Tag Archives: Chloë Grace Moretz

Review: Tom & Jerry (2021)

Apakah Anda tahu bahwa pasangan karakter kucing dan tikus, Thomas D. Cat dan Jerome A. Mouse – atau yang lebih popular dengan nama panggilan mereka, Tom dan Jerry, yang dikreasikan oleh William Hanna dan Joseph Barbera pernah memenangkan Academy Awards? Sebelum popular sebagai tontonan jutaan mata di seluruh dunia melalui serial televisi animasi yang mengudara semenjak tahun 1975, Hanna dan Barbera menjadikan karakter Tom dan Jerry sebagai bintang bagi 141 film animasi pendek mereka yang diproduksi dan dirilis oleh Metro-Goldwyn-Mayer Studios dari tahun 1940 hingga tahun 1958. Pada era inilah Tom & Jerry berhasil memenangkan kategori Best Animated Short Film di ajang Academy Awards sebanyak tujuh kali. Tom & Jerry: The Movie yang diarahkan oleh Phil Roman dan dirilis pada tahun 1992 menjadi film pertama dari seri Tom & Jerry yang ditayangkan di layar bioskop. Hampir tiga dekade kemudian, Warner Bros. Pictures mencoba membangkitkan kembali kepopuleran Tom & Jerry dengan memproduksi sebuah film berjudul sama yang menempatkan karakter animasi Tom dan Jerry pada gambaran kehidupan nyata sebagai latar belakang pengisahannya. Continue reading Review: Tom & Jerry (2021)

Review: Greta (2019)

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh sutradara film ini, Neil Jordan (Byzantium, 2013), bersama dengan Ray Wright (The Crazies, 2010), Greta berkisah mengenai pertemuan dan perkenalan yang terjadi antara seorang pramusaji bernama Frances McCullen (Chloë Grace Moretz) dengan seorang guru piano bernama Greta Hideg (Isabelle Huppert) setelah Frances McCullen mengembalikan tas milik Greta Hideg yang tertinggal di kereta yang mereka naiki bersama. Sosok Greta Hideg yang hidup dalam kesendirian setelah kematian sang suami dan ditinggal oleh puterinya yang menuntut ilmu ke luar negeri ternyata menyita perhatian dan simpati Frances McCullen – yang juga baru kehilangan ibu kandungnya dan memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan sang ayah, Chris McCullen (Colm Feore). Hubungan keduanya lantas berkembang menjadi hubungan persahabatan dengan jalinan komunikasi yang terjadi secara intens. Namun, ketika Frances McCullen menemukan sebuah rahasia kelam dari kehidupan Greta Hideg yang dapat membahayakan hidupnya, Frances McCullen sadar bahwa ia harus segera menjauh sekaligus mengakhiri hubungan persahabatan tersebut. Continue reading Review: Greta (2019)

Review: Texas Killing Fields (2011)

Naskah cerita Texas Killing Fields yang ditulis oleh Don Ferrarone berdasarkan kisah nyata mengenai misteri pembunuhan sejumlah gadis yang terjadi di Texas, Amerika Serikat pada tahun 1984 awalnya akan diproduksi menjadi sebuah film layar lebar oleh sutradara Inggris pemenang Academy Awards, Danny Boyle.  Namun, dalam perjalanannya, Boyle menilai naskah cerita yang ditulis oleh Ferrarone tersebut terlalu kelam untuk dapat difilmkan. Hasilnya, Boyle lalu meninggalkan proyek pembuatan film tersebut untuk kemudian digantikan oleh puteri sutradara kenamaan Michael Mann, Ami Canaan Maan. Lalu bagaimana Texas Killing Fields di tangan seorang yang belum pernah duduk di kursi penyutradaraan sebelumnya?

Continue reading Review: Texas Killing Fields (2011)

Review: Dark Shadows (2012)

Ucapan Ricky Gervais bahwa Johnny Depp adalah “the man who would literally wear anything Tim Burton tells him to” di ajang The 69th Annual Golden Globe Awards beberapa waktu yang lalu jelas bukanlah sebuah guyonan belaka. Semenjak Depp dan Burton memulai hubungan profesional mereka lewat Edward Scissorhands (1990), Depp telah menjadi salah satu aktor yang paling sering tampil dalam film-film Burton, dan kebanyakan dalam film-film tersebut, Depp diharuskan menjadi sesosok karakter yang aneh dengan kostum yang jauh dari kesan sederhana dan biasa. Setelah terakhir kali berperan sebagai The Mad Hatter dalam Alice in Wonderland (2010), kerjasama Depp dan Burton berlanjut pada Dark Shadows, sebuah film yang diadaptasi dari sebuah serial televisi klasik berjudul sama yang dulu sempat mengudara pada tahun 1966 hingga 1971.

Continue reading Review: Dark Shadows (2012)

Review: Hugo (2011)

Berbeda dengan Raging Bull (1980), Goodfellas (1990) atau The Departed (2006) yang berhasil menghantarkannya untuk memenangkan Academy Awards, Hugo sama sekali tidak menghadirkan tema kejahatan dan kekerasan yang biasa dihadirkan Martin Scorsese dalam film-film yang berhasil membawa namanya ke jajaran sutradara legendaris dan paling dihormati di dunia. Diangkat dari novel The Invention of Hugo Cabret karya Brian Selznick, Hugo merupakan sebuah bentuk dedikasi Scorsese pada dunia film yang ia geluti dan begitu ia cintai selama ini. Dengan penggarapan cerita yang begitu hangat dan dirangkum dengan tampilan visual berteknologi 3D yang mempesona, penonton juga akan dapat dengan mudah merasakan bagaimana kecintaan dan hasrat Scorsese yang besar kepada dunia perfilman.

Continue reading Review: Hugo (2011)

1st Indonesian Movie Bloggers Choice Awards Winners List

Film karya Lola Amaria, Minggu Pagi di Victoria Park, berhasil terpilih sebagai Film Jawara dalam 1st Indonesian Movie Bloggers Choice Awards. Film tersebut juga berhasil memenangkan Sutradara Jawara untuk Lola Amaria dan Pelakon Pendukung Wanita Jawara untuk Ella Hamid. Sementara itu, seperti yang dapat diduga, film populer karya Christopher Nolan, Inception, berhasil berjaya di kategori film asing. Inception berhasil memenangkan empat kategori, termasuk untuk Film Jawara, Sutradara Jawara untuk Christopher Nolan, Kumpulan Pelakon Jawara serta Trailer Jawara.

Continue reading 1st Indonesian Movie Bloggers Choice Awards Winners List

Indonesian Movie Bloggers Choice Awards 2011 Nominations List

Inception, Alangkah Lucunya (Negeri Ini) dan Sang Pencerah memimpin daftar perolehan nominasi Indonesian Movie Bloggers Choice Awards 2011. Untuk di kategori film berbahasa asing, Inception berhasil meraih sebanyak 14 nominasi dari 18 kategori yang tersedia. Jumlah tersebut unggul satu kategori dari film karya David Fincher, The Social Network, yang membuntuti dengan perolehan sebanyak 13 nominasi. Inception dan The Social Network sendiri akan berhadapan di banyak kategori termasuk di kategori Film Jawara, Sutradara Jawara serta Naskah Jawara. Kedua film tersebut akan bersaing dengan The Ghost Writer, Toy Story 3 dan Uncle Boonme who can Recall His Past Lives untuk memperebutkan gelar sebagai Film Jawara.

Continue reading Indonesian Movie Bloggers Choice Awards 2011 Nominations List

Review: Let Me In (2010)

Bisakah kita membicarakan Let Me In tanpa harus menyinggung maupun membandingkannya dengan Let the Right One In (2008)? Memang, film Swedia tersebut telah terlebih dahulu menerjemahkan novel karya John Ajvide Lindqvist yang berjudul sama ke layar lebar dengan sutradara Tomas Alfredson berhasil menjadikan Let the Right One In sebagai sebuah pencapaian film horor yang sangat mengagumkan. Namun apa yang dihasilkan sutradara Matt Reeves (Cloverfield, 2008) lewat Let Me In juga bukanlah sesuatu yang dapat dianggap remeh. Bahkan, dalam beberapa aspek, Reeves berhasil menjadikan Let Me In sebagai sebuah film yang lebih superior dari film pendahulunya.

Continue reading Review: Let Me In (2010)

Review: Diary of a Wimpy Kid (2010)

Lewat Diary of a Wimpy Kid, penonton akan dikenalkan kepada kehidupan Greg Hefley (Zachary Gordon), seorang anak laki-laki yang baru saja memasuki masa remaja sekaligus baru saja akan menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang siswa sekolah menengah pertama. Dan Greg sangat khawatir tentang masa-masa awal status barunya ini. Tentu saja, masa-masa awal sekolah merupakan sebuah masa yang krusial dimana kesan pertama yang akan diberikan sangat menentukan imej yang akan terus dipegang selama tiga tahun menyelesaikan masa sekolah menengah pertama. Oh, teenagers!

Continue reading Review: Diary of a Wimpy Kid (2010)

Review: Kick-Ass (2010)

How come nobody’s ever tried to be a superhero? Begitulah pemikiran yang berada di kepala Dave Lizewski (Aaron Johnson) sebelum ia akhirnya memilih untuk mengenakan sebuah kostum dan merubah dirinya menjadi seorang pahlawan super dengan nama Kick-Ass, walaupun ia sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa. Seorang penggemar komik sejati, Dave merasa penasaran mengapa dari sekian banyak penggemar kisah-kisah bertema pahlawan super di dunia, tidak ada satupun yang ingin mencoba menjadi salah satu diantara pahlawan super tersebut dan melakukan perbuatan terpuji dengan membantu umat manusia.

Continue reading Review: Kick-Ass (2010)