap oleh Theodore Melfi dan Allison Schroeder yang mengadaptasi buku berjudul sama karya Margot Lee Shetterly, Hidden Figures berlatarbelakang di Amerika Serikat pada tahun 1960an. Pada saat tersebut, warga berkulit berwarna masih dipandang sebagai warga negara kelas dua dengan hak-hak sipil mereka masih seringkali terabaikan oleh negara. Dalam kondisi tersebut, tiga orang wanita berkulit berwarna dengan kemampuan Matematika yang handal, Katherine Johnson (Taraji P. Henson), Dorothy Vaughan (Octavia Spencer) dan Mary Jackson (Janelle Monáe), mulai meniti karir mereka di National Aeronautics and Space Administration. Jelas bukan persoalan mudah. Dengan warna kulit yang mereka miliki, ketiganya sering dipandang sebagai sosok yang tidak memiliki kemampuan apapun. Meskipun begitu, ketiganya tidak menyerah begitu saja. Dengan kecerdasan dan kemampuan yang mereka miliki, ketiganya kini tercatat sebagai tiga tokoh penting yang membantu NASA untuk mengorbitkan astronot pertama mereka, John Glenn (Glen Powell), ke angkasa luar. Continue reading Review: Hidden Figures (2016)

Review: Home (2015)

home-posterDengan naskah cerita yang ditangani oleh Tom J. Astle dan Matt Ember berdasarkan buku cerita berjudul The True Meaning of Smekday karya Adam Rex, film terbaru buatan DreamWorks Animation, Home, berkisah tentang persahabatan antara seorang gadis bernama Tip (Rihanna) dengan seorang makhluk asing luar angkasa bernama Oh (Jim Parsons). Oh adalah bagian dari sekelompok makhluk asing luar angkasa yang menyebut diri mereka sebagai Boov yang sedang melakukan invasi ke Bumi – meskipun dirinya sendiri sering merasa begitu berbeda dari kawanannya tersebut. Tip sendiri terpisah dari sang ibu, Lucy Tucci (Jennifer Lopez), ketika para Boov mengumpulkan seluruh umat manusia dan merelokasi mereka semua ke Australia sehingga membuat Tip kini hidup sendirian bersama kucingnya, Pig. Meski awalnya tidak begitu menyukai satu sama lain, kesendirian yang mereka hadapi akhirnya menyatukan Tip dan Oh. Oh bahkan kemudian setuju untuk membantu Tip melakukan perjalanan ke Australia untuk bertemu kembali dengan ibunya.

Terlepas dari deretan kesuksesan komersial yang mereka raih, adalah sulit untuk tidak melihat fakta bahwa DreamWorks Animation terasa kesulitan dalam me nghasilkan film-film dengan jalan cerita orisinal – bukan sekuel maupun terhubung dengan film-film rilisan mereka sebelumnya – dalam jangka beberapa tahun terakhir. Bukan kesulitan dalam artian buruk. Namun, jika dibandingkan dengan film-film produksi Pixar Animation Studios atau beberapa studio animasi lainnya, film-film animasi DreamWorks Animation terasa “bermain” terlalu aman dalam jalan penceritaannya, sering mengetengahkan tema yang telah berulangkali dieksekusi film-film Hollywood lainnya meskipun tetap masih mampu memberikan beberapa sentuhan baru dalam penyajiannya.

Home arahan Tim Johnson – yang sebelumnya pernah mengarahkan tiga film DreamWorks Animation lainnya, Antz (1998), Sinbad: Legend of the Seven Seas (2003) dan Over the Hedge (2006), juga menghadapi masalah yang sama. Premis penceritaannya mengenai persahabatan antara dua karakter yang merasa sendirian dalam kehidupan mereka jelas bukanlah sebuah premis yang benar-benar segar. Dan, sayangnya, premis yang telah terlalu familiar tersebut juga gagal untuk diberikan sentuhan penceritaan yang istimewa baik dari naskah cerita yang digarap Astle dan Ember maupun dari pengarahan Johnson sendiri. Dengan jalan cerita yang berfokus pada kisah kekeluargaan dan persahabatan, Home masih mampu memiliki momen-momen hangat dan menghibur dalam penyampaian ceritanya. Sayang, Home tidak pernah mampu tampil lebih dari sekedar beberapa momen hangat dan menghibur tersebut.

Eksekusi Johnson terhadap jalan cerita Home sendiri sebenarnya tidak terlalu buruk. Lihat saja bagaimana tampilan visual film ini yang dipenuhi dengan racikan warna terang yang pastinya akan memikat para penonton muda yang memang menjadi tujuan utama dari film ini. Begitu pula dengan alur penceritaan. Meskipun terasa lamban di bagian awal, Home secara perlahan mulai menghangat dan menampilkan seluruh daya tariknya semenjak pertengahan paruh kedua hingga akhir penceritaan. Home sepertinya benar-benar diperuntukkan bagi para penonton muda dengan sedikit ruang bagi penonton dewasa untuk dapat benar-benar menikmatinya, termasuk dengan sajian guyonan yang dihadirkan di sepanjang penceritaan film.

Dari departemen pengisi suara, Jim Parsons yang mengisisuarakan karakter Oh dan Steve Martin yang mengisisuarakan karakter Captain Smek mampu menjadikan karakter mereka begitu hidup. Rihanna dan Jennifer Lopez sendiri tidak terlalu buruk. Namun chemistry yang tersaji antar karakter mereka, ketika karakter-karakter tersebut digambarkan sebagai pasangan ibu dan anak, terasa sedikit hambar dan kurang hidup. Di sisi lainnya, Rihanna yang juga bertugas memilih rangkaian lagu yang dihadirkan untuk menemani berbagai adegan dalam Home melakukan tugas yang sangat sempurna. Setiap lagu yang hadir dalam film ini – dinyanyikan oleh antara lain Kiesza, Charli XCX serta Rihanna dan Jennifer Lopez sendiri – memberikan nyawa yang lebih kuat (dan segar) bagi penceritaan film. [C]

Home (2015)

Directed by Tim Johnson Produced by Chris Jenkins, Suzanne Buirgy Written by Tom J, Astle, Matt Ember (screenplay), Adam Rex (book, The True Meaning of Smekday) Starring Jim Parsons, Rihanna, Jennifer Lopez, Steve Martin, Matt L. Jones, Brian Stepanek, April Lawrence, Stephen Kearin, Brian Stepanek, Lisa Stewart, April Winchell Music by Lorne Balfe Edited by Jessica Ambinder-Rojas, Alexander Berner Production company DreamWorks Animation Running time 94 minutes Country United States Language English

Review: The Muppets (2011)

Disiarkan pertama kali sebagai sebuah serial televisi pada tahun 1976, The Muppet Show kemudian tumbuh menjadi sebuah acara keluarga yang mendapatkan begitu banyak penggemar berkat penulisan jalan cerita bernuansa komedi yang dinilai benar-benar cerdas sekaligus menghibur – dan ditambah dengan konsistensi untuk menghadirkan para bintang Hollywood ternama sebagai bintang tamu di setiap episodenya. Acara serial komedi musikal tersebut kemudian tumbuh dan berkembang menjadi salah satu franchise yang paling dikenal di dunia dan terus mampu mempertahankan kepopulerannya dengan perilisan film, serial televisi maupun album musik yang memanfaatkan nama The Muppets hingga saat ini. Setelah terakhir kali merilis Muppet from Space di tahun 1999, The Muppets hadir lagi untuk memuaskan kerinduan para penggemarnya dengan merilis sebuah film layar lebar yang diberi judul cukup sederhana, The Muppets.

Continue reading Review: The Muppets (2011)