Tag Archives: Rob Delaney

Review: Wrath of Man (2021)

Dalam film teranyarnya, Wrath of Man, Guy Ritchie (The Gentlemen, 2019) kembali mengarahkan Jason Statham yang sebelumnya turut berperan dalam tiga film yang mengawali karir penyutradaraan Ritchie, Lock, Stock & Two Smoking Barrells (1998), Snatch (2000), dan Revolver (2005). Statham berperan sebagai Patrick Hill, seorang pria yang baru saja mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan keamanan pengelola mobil lapis baja bernama Fortico Security. Bertugas untuk menghantarkan barang berharga atau uang dalam jumlah besar, Patrick Hill dan rekan-rekannya seringkali harus berhadapan dengan bahaya yang datang dari kawanan penjahat yang berusaha untuk merebut bawaan mereka. Meskipun begitu, berbekal pengalamannya bekerja di sebuah perusahaan keamanan di Eropa, Patrick Hill tidak ragu untuk melawan jika ada yang berusaha untuk mengganggu pekerjaannya – hal yang dibuktikan ketika ia dan dua rekannya, Haiden Blaire (Holt McCallany) dan Dave Hancock (Josh Hartnett), dihadang oleh sekelompok perampok dalam tugas mereka. Di saat yang bersamaan, kemampuan Patrick Hill untuk melawan membuat sejumlah orang lantas mempertanyakan siapa sosok Patrick Hill yang sebenarnya. Continue reading Review: Wrath of Man (2021)

Review: Tom & Jerry (2021)

Apakah Anda tahu bahwa pasangan karakter kucing dan tikus, Thomas D. Cat dan Jerome A. Mouse – atau yang lebih popular dengan nama panggilan mereka, Tom dan Jerry, yang dikreasikan oleh William Hanna dan Joseph Barbera pernah memenangkan Academy Awards? Sebelum popular sebagai tontonan jutaan mata di seluruh dunia melalui serial televisi animasi yang mengudara semenjak tahun 1975, Hanna dan Barbera menjadikan karakter Tom dan Jerry sebagai bintang bagi 141 film animasi pendek mereka yang diproduksi dan dirilis oleh Metro-Goldwyn-Mayer Studios dari tahun 1940 hingga tahun 1958. Pada era inilah Tom & Jerry berhasil memenangkan kategori Best Animated Short Film di ajang Academy Awards sebanyak tujuh kali. Tom & Jerry: The Movie yang diarahkan oleh Phil Roman dan dirilis pada tahun 1992 menjadi film pertama dari seri Tom & Jerry yang ditayangkan di layar bioskop. Hampir tiga dekade kemudian, Warner Bros. Pictures mencoba membangkitkan kembali kepopuleran Tom & Jerry dengan memproduksi sebuah film berjudul sama yang menempatkan karakter animasi Tom dan Jerry pada gambaran kehidupan nyata sebagai latar belakang pengisahannya. Continue reading Review: Tom & Jerry (2021)

Review: Bombshell (2019)

Pada Juli 2016, industri media Amerika Serikat dihebohkan dengan kabar tuntutan hukum yang diajukan kepada pemimpin Fox News, Roger Ailes, oleh salah satu mantan pembawa acara beritanya, Gretchen Carlson, dengan tuduhan bahwa Ailes melakukan tindak pemecatan kepada Carlson karena dirinya menolak untuk berhubungan seksual dengan Ailes. Dengan kapasitas Fox News sebagai salah satu media konservatif terbesar dan paling berpengaruh di Amerika Serikat, berita tersebut terus bergulir dan menimbulkan banyak dugaan tindakan pelecehan seksual lain yang terjadi di perusahaan tersebut terhadap para karyawan perempuannya. Sejumlah perempuan, baik yang sedang maupun pernah bekerja di Fox News, kemudian memberikan kesaksian tambahan atas keberadaan tindakan pelecehan seksual yang tidak hanya dilakukan oleh Ailes namun juga oleh beberapa petinggi Fox News lainnya. Ketika Megyn Kelly – yang merupakan pembawa acara perempuan Fox News paling popular – turut memperkuat tuduhan kepada Ailes, posisi Ailes sebagai pimpinan Fox News serta tokoh yang disegani di industri media Amerika Serikat segera jatuh dan tak lagi terselamatkan. Continue reading Review: Bombshell (2019)

Review: Last Christmas (2019)

Last Christmas, I gave you my heart. But the very next day you gave it away.

Bayangkan jika Anda adalah seorang penulis naskah sekaliber Emma Thompson yang di waktu senggangnya secara tidak sengaja mendengarkan lagu Last Christmas (1984) milik Wham! dan lantas menginspirasi untuk menuliskan garisan cerita berdasarkan… well… lirik lagu tersebut. Hal ini yang terjadi pada film terbaru arahan Paul Feig (A Simple Favor, 2018), Last Christmas, dimana Thompson bersama dengan penulis naskah Bryony Kimmings mengembangkan barisan lirik dari salah satu lagu bertema Natal terpopular sepanjang masa tersebut menjadi sebuah presentasi kisah drama komedi romantis dengan menempatkan Emilia Clarke dan Henry Golding untuk memerankan dua karakter utamanya. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Meskipun memiliki paruh ketiga pengisahan yang tergolong lemah, Last Christmas berhasil dikemas sebagai presentasi yang dipenuhi dengan banyak momen manis yang akan cukup mampu menggugah sisi emosional para penontonnya. Continue reading Review: Last Christmas (2019)

Review: Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (2019)

Suka atau tidak, sulit untuk membantah bahwa keterlibatan Dwayne Johnson pada Fast Five (Justin Lin, 2011) telah memberikan energi baru yang sangat dibutuhkan oleh seri film The Fast and the Furious. Setelah kesuksesan The Fast and the Furious (Rob Cohen, 2001), dua sekuel yang mengikutinya, 2 Fast 2 Furious (John Singleton, 2003) dan The Fast and the Furious: Tokyo Drift (Lin, 2006), tidak mampu menyamai raihan komersial yang didapatkan oleh film perdana dari seri film yang telah melambungkan nama Vin Diesel, Paul Walker, Michelle Rodriguez, dan Jordana Brewster ini. Film keempat, Fast & Furious (Lin, 2009), memang bernasib sedikit lebih baik dari dua film sebelumnya namun, tetap saja, masih terasa berada di bawah capaian The Fast and the Furious. Keberadaan Johnson di Fast Five dan tiga sekuel berikutnya terbukti mampu meningkatkan daya tarik seri film ini bagi banyak penikmat film dunia dengan raihan komersial yang terus meningkat di setiap film – dengan Fast & Furious 7 (James Wan, 2015) dan Fast & Furious 8 (F. Gary Gray, 2017) mampu meraih pendapatan sebesar lebih dari US$1 milyar – dan bahkan secara perlahan turut menarik hati para kritikus film yang mulai memandang seri film The Fast and the Furious sebagai salah satu seri film aksi paling menghibur di era modern Hollywood. Continue reading Review: Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (2019)

Review: The Hustle (2019)

Di tahun 1988, Steve Martin dan Michael Caine membintangi komedi Dirty Rotten Scoundrels arahan Frank Oz yang merupakan versi buat ulang dari Bedtime Story (Ralph Levy, 1964) dan berkisah mengenai dua orang penipu yang saling bersaing untuk merebut perhatian seorang wanita kaya untuk mendapatkan hartanya. Di tahun 2019, Bedtime Story dan Dirty Rotten Scoundrels dijadikan basis bagi jalan pengisahan The Hustle yang masih menawarkan premis serupa namun kini menempatkan dua sosok karakter perempuan sebagai karakter sentral cerita. Merupakan film yang menjadi debut pengarahan film layar lebar bagi sutradara Chris Addison, The Hustle bercerita tentang dua orang wanita, Josephine Chesterfield (Anne Hathaway) dan Penny Rust (Rebel Wilson), yang sama-sama memiliki kegemaran untuk menipu para pria hidung belang guna mendapatkan uang mereka. Persaingan keduanya memuncak ketika Josephine Chesterfield dan Penny Rust sama-sama mengincar seorang milyuner internet, Thomas Westerburg (Alex Sharp), yang membuat keduanya mengeluarkan strategi terbaik mereka untuk dapat mengalahkan pesaing mereka. Continue reading Review: The Hustle (2019)

Review: Deadpool 2 (2018)

Merupakan salah satu dari beberapa karakter milik Marvel Comics yang masih belum diikutsertakan dalam jalinan kisah Marvel Cinematic Universe, perilisan Deadpool (Tim Miller, 2016) jelas memberikan kejutan yang sangat menyenangkan baik bagi Marvel Studios maupun 20th Century Fox. Bagaimana tidak. Setelah melalui proses pengembangan yang telah berjalan hampir selama dua dekade dan terus dianggap sebagai sebuah proyek yang tidak terlalu diunggulkan, film yang dibuat dengan biaya produksi “hanya” sejumlah US$58 juta tersebut kemudian berhasil meraih kesuksesan komersial dengan raihan pendapatan sebesar lebih dari US$780 juta di sepanjang masa rilisnya sekaligus mendapatkan pujian luas dari para kritikus film dunia. Kesuksesan tersebut kini berusaha diulangi kembali lewat sekuelnya, Deadpool 2, yang menjanjikan formula pengisahan yang memiliki rating dewasa seperti film pendahulunya namun dengan porsi yang lebih dimaksimalkan lagi. Continue reading Review: Deadpool 2 (2018)