Review: Zack Snyder’s Justice League (2021)


Para penikmat film dunia, khususnya mereka yang menggemari film-film bertemakan pahlawan super yang berada dalam semesta pengisahan DC Extended Universe, jelas telah familiar dengan sejumlah drama yang terjadi di balik layar proses produksi hingga perilisan Justice League (Zack Snyder, 2017). Dihinggapi berbagai permasalahan selama proses produksinya, mulai dari naskah cerita yang terus mengalami penulisan ulang hingga isu bahwa Warner Bros. Pictures tidak menyukai produk final yang dihasilkan, Snyder kemudian memilih untuk melepaskan tugasnya sebagai sutradara ketika Justice League sedang berada dalam tahap pascaproduksi setelah dirinya harus berhadapan dengan sebuah tragedi yang menimpa keluarganya. Warner Bros. Pictures lantas menunjuk Joss Whedon (The Avengers, 2012) untuk mengisi posisi serta melanjutkan proses pembuatan film yang ditinggalkan Snyder.

Namun, daripada melanjutkan tata gambar serta pengisahan yang sebelumnya telah digariskan oleh Snyder, Whedon memilih untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap penceritaan Justice League yang mengharuskan seluruh pemeran serta pekerja filmnya untuk kembali melakukan sejumlah pengambilan gambar ulang empat bulan sebelum film tersebut dirilis. Nama Snyder masih ditempatkan sebagai sutradara bagi Justice League yang dirilis di penghujung tahun 2017 namun, diperkirakan, hanya sekitar sepuluh persen dari gambar yang diproduksi oleh Snyder digunakan dalam produk final yang diproses oleh Whedon. Harus diakui, di tangan Whedon, Justice League hadir dengan nada pengisahan yang lebih ringan dengan beberapa sentuhan dialog bernuansa komedi yang membuatnya tampil menyerupai The Avengers yang sebelumnya sukses digarap Whedon. Sayang, tata cerita yang ditawarkan Whedon ternyata tidak mendapatkan sambutan baik oleh para kritikus film maupun para penikmat film-film DC Extended Universe.

Menggunakan berbagai wahana sosial media, berbagai bentuk kritik dan protes lantas disuarakan agar Warner Bros. Pictures merilis versi utuh dari visi Snyder sebagai sutradara Justice League. Secara perlahan, gerakan tersebut mulai mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak, mulai dari para penggemar film-film DC Extended Universe, produser film, hingga barisan pemeran Justice League. Snyder sendiri mulai memberikan tanggapannya mengenai keberadaan versi utuh dari visinya sebagai sutradara dari Justice League pada awal tahun 2019. Akhirnya, di penghujung tahun 2020, Snyder memastikan bahwa versi utuh dari Justice League garapannya akan dirilis oleh Warner Bros. Pictures setelah melalui sejumlah proses pengambilan gambar tambahan. Dirilis dengan judul Zack Snyder’s Justice League, versi teranyar dari Justice League ini menjanjikan sebuah sajian cerita yang lebih komprehensif sesuai dengan warna cerita yang semenjak awal diniatkan oleh Snyder dalam durasi pengisahan 122 menit lebih panjang daripada Justice League yang telah dirilis terlebih dahulu.

Snyder membagi 242 menit presentasi Zack Snyder’s Justice League menjadi enam bagian cerita dan sebuah epilog. Naskah ceritanya masih menggunakan naskah cerita yang telah ditulis oleh Chris Terrio (Argo, 2012). Selepas kematian Kal-El/Clark Kent/Superman (Henry Cavill) seperti yang dikisahkan dalam Batman v Superman: Dawn of Justice (Snyder, 2016), Bruce Wayne/Batman (Ben Affleck) bersama dengan Diana Prince/Wonder Woman (Gal Gadot) berusaha untuk mengumpulkan sejumlah sosok manusia dengan kekuatan khusus untuk disatukan guna melawan berbagai kekuatan jahat yang mungkin saja hadir dan mengancam keberadaan Bumi beserta seluruh isinya. Dari pencarian mereka, Bruce Wayne/Batman dan Diana Prince/Wonder Woman berhasil menemukan dan mengumpulkan Arthur Curry/Aquaman (Jason Momoa) yang merupakan sosok pangeran dari Kerajaan Atlantis, Barry Allen/The Flash (Ezra Miller) yang memiliki kemampuan untuk bergerak cepat, serta Victor Stone/Cyborg (Ray Fisher) yang memiliki tubuh setengah manusia dan setengah mesin. Kumpulan tersebut mendapatkan lawan pertama mereka ketika sesosok makhluk asing dari luar angkasa yang dikenal sebagai Darkseid (Ray Porter) berusaha untuk menaklukkan dan menguasai Bumi melalui perantaraan salah seorang kaki tangannya, Steppenwolf (Ciarán Hinds).

Lalu, bagaimana dengan kualitas Zack Snyder’s Justice League yang digadang sebagai visi utuh dari Snyder untuk Justice League sendiri? Well… dengan durasi pengisahan yang mencapai 242 menit, tentu saja Snyder memperoleh keleluasaan untuk mengembangkan sejumlah pengisahan bagi sejumlah konflik maupun karakter yang mungkin sempat terasa dangkal pada presentasi Justice League terdahulu. Masing-masing karakter kini mendapatkan porsi pengisahan yang lebih memadai: interaksi yang terjalin dengan karakter Nuidis Vulko (Willem Dafoe) dan Mera (Amber Heard) memberikan dimensi yang lebih mendalam akan sosok karakter Arthur Curry/Aquaman, karakter Barry Allen/The Flash mendapatkan rangka cerita yang mampu membuat kehadirannya terasa lebih bersinar, sementara kehadiran karakter Bruce Wayne/Batman dan Diana Prince/Wonder Woman kini terasa lebih krusial bagi pengembangan alur kisah film di tahapan lanjutan.

Perubahan yang sangat terasa signifikan dapat dirasakan pada penceritaan yang diberikan pada sosok Victor Stone/Cyborg. Zack Snyder’s Justice League tidak hanya sekedar memberikan latar kisah tentang awal keberadaan serta keterlibatan dari karakter Victor Stone/Cyborg. Film ini bahkan mampu memberikan ruang kisah yang apik bagi cerita personal dari karakter tersebut akan hubungannya dengan sang ayah, Silas Stone (Joe Morton), yang nantinya menjelma menjadi salah satu momen emosional bagi perjalanan kisah film ini secara keseluruhan. Jika pada versi terdahulu dari Justice League penonton tidak dapat meraba guna dari kehadiran karakternya, maka pada Zack Snyder’s Justice League karakter Victor Stone/Cyborg menjadi hati sekaligus jiwa bagi penceritaan film. Sebuah perubahan yang berhasil memberikan dorongan kuat bagi kualitas penceritaan Zack Snyder’s Justice League.

Sayang, Zack Snyder’s Justice League masih belum dapat menghadirkan penceritaan yang lebih menarik bagi sosok Lois Lane (Amy Adams). Hal yang sama juga dapat dirasakan pada pengembangan karakter-karakter penjahat yang dihadirkan film ini. Dengan durasi pengisahan yang dua kali lebih panjang dari durasi pengisahan film terdahulunya, karakter-karakter penjahat seperti Darkseid dan Steppenwolf terasa begitu dangkal – baik dari segi penggalian karakternya maupun motivasi kehadirannya dalam penceritaan film. Permasalahan sama yang terdapat pada versi awal Justice League dan masih menghinggapi Zack Snyder’s Justice League adalah lemahnya pengembangan dialog maupun plot yang terasa esensial. Dialog-dialog yang hadir dalam film ini seringkali memiliki nada teknikal guna mendukung kelancaran maupun kelanjutan perjalanan plot cerita daripada sebagai media komunikasi antar karakternya. Zack Snyder’s Justice League juga tidak pernah terasa memiliki plot cerita utuh yang berguna selain sebagai batu pijakan bagi tiap karakter dalam linimasa penceritaan film ini untuk dikembangkan dalam seri film DC Extended Universe selanjutnya.

Tentu, Snyder berhak mendapatkan kredit lebih atas usaha kerasnya untuk mewujudkan sebuah presentasi film dengan visi pengisahannya secara utuh. Perjuangannya tersebut telah membuahkan hasil akan sajian tentang para pahlawan super yang kental dengan identitas serta jati diri Snyder sebagai seorang pencerita. Zack Snyder’s Justice League dikemas secara apik dari segala sisi teknikal presentasinya maupun ritme pengisahan yang memastikan film ini bertutur secara jelas dan lancar. Meskipun kualitas naskah cerita tidak memberikan dukungan yang kuat untuk menjustifikasi durasi pengisahannya yang (terlalu) panjang, fokus terhadap para karakter pahlawan super serta penampilan para aktor yang mampu menghidupkan tiap karakter tersebut dengan kuat cukup berhasil menjadikan Zack Snyder’s Justice League tidak pernah terasa membosankan. Dan, suka atau tidak, mungkin hal tersebut cukup bagi film ini.

Zack Snyder’s Justice League (2021)

Directed by Zack Snyder Produced by Charles Roven, Deborah Snyder Written by Chris Terrio (screenplay), Chris Terrio, Zack Snyder, Will Beall (story), Jerry Siegel, Joe Shuster (characters) Starring Ben Affleck, Henry Cavill, Amy Adams, Gal Gadot, Ray Fisher, Jason Momoa, Ezra Miller, Willem Dafoe, Jesse Eisenberg, Jeremy Irons, Diane Lane, Connie Nielsen, J. K. Simmons, Ciarán Hinds, Ryan Zheng, Amber Heard, Joe Morton, Lisa Loven Kongsli, Karen Bryson, Kiersey Clemons, Peter Guinness, Harry Lennix, Jared Leto, Joe Manganiello, Marc McClure, Ray Porter, Robin Wright, David Thewlis, Nick McKinless, Samantha, Carla Gugino, Russell Crowe, Billy Crudup, Kevin Costner Music by Tom Holkenborg Cinematography Fabian Wagner Edited by David Brenner Production companies Warner Bros. Pictures/DC Films/Atlas Entertainment/The Stone Quarry Running time 242 minutes Country United States Language English

2 thoughts on “Review: Zack Snyder’s Justice League (2021)”

  1. The movie will make us connected with Victor Stone and Clark Kent very deeply. I felt goosebumps and even got a bit emotional at a few points. It’s a must watch for all superhero movie lovers. The release of this movie read about on PortalulTauTV.net is revolutionary and hats off to Zack Snyder. Now I’m eagerly waiting for the Synderverse to be restored..

Leave a Reply