Merupakan film ketujuh dan terakhir dari seri film X-Men – sebelum seri film ini nantinya kemungkinan besar akan dibuat, dirombak ulang, dan diikutsertakan dalam tahapan terbaru Marvel Cinematic Universe oleh Walt Disney Pictures setelah rumah produksi tersebut menyelesaikan proses pembelian rumah produksi pemilik seri film X-Men, 20th Century Fox, X-Men: Dark Phoenix adalah sekuel langsung bagi linimasa pengisahan X-Men: Apocalypse (Bryan Singer, 2016). Jalan ceritanya diadaptasi dari seri komik The Dark Phoenix Saga rilisan Marvel Comics yang sebelumnya telah turut menjadi basis pengisahan bagi X-Men: The Last Stand (Brett Ratner, 2006) dan memberikan fokus cerita khusus pada karakter Jean Grey (Sophie Turner). Keberadaan X-Men: Days of Future Past (Singer, 2014) yang linimasa penceritaannya telah menghapus keberadaan alur kisah X-Men: The Last Stand membuka peluang bagi keberadaan adaptasi teranyar untuk kisah The Dark Phoenix Saga yang kini ditangani langsung oleh Simon Kinberg – yang sebelumnya juga bertugas sebagai penulis naskah bagi X-Men: The Last Stand.
Berlatar belakang waktu pengisahan di tahun 1992, dengan pengisahan yang berlangsung beberapa waktu setelah berbagai konflik yang dikisahkan pada X-Men: Apocalypse, X-Men: Dark Phoenix menggambarkan situasi dimana para mutan kini telah mulai dapat hidup berdampingan dengan umat manusia. Bahkan, dalam beberapa keadaan genting, pemerintah Amerika Serikat akan menghubungi Charles Xavier/Professor X (James McAvoy) untuk meminta bantuan para mutan yang tergabung dalam X-Men. Dalam sebuah krisis yang terjadi di angkasa luar, Charles Xavier/Professor X lantas mengirimkan Raven Darkhölme/Mystique (Jennifer Lawrence), Hank McCoy/Beast (Nicholas Hoult), Jean Grey/Phoenix (Turner), Scott Summers/Cyclops (Tye Sheridan), Ororo Munroe/Storm (Alexandra Shipp), Kurt Wagner/Nightcrawler (Kodi Smit-McPhee), dan Peter Maximoff/Quicksilver (Evan Peters) untuk menyelamatkan para astronot yang terjebak di pesawat mereka. Misi berhasil dilaksanakan. Namun, sebuah ledakan energi yang terjadi ternyata memberikan pengaruh besar pada fisik dan mental Jean Grey/Phoenix. Pengaruh yang lantas membawa perubahan fatal bagi para mutan dan orang-orang yang berada di sekitar mereka.
X-Men: Dark Phoenix menawarkan kualitas penulisan cerita yang lebih kuat jika dibandingkan dengan X-Men: Apocalypse. Namun, pengisahan film ini jelas masih gagal untuk mengikuti jejak gemilang yang sebelumnya telah berhasil disajikan oleh X-Men: First Class (Matthew Vaughn, 2011) dan X-Men: Days of Future Past. Meskipun telah terlibat menjadi produser sekaligus penulis naskah bagi beberapa seri film X-Men sebelumnya, Kinberg – yang melakukan debut pengarahan film layar lebarnya melalui film ini – masih terasa terbata dalam menemukan ritme pengisahan film yang sesuai. Dengan naskah cerita yang telah familiar namun dijadikan sebagai konklusi bagi laur pengisahan yang telah berjalan hampir selama dua dekade, X-Men: Dark Phoenix dieksekusi dengan warna cerita yang cenderung membosankan. Pengelolaan konflik dan karakter tampil setengah matang. Lihat saja bagaimana karakter Jean Grey yang begitu mematikan ketika emosinya tidak terkontrol atau karakter makhluk luar angkasa bernama Vuk (Jessica Chastain) yang memiliki ambisi besar untuk menguasai planet Bumi sama-sama tampil hambar dan jauh dari mengesankan – karakter Jean Grey tidak pernah terasa menakutkan sementara karakter Vuk tampil menggelikan.
Entah karena proses produksi film yang beberapa kali mengalami kendala atau dikarenakan naskah cerita yang memang tidak mampu bergerak untuk lebih lugas lagi, X-Men: Dark Phoenix tersaji sebagai presentasi yang hadir tanpa energi pengisahan yang menarik. Beruntung, film ini masih memiliki barisan pengisi departemen akting yang masih dengan rela memberikan penampilan akting terbaik mereka – walau mungkin hanya untuk menyelesaikan kontrak kerja yang sebelumnya telah mereka tandatangani. Kehadiran Michael Fassbender sebagai karakter Erik Lehnsherr/Magneto di paruh pertengahan film memberikan sokongan kuat bagi ritme film yang semenjak awal terasa berjalan setengah hati. Begitu pula dengan penampilan Lawrence, Turner, Hoult, dan Chastain – terlepas dari betapa lemah dan terbatasnya pengisahan yang diberikan pada karakter-karakter yang mereka perankan. Karakter Charles Xavier/Professor X yang diperankan McAvoy mendapatkan sentuhan warna politis yang cukup kuat dan McAvoy berhasil menggulirkan karakter tersebut dengan sempurna. Ketika Walt Disney Pictures nantinya akan menyertakan X-Men dalam rangkaian Marvel Cinematic Universe, jelas adalah pilihan yang sangat bijak untuk tetap mempertahankan keberadaan McAvoy dan Fassbender dalam peran mereka.
Cukup mengecewakan melihat sebuah seri film pahlawan super seperti X-Men – yang bahkan telah memulai perjalanannya jauh sebelum gegap gempita Marvel Cinematic Universe dan seri pahlawan super lainnya menguasai Hollywood – berakhir dengan presentasi yang datar dan mudah untuk dilupakan begitu saja seperti X-Men: Dark Phoenix. Paruh ketiga pengisahan film yang tampil penuh dengan adegan aksi dan tata musik garapan Hans Zimmer mungkin masih mampu menjadi bagian titik terang dalam kegelapan kualitas pengisahan film ini. Tetap saja, para penikmat X-Men layak mendapatkan tampilan yang jauh lebih bagus daripada apa yang dihadirkan Kinberg. Bukan film X-Men terburuk – X-Men: The Last Stand dan X-Men: Apocalypse masih memegang gelar kehormatan tersebut – namun X-Men: Dark Phoenix jelas bukanlah sebuah karya yang cukup layak untuk diumbar dan dibanggakan. [C]
X-Men: Dark Phoenix (2019)
Directed by Simon Kinberg Produced by Simon Kinberg, Hutch Parker, Lauren Shuler Donner Written by Simon Kinberg (screenplay), Stan Lee, Jack Kirby (comics, X-Men), Chris Claremont, John Byrne, Dave Cockrum (comics, The Dark Phoenix Saga) Starring James McAvoy, Michael Fassbender, Jennifer Lawrence, Nicholas Hoult, Sophie Turner, Tye Sheridan, Alexandra Shipp, Kodi Smit-McPhee, Evan Peters, Jessica Chastain, Kota Eberhardt, Andrew Stehlin, Scott Shepherd, Hannah Anderson, Ato Essandoh, Brian d’Arcy James, Lamar Johnson, Halston Sage, Chris Claremont, Summer Fontana Music by Hans Zimmer Cinematography Mauro Fiore Edited by Lee Smith Production company 20th Century Fox/The Donners’ Company/Marvel Entertainment/TSG Entertainment Running time 114 minutes Country United States Language English
2 thoughts on “Review: X-Men: Dark Phoenix (2019)”