Tag Archives: Anson Mount

Review: Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)

Enam tahun jelas merupakan jangka waktu yang cukup lama untuk merilis sekuel bagi sebuah seri film yang sedang berjalan. Namun, layaknya banyak karakter dalam setiap seri film yang tergabung dalam linimasa pengisahan Marvel Cinematic Universe, karakter Doctor Stephen Strange yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch juga telah muncul di berbagai film lain yang tergabung dalam linimasa pengisahan Marvel Cinematic Universe semenjak penampilan perdananya di Doctor Strange (Scott Derrickson, 2016) – mulai dari Thor: Ragnarok (Taika Waititi, 2017), Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame (Anthony Russo, Joe Russo, 2018 – 2019), hingga menjadi bagian krusial bagi penceritaan Spider-Man: No Way Home (Jon Watts, 2021). Tidak mengherankan jika film kedua dalam seri film Doctor Strange, Doctor Strange in the Multiverse of Madness, telah berjalan jauh melampaui linimasa cerita yang sebelumnya dihadirkan pada film pertamanya. Continue reading Review: Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)

Review: The Forger (2015)

the-forger-posterDalam The Forger, John Travolta berperan sebagai seorang narapidana bernama Raymond Cutter yang meminta bantuan rekannya, Keegan (Anson Mount), untuk membebaskannya dari penjara agar dirinya dapat menemani puteranya, Will (Tye Sheridan), yang sedang menderita kanker. Keegan dengan senang hati membantu Raymond dengan cara menyuap jaksa yang menangani kasus pemalsuan barang-barang seni yang melibatkan Raymond. Namun, jelas, bantuan tersebut tidak diberikan Keegan secara percuma. Keegan lantas meminta Raymond untuk memalsukan lukisan Woman in Parasol karya pelukis tersohor asal Perancis, Claude Monet, sekaligus mencuri lukisan aslinya dari museum tempat lukisan tersebut sedang dipamerkan. Terjebak, Raymond justru kemudian mendapatkan bantuan dari ayahnya, Joseph (Christopher Plummer), dan puteranya sendiri agar dapat terlepas dari jeratan Keegan.

Merupakan debut penyutradaraan film layar lebar bagi sutradara Philip Martin, The Forger sebenarnya menyimpan potensi sajian cerita yang cukup menarik dan menyenangkan lewat tawaran premis mengenai tiga generasi yang saling bersatu untuk melakukan sebuah pencurian benda seni. Naskah garapan Richard D’Ovidio (The Call, 2013) sendiri juga mampu mengeksplorasi hubungan ayah dan anak yang terjalin antara ketiga karakter utamanya. Bukan sebuah penggarapan cerita yang benar-benar terasa segar dan baru namun tetap mampu menjadi poin paling menarik dalam jalinan kisah The Forger. Baik Martin maupun D’Ovidio sepertinya berusaha menjadikan The Forger sebagai sajian drama yang berkesan tangguh dan jauh dari rasa sentimental berlebihan – yang kadang membuat The Forger kurang mampu untuk mengangkat kedalaman hubungan emosional antara karakter-karakternya. Namun secara kesleuruhan, Martin mampu mengemas film ini sebagai sebuah drama keluarga yang baik.

Di sisi lain, The Forger sama sekali gagal untuk terlihat meyakinkan ketika film ini berusaha untuk mengangkat sisi heist movie dari dalam pengisahannya. Kisah karakter Raymond, Joseph dan Will Cutter yang menyusun rencana dalam usaha mereka untuk menembus jaringan keamanan sebuah museum guna mencuri sebuah lukisan Claude Monet terkesan hanyalah sebuah tempelan plot belaka akibat ketidakmampuan D’Ovidio untuk menggali konflik tersebut lebih dalam. Hasilnya, plot pencurian yang harusnya mampu menjadi highlight tersendiri bagi film ini di paruh ketiga penceritaan akhirnya harus tampil datar dan berlalu begitu saja. Beberapa keluhan mungkin juga muncul atas kurangnya penggalian kisah beberapa karakter pendukung yang sebenarnya memegang peranan penting pada karakter maupun jalinan kisah utama. Tidak sampai menjadikan The Forger tampil demikian buruk namun jelas terasa sebagai potensi yang terbuang dengan percuma.

Departemen akting The Forger sendiri tampil dengan kualitas yang memuaskan – meskipun harus diakui jauh dari kesan istimewa. Jelas rasanya tidak adil untuk melihat aktor sekaliber Christopher Plummer, Jennifer Ehle maupun Tye Sheridan – yang tampil sangat, sangat bersinar dalam The Tree of Life (Terrence Malick, 2011), Mud (Jeff Nichols, 2012) dan Joe (David Gordon Green, 2013) – hadir dengan kapasitas yang cukup terbatas dalam film ini. Pun begitu, disandingkan dengan penampilan Joe Travolta yang tidak mengecewakan, jajaran pemeran film ini setidaknya mampu menjadikan film yang dapat saja tampil dengan kualitas yang klise dan benar-benar buruk menjadi sebuah sajian drama sederhana yang cukup layak untuk disaksikan. [C-]

The Forger (2015)

Directed by Philip Martin Produced by Rob Carliner, Al Corley, Eugene Musso, Bart Rosenblatt Written by Richard D’Ovidio Starring John Travolta, Christopher Plummer, Abigail Spencer, Jennifer Ehle, Tye Sheridan, Victor Gojcaj, Anson Mount, Marcus Thomas, Travis Aaron Wade Cinematography John Bailey Editing by Peter Boyle, Joan Sobel Studio Saban Films Running time 92 minutes Country United States Language English

Review: Non-Stop (2014)

Non-Stop (Universal Pictures/StudioCanal/Silver Pictures/Anton Capital Entertainment/LOVEFiLM International, 2014)
Non-Stop (Universal Pictures/StudioCanal/Silver Pictures/Anton Capital Entertainment/LOVEFiLM International, 2014)

Sama seperti halnya dengan nama Meryl Streep yang justru mulai menjadi jaminan kesuksesan komersial sebuah film ketika ia menginjak usia 57 tahun setelah membintangi The Devil Wears Prada (2006), transformasi karir Liam Neeson menjadi seorang bintang film aksi dimulai setelah ia membintangi Taken (2008) tepat ketika ia berusia 52 tahun. Setelah itu, Neeson tercatat menjadi bintang utama bagi film-film aksi seperti The A-Team (2010), Unknown (2011), The Grey (2012) serta sekuel bagi Taken, Taken 2 (2012), yang meskipun tidak seluruhnya meraih pujian dari kritikus film dunia namun terus berhasil menarik minat penonton sekaligus semakin memperkuat citra Neeson sebagai seorang aktor laga yang dapat dihandalkan. Kharisma Neeson yang kuat, dingin dan begitu mengintimidasi bahkan mampu melebihi daya tarik yang dihasilkan nama-nama aktor spesialis laga seperti Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone dalam film-film teranyar mereka.

Continue reading Review: Non-Stop (2014)