Tag Archives: Ronny Chieng

Review: Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (2021)

Dengan kesuksesan yang mampu diraih oleh Black Panther (Ryan Coogler, 2018) yang diiringi dengan semakin membesarnya tuntutan sosial agar Marvel Studios (serta rumah produksi Hollywood lainnya) memberikan ruang yang lebih besar bagi karakter-karakter berkulit warna, Marvel Cinematic Universe memperkenalkan sosok pahlawan super barunya bernama Shang-Chi yang menjadi sosok pahlawan super dengan latar Asia pertama bagi seri film tersebut. Shang-Chi sendiri bukanlah sosok karakter baru dalam barisan buku komik yang dirilis oleh Marvel Comics. Juga dikenal sebagai Master of Kung Fu dan Brother Hand, karakter yang diciptakan oleh Steve Englehart dan Jim Starlin tersebut muncul pertama kali dalam Special Marvel Edition yang diterbitkan pada tahun 1973. Semenjak tahun 1980an, karakter Shang-Chi bahkan sempat berulang kali akan difilmkan dengan melibatkan sejumlah sutradara seperti Stephen Norrington (Blade, 1998) dan Yuen Woo-ping (Fist of Legend, 1994) namun selalu menemui kegagalan sebelum akhirnya, tentu saja, deretan kisah maupun karakter garapan Marvel Comics dikelola oleh Marvel Studios bersama dengan Walt Disney Studios. Continue reading Review: Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (2021)

Review: Wish Dragon (2021)

Merupakan film kedua garapan Sony Pictures Animation yang ditayangkan di Netflix pada tahun ini setelah The Mitchells vs. the Machine (Mike Rianda, 2021), Wish Dragon adalah sebuah film animasi yang memiliki alur penceritaan yang mungkin akan mengingatkan penontonnya pada animasi klasik milik Walt Disney Pictures, Aladdin (John Musker, Ron Clements, 1992). Filmnya bercerita tentang Din Song (Jimmy Wong), seorang pemuda yang berasal dari kelas menengah yang bermimpi untuk kembali bertemu dengan teman masa kecilnya, Li Na Wang (Natasha Liu Bordizzo), yang karena kesuksesan sang ayah, Mr. Wang (Will Yun Lee), kini telah hidup sebagai keluarga berada nan kaya raya. Suatu hari, Din Song mendapatkan sebuah teko teh dari seorang pria tua (Ronny Chieng) yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang dewa. Awalnya, Din Song mengacuhkan teko teh yang diterimanya tersebut. Namun, ketika sesosok naga bernama Long (John Cho) keluar dari teko teh tersebut dan bersedia untuk mengabulkan tiga permintaannya, Din Song dengan segera tahu apa yang ingin diwujudkannya. Continue reading Review: Wish Dragon (2021)

Review: Godzilla vs. Kong (2021)

Setelah merilis tiga film – Godzilla (Gareth Edwards, 2014), Kong: Skull Island (Jordan Vogt-Roberts, 2017), dan Godzilla: King of the Monsters (Michael Dougherty, 2019) – dua karakter utama dalam semesta pengisahan MonsterVerse milik Legendary Entertainment, Godzilla dan Kong, akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbagi layar sekaligus linimasa penceritaan lewat Godzilla vs. Kong. Godzilla vs. Kong sendiri bukanlah kali pertama bagi kedua karakter monster tersebut untuk berada dalam satu film yang sama. Toho Studios pernah memproduksi dan merilis King Kong vs. Godzilla arahan Ishirō Honda di tahun 1962 yang turut menjadi inspirasi bagi penuturan kisah film ini. Seperti tiga film sebelumnya, film ini berhasil menawarkan sajian pertunjukan yang mengeksplorasi kualitas tata audio maupun visual secara maksimal. Di saat yang bersamaan, lewat arahan Adam Wingard (Death Note, 2017) atas naskah cerita yang ditulis oleh Eric Pearson (Thor: Ragnarok, 2017) dan Max Borenstein – yang menjadi penulis naskah bagi tiga film dalam seri MonsterVerse sebelumnya, Godzilla vs. Kong berhasil dihadirkan dengan kualitas cerita yang lebih padat dan lebih memikat. Continue reading Review: Godzilla vs. Kong (2021)

Review: Crazy Rich Asians (2018)

What’s Hollywood’s last great romantic comedy? Jawaban Anda mungkin bervariasi: mulai dari Love Actually (Richard Curtis, 2003) atau Pride & Prejudice (Joe Wright, 2005) atau The Proposal (Anne Fletcher, 2009) atau Silver Linings Playbook (David O. Russell, 2012) atau Her (Spike Jonze, 2013). Harus diakui, terlepas dari berbagai jawaban yang akan muncul, Hollywood begitu terasa semakin kesulitan untuk menghasilkan film-film komedi romantis dengan sentuhan kehangatan penceritaan yang setara film-film klasik sejenis yang dahulu sering dihasilkannya. Film terbaru arahan Jon M. Chu (Justin Bieber’s Never Say Never, 2013), Crazy Rich Asians, jelas berusaha menghadirkan kembali atmosfer romansa yang telah terasa meredup tersebut dalam presentasinya. Diadaptasi dari novel popular berjudul sama karya Kevin Kwan, kisah pertemuan seorang profesor dengan keluarga kekasihnya yang kaya raya memang tidaklah menawarkan sebuah formula pengisahan yang baru. Namun, Chu mampu mengolah formula familiar tersebut dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan paduan pengisahan komedi dan drama romansa yang tidak hanya terasa segar namun juga mampu tampil menyentuh dan menghasilkan pemikiran yang cukup mendalam identitas etnis dan budaya. Continue reading Review: Crazy Rich Asians (2018)