Tag Archives: Josh Brolin

Review: Dune (2021)

Kompleksnya pengembangan tema, konflik, karakter, serta bangunan dunia yang menjadi latar belakang penceritaan dari novel fiksi ilmiah Dune garapan penulis asal Amerika Serikat, Frank Herbert, telah memikat banyak penikmat karya sastra semenjak diterbitkan pertama kali pada tahun 1965. Rumitnya penuturan Dune juga yang kemudian membuat novel tersebut sukar untuk diadaptasi ke dalam berbagai bentuk media pengisahan yang lain. Bukan berarti tidak ada yang berani untuk mencoba. Di tahun 1970an, sutradara Alejandro Jodorowsky menghabiskan waktu tiga tahun untuk mengadaptasi Dune menjadi sebuah film berdurasi sepuluh jam yang direncanakan akan dibintangi nama-nama seperti Salvador Dalí, Orson Welles, David Carradine, Alain Delon, Udo Kier, dan Mick Jagger sebelum akhirnya menyerah dikarenakan perkiraan biaya produksi yang terus meningkat. Continue reading Review: Dune (2021)

Review: Avengers: Endgame (2019)

Lima tahun setelah Thanos (Josh Brolin) menjentikkan jarinya dan menghapus separuh peradaban manusia dari atas permukaan Bumi – seperti yang dikisahkan pada Avengers: Inifinity War (Anthony Russo, Joe Russo, 2018), para anggota Avengers yang tersisa, Tony Stark/Iron Man (Robert Downey, Jr.), Steve Rogers/Captain America (Chris Evans), Bruce Banner/Hulk (Mark Ruffalo), Thor (Chris Hemsworth), Natasha Romanoff/Black Widow (Scarlett Johansson), Clint Barton/Hawkeye (Jeremy Renner), dan James Rhodes/War Machine (Don Cheadle), masih berupaya melupakan kepedihan hati mereka atas kekalahan di medan peperangan sekaligus hilangnya orang-orang yang mereka cintai. Di saat yang bersamaan, para anggota Avengers yang tersisa tersebut juga masih terus mencari cara untuk menemukan keberadaan Thanos dan membuatnya memperbaiki segala kerusakan yang telah ia sebabkan ketika menggunakan Infinity Stones. Harapan muncul ketika Scott Lang/Ant-Man (Paul Rudd) yang ternyata selamat dari tragedi yang disebabkan jentikan jari Thanos dan kemudian mendatangi markas Avengers dengan sebuah ide yang dapat menghadapkan kembali para Avengers dengan  musuh besar mereka. Continue reading Review: Avengers: Endgame (2019)

Review: Sicario: Day of the Soldado (2018)

Merupakan sekuel dari Sicario arahan Denis Villeneuve yang berhasil meraih kesuksesan baik secara kritikal maupun secara komersial ketika dirilis pada tahun 2015 yang lalu, Sicario: Day of the Soldado kini memberikan fokus yang penuh pada karakter agen rahasia Alejandro Gillick yang diperankan oleh Benicio del Toro. Dikisahkan, setelah terjadinya sebuah peristiwa bom bunuh diri di sebuah supermarket, pemerintah Amerika Serikat memberikan kuasa penuh bagi Central Intelligence Agency untuk memerangi kartel obat-obatan terlarang asal Meksiko yang diduga turut menyelundupkan teroris ke wilayah Amerika Serikat dalam setiap operasi mereka. Bekerjasama dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, agen Matt Graver (Josh Brolin) lantas berencana untuk menimbulkan konflik antara para kartel obat-obatan terlarang asal Meksiko dengan tujuan agar mereka saling memerangi satu sama lain. Matt Graver lantas merekrut agen rahasia Alejandro Gillick (del Toro) untuk menculik puteri salah seorang pimpinan kartel paling berpengaruh, Isabela Reyes (Isabela Moner), dan merancang agar pertistiwa tersebut terlihat seperti dilakukan oleh kelompok kartel saingan. Rencana tersebut awalnya berjalan lancar. Sial, dalam perjalanannya, konflik justru semakin melebar dan membuat pihak militer Amerika Serikat harus berhadapan dengan pihak kepolisian Meksiko. Continue reading Review: Sicario: Day of the Soldado (2018)

Review: Deadpool 2 (2018)

Merupakan salah satu dari beberapa karakter milik Marvel Comics yang masih belum diikutsertakan dalam jalinan kisah Marvel Cinematic Universe, perilisan Deadpool (Tim Miller, 2016) jelas memberikan kejutan yang sangat menyenangkan baik bagi Marvel Studios maupun 20th Century Fox. Bagaimana tidak. Setelah melalui proses pengembangan yang telah berjalan hampir selama dua dekade dan terus dianggap sebagai sebuah proyek yang tidak terlalu diunggulkan, film yang dibuat dengan biaya produksi “hanya” sejumlah US$58 juta tersebut kemudian berhasil meraih kesuksesan komersial dengan raihan pendapatan sebesar lebih dari US$780 juta di sepanjang masa rilisnya sekaligus mendapatkan pujian luas dari para kritikus film dunia. Kesuksesan tersebut kini berusaha diulangi kembali lewat sekuelnya, Deadpool 2, yang menjanjikan formula pengisahan yang memiliki rating dewasa seperti film pendahulunya namun dengan porsi yang lebih dimaksimalkan lagi. Continue reading Review: Deadpool 2 (2018)

Review: Avengers: Infinity War (2018)

Bayangkan beban yang harus diemban oleh Anthony Russo dan Joe Russo. Tidak hanya mereka harus menggantikan posisi Joss Whedon yang telah sukses mengarahkan The Avengers (2012) dan Avengers: Age of Ultron (2015), tugas mereka dalam menyutradarai Avengers: Infinity Warjuga akan menjadi penanda bagi sepuluh tahun perjalanan Marvel Studios semenjak memulai perjalanan Marvel Cinematic Universe ketika merilis Iron Man (Jon Favreau, 2008) sekaligus menjadi film kesembilan belas dalam semesta penceritaan film tersebut. Bukan sebuah tugas yang mudah, tentu saja, khususnya ketika mengingat The Russo Brothers juga harus bertugas untuk mengarahkan seluruh (!) karakter pahlawan super yang berada dalam Marvel Cinematic Universe dalam satu linimasa yang sama. Namun, The Russo Brothers sendiri bukanlah sosok yang baru bagi seri film ini. Dengan pengalaman mereka dalam mengarahkan Captain America: The Winter Soldier (2014), dan Captain America: Civil War (2016), keduanya telah memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menjadikan Avengers: Infinity War menjadi sebuah presentasi kisah pahlawan super yang mampu tampil mengesankan.

Continue reading Review: Avengers: Infinity War (2018)

Review: Only the Brave (2017)

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Ken Nolan (Transformers: The Last Knight, 2017) dan Eric Warren Singer (American Hustle, 2013) berdasarkan artikel berjudul No Exit yang ditulis jurnalis Sean Flynn untuk majalah GQ, Only the Brave bercerita mengenai kisah nyata kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Yarnell Hill, Arizona, Amerika Serikat, pada pertengahan tahun 2013 yang kemudian berubah menjadi salah satu tragedi alam terbesar di negara tersebut setelah menelan korban sebanyak 19 jiwa – yang seluruhnya merupakan anggota pasukan pemadam kebakaran. Film ini sendiri memberikan fokus pengisahannya pada karakter-karakter anggota pemadam kebakaran yang menjadi korban ketika menjalankan tugasnya dalam tragedi tersebut. Jelas tidak mengherankan jika kemudian Only the Brave berjalan dengan presentasi cerita bertema pengorbanan dan kepahlawanan yang telah cukup familiar. Meskipun begitu, dengan penulisan dan pengarahan cerita yang apik, Only the Brave memiliki cukup banyak amunisi untuk membuatnya tetap menjadi sebuah presentasi yang menyentuh. Continue reading Review: Only the Brave (2017)

Review: Gangster Squad (2013)

Diangkat berdasarkan kisah nyata yang terangkum dalam buku berjudul Tales from the Gangster Squad yang ditulis oleh Paul Lieberman, Gangster Squad mengisahkan mengenai usaha para anggota Los Angeles Police Department untuk mengenyahkan sekelompok penjahat yang dipimpin oleh Mickey Cohen (Sean Penn) dari Los Angeles pada sekitar tahun 1940an. Saat itu, Mickey Cohen dan kawanannya telah menjadi sosok penjahat yang begitu berpengaruh di masyarakat Los Angeles akibat keberhasilannya dalam merangkul banyak pejabat sekaligus para petinggi pihak kepolisian untuk selalu memuluskan maupun menghilangkan jejak kejahatannya. Obsesi Mickey Cohen sendiri tidak berhenti di Los Angeles. Ia beserta kawanannya mulai menyusun rencana untuk memperluas lagi jaringan kejahatannya hingga berbagai penjuru kota di Amerika Serikat maupun dunia.

Continue reading Review: Gangster Squad (2013)

Review: Men in Black 3 (2012)

Sepuluh tahun seusai perilisan Men in Black II – yang mendapatkan kesuksesan komersial walaupun dihujani kritikan tajam dari banyak kritikus film dunia – sutradara Barry Sonnenfeld akhirnya merilis bagian ketiga dari franchise Men in Black. Masih dibintangi oleh duo Will Smith dan Tommy Lee Jones, proses produksi Men in Black 3 sendiri telah berjalan cukup lama, dengan hambatan kebanyakan datang dari sisi penulisan naskah yang terus menerus mengalami perbaikan. Pun begitu, usaha perbaikan naskah yang secara intensif terus dilakukan tersebut sepertinya jelas terlihat dalam penceritaan Men in Black 3. Lebih bernuansa serius jika dibandingkan dengan dua seri sebelumnya, Men in Black 3 mampu menghadirkan tata cerita yang lebih terjaga dengan karakterisasi yang lebih mendalam.

Continue reading Review: Men in Black 3 (2012)

Review: You Will Meet a Tall Dark Stranger (2010)

Berita bagus! Dalam usia yang telah menginjak 75 tahun, belum ada satu pun tanda yang menunjukkan bahwa Woody Allen akan berhenti untuk menghasilkan film-film drama komedi dengan tema sederhana namun seringkali berisi banyak sindiran kepada kehidupan sosial masyarakat modern. Hingga saat ini, Allen masih begitu aktif untuk duduk di kursi penyutradaraan sehingga pada dekade lalu, Allen selalu merilis satu film pada setiap tahunnya. Walau begitu, berita buruknya, untuk setiap Match Point (2008) dan Vicky Cristina Barcelona (2008) yang ia hasilkan, ada lebih banyak Anything Else (2003), Scoop (2006) maupun Whatever Works (2009) yang menyertai dalam deretan filmografinya. Dan karya terakhirnya, You Will Meet a Tall Dark Stranger, yang walaupun dibintangi sederetan aktor dan aktris papan atas Hollywood, tak lebih merupakan sebuah tambahan lain dalam daftar film-film berkualitas menjemukan yang disutradarai oleh Allen.

Continue reading Review: You Will Meet a Tall Dark Stranger (2010)

Review: True Grit (2010)

Tenang. True Grit sama sekali bukanlah A Serious Man (2009), film terakhir karya Coen Brothers yang hampir membuat setiap penontonnya merasa kebingungan dengan jalan cerita yang dihadirkan dua bersaudara pemenang empat Academy Awards tersebut. Bahkan, sebagai sebuah western, True Grit sama sekali tidak mendekati kekompleksitasan No Country for Old Men (2007). Untuk pertama kalinya, Coen Brothers sepertinya berhasil untuk menyajikan sebuah karya yang akan mampu menarik perhatian kalangan yang lebih luas. Dan itu mereka lakukan tanpa harus kehilangan keeksentrikan gaya penyutradaraan mereka yang telah menjaring begitu banyak pemuja dalam beberapa tahun terakhir.

Continue reading Review: True Grit (2010)

The 31st Annual Razzie Awards Nominations List

Tidak mengejutkan, film karya sutradara M Night Shyamalan yang paling banyak menjadi bulan-bulanan Hollywood sepanjang tahun lalu, The Last Airbender, berhasil memimpin perolehan nominasi Razzie Awards dengan perolehan sebanyak 9 nominasi. Yang cukup mengejutkan, setelah melalui dua film yang juga sama mengesalkannya, Razzie akhirnya berani untuk memberikan perhatian yang lebih pada franchise Twilight. Seri terakhir franchise tersebut, The Twilight Saga: Eclipse juga memperoleh perolehan nominasi yang sama dengan The Last Airbender, 9 nominasi.

Continue reading The 31st Annual Razzie Awards Nominations List

Review: W. (2008)

Ketika sutradara Oliver Stone mengumumkan rencananya untuk membuat sebuah film biografi mengenai Presiden Amerika Serikat ke-43, George Walker Bush, semua orang menjadi penasaran dengan film seperti apa yang akan dihasilkannya. Selain karena ingin tahu bagaimana sudut pandang Stone terhadap Bush, para penggemar dan kritikus film dunia juga sepertinya ingin melihat sesuatu yang ‘berani’ dari Stone, seperti yang sering ia perlihatkan di awal karirnya.

Continue reading Review: W. (2008)