Suka atau tidak, sulit untuk membantah bahwa keterlibatan Dwayne Johnson pada Fast Five (Justin Lin, 2011) telah memberikan energi baru yang sangat dibutuhkan oleh seri film The Fast and the Furious. Setelah kesuksesan The Fast and the Furious (Rob Cohen, 2001), dua sekuel yang mengikutinya, 2 Fast 2 Furious (John Singleton, 2003) dan The Fast and the Furious: Tokyo Drift (Lin, 2006), tidak mampu menyamai raihan komersial yang didapatkan oleh film perdana dari seri film yang telah melambungkan nama Vin Diesel, Paul Walker, Michelle Rodriguez, dan Jordana Brewster ini. Film keempat, Fast & Furious (Lin, 2009), memang bernasib sedikit lebih baik dari dua film sebelumnya namun, tetap saja, masih terasa berada di bawah capaian The Fast and the Furious. Keberadaan Johnson di Fast Five dan tiga sekuel berikutnya terbukti mampu meningkatkan daya tarik seri film ini bagi banyak penikmat film dunia dengan raihan komersial yang terus meningkat di setiap film – dengan Fast & Furious 7 (James Wan, 2015) dan Fast & Furious 8 (F. Gary Gray, 2017) mampu meraih pendapatan sebesar lebih dari US$1 milyar – dan bahkan secara perlahan turut menarik hati para kritikus film yang mulai memandang seri film The Fast and the Furious sebagai salah satu seri film aksi paling menghibur di era modern Hollywood.
Setelah delapan film dalam seri The Fast and the Furious, Universal Pictures memutuskan untuk memberikan waktu istirahat bagi linimasa pengisahan seri film yang melibatkan berbagai jenis aksi dari berbagai jenis mobil tersebut dengan menghadirkan film sempalan yang memfokuskan kisahnya pada karakter Luke Hobbs yang diperankan oleh Johnson. Johnson tidak sendirian. Karakter Deckard Shaw yang diperankan oleh Jason Statham – yang awalnya muncul secara sekilas pada akhir film Fast & Furious 6 (Lin, 2013) sebelum akhirnya tampil secara regular pada dua sekuel berikutnya – juga ditampilkan sebagai tandem bagi karakter Luke Hobbs. Film yang diberi judul Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw lantas berkisah mengenai hubungan kerjasama antara kedua karakter utama film yang sebenarnya tidak saling menyukai satu sama lain demi menyelamatkan dunia dari ancaman sebuah organisasi teroris. Beruntung, Johnson dan Statham mampu memberikan bangunan hubungan yang erat serta sangat meyakinkan pada kedua karakter yang mereka perankan dan menjadikan Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw begitu sangat menyenangkan.
Dengan arahan yang diberikan oleh sutradara dari film Atomic Blonde (2017) dan Deadpool 2 (2018), David Leitch, serta naskah cerita yang ditangani oleh Chris Morgan (Fast & Furious 8, 2017) dan Drew Pearce (Iron Man 3, 2013), pengisahan Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw dimulai dengan pertemuan antara Luke Hobbs dan Deckard Shaw yang diinisiasi oleh dua agen Central Intelligence Agency, Agent Locke (Ryan Reynolds) dan Agent Loeb (Rob Delaney). Keduanya diminta untuk menyelesaikan sebuah kasus dimana sebuah organisasi teroris bernama Eteon berusaha untuk menyebarkan sebuah virus yang dapat melenyapkan umat manusia dari permukaan Bumi. Tanpa disangka, kasus tersebut kemudian melibatkan dua sosok dari masa lalu Deckard Shaw, adiknya Hattie Shaw (Vanessa Kirby) dan sahabatnya Brixton Lore (Idris Elba). Terlepas dari segala perbedaan cara pandang dan rasa saling tidak menyukai yang menghinggapi hubungan keduanya, Luke Hobbs dan Deckard Shaw harus memaksa diri mereka untuk bersatu demi mencegah berbagai kemungkinan buruk yang dapat saja terjadi akibat aksi teror yang mengancam.
Morgan dan Pearce jelas sangat memahami akan apa yang ingin mereka capai atas bangunan hubungan yang terbentuk antara karakter Luke Hobbs dan Deckard Shaw. Digambarkan sebagai dua karakter yang terus berseteru dan sukar untuk disandingkan satu sama lain, Morgan dan Pearce kemudian menghasilkan barisan dialog kuat dalam interaksi yang terjadi antara karakter Luke Hobbs dan Deckard Shaw yang secara perlahan mengambil alih posisi adegan-adegan aksi yang biasanya kental ditemui dalam seri The Fast and the Furious. Pilihan yang cukup menyegarkan, khususnya ketika Johnson dan Statham berhasil mengeksekusi dialog-dialog tersebut dengan chemistry mereka yang hangat dan begitu meyakinkan. Kekuatan penggarapan dialog dalam jalan cerita film – yang sebenarnya masih dirajut dalam tatanan cerita yang telah familiar – tidak hanya muncul dari karakter Luke Hobbs dan Deckard Shaw. Karakter Agent Locke yang diperankan oleh Reynolds dan karakter Dinkley yang diperankan oleh Kevin Hart juga berhasil mencuri perhatian dengan dialog-dialog jenaka mereka.
Tidak perlu khawatir kalau Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw akan meninggalkan formula aksi yang telah diterapkan oleh barisan film The Fast and the Furious sebelumnya. Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw masih menyajikan adegan-adegan aksinya – yang, tentu saja, masih digarap dengan tampilan megah, hiperbolis, dan sering berkesan absurd – di berbagai kesempatan. Lihat saja adegan yang melibatkan karakter Luke Hobbs, Deckard Shaw, dan Hattie Shaw yang berusaha melarikan diri dari kejaran Brixton Lore di paruh kedua pengisahan film ini. Atau adegan pertarungan final yang berlatar keindahan kepulauan Samoa. Dengan pengalamannya dalam menggarap film-film berwarna aksi yang kental, arahan Leitch mampu menjaga alur penceritaan Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw, khususnya pada adegan-adegan aksi tersebut, dalam ritme pengisahan yang berjalan cepat dan akan mampu membuat para penontonnya berada dalam rasa ketegangan yang erat.
Selain komposisi cerita yang masih terasa “sederhana,” Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw juga masih mempertahankan tradisi beberapa seri film The Fast and the Furious terakhir dimana eksekusi banyak adegannya dilangsungkan secara terlampau bertele-tele. Film ini sebenarnya akan terasa lebih efektif dan padat jika Leitch mau membuang beberapa adegan yang terasa kurang krusial. Tetap saja, Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw berhasil digarap sebagai sebuah sajian aksi yang kuat dan menyenangkan. Dukungan penampilan prima dari Kirby, Elba, Eiza González, dan Helen Mirren – dengan sebuah alur kisah yang membuka kesempatan bagi adanya film sempalan bagi seri The Fast and the Furious yang berfokus pada karakter-karakter dari keluarga Shaw – juga semakin menambah kedinamisan presentasi film. A pure popcorn fun. [B-]
Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (2019)
Directed by David Leitch Produced by Dwayne Johnson, Jason Statham, Chris Morgan, Hiram Garcia Written by Chris Morgan, Drew Pearce (screenplay), Chris Morgan (story) Starring Dwayne Johnson, Jason Statham, Idris Elba, Vanessa Kirby, Eiza González, Eddie Marsan, Helen Mirren, Cliff Curtis, Roman Reigns, Josh Mauga, John Tui, Lori Pelenise Tuisano, Lyon Beckwith, Westley LeClay, Pingi Moli, Eliana Sua, Ryan Reynolds, Rob Delaney, Kevin Hart Music by Tyler Bates Cinematography Jonathan Sela Edited by Christopher Rouse Production company Seven Bucks Productions/Chris Morgan Productions/Huaxia Film Distribution Running time135 minutes Country United States Language English
One thought on “Review: Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (2019)”