Review: Spider-Man: Homecoming (2017)


Spider-Man: Homecoming adalah usaha terbaru dari Columbia Pictures untuk memberikan penyegaran (sekaligus mempertahankan) seri film Spider-Man dalam daftar rilisan rumah produksi tersebut. Hal ini bukanlah kali pertama Columbia Pictures melakukannya. Dalam rentang waktu tahun 2012 hingga 2014, rumah produksi milik Sony Pictures Entertainment tersebut merilis dwilogi The Amazing Spider-Man garapan Marc Webb yang dimaksudkan sebagai reboot bagi trilogi Spider-Man arahan Sam Raimi yang berhasil meraih sukses besar ketika dirilis dari tahun 2002 hingga 2007. Sayangnya, baik The Amazing Spider-Man maupun The Amazing Spider-Man 2 gagal untuk meraih kesuksesan yang sama besarnya dengan trilogi Spider-Man milik Raimi. Belajar dari “kesalahan” tersebut, Columbia Pictures lantas memilih untuk turut melibatkan langsung Marvel Studios dalam pembuatan Spider-Man: Homecoming – sebuah kerjasama yang dimulai dengan kehadiran sang manusia laba-laba pada Captain America: Civil War (Anthony Russo, Joe Russo, 2016). Penampilan singkat Spider-Man dalam Captain America: Civil War memang berhasil mencuri perhatian tapi apakah keberadaan Marvel Studios mampu memberikan dorongan positif bagi performa Spider-Man dalam film tunggalnya?

Dengan naskah cerita yang digarap oleh tidak kurang dari enam (!) penulis naskah, Spider-Man: Homecoming bukanlah sebuah origin story yang berniat untuk mengisahkan bagaimana karakter utama film ini, Peter Parker/Spider-Man, mendapatkan kekuatannya. Jalan cerita Spider-Man: Homecoming dimulai tepat setelah Peter Parker/Spider-Man (Tom Holland) dikisahkan membantu Tony Stark/Iron Man (Robert Downer, Jr.) pada Captain America: Civil War. Sekembalinya dari peristiwa besar tersebut, Peter Parker menjalani kehidupan kesehariannya seperti kebanyakan remaja lainnya. Membosankan. Untuk menghilangkan rasa kebosanan tersebut, dan sesuai amanat Tony Stark yang menugaskannya untuk menjaga keamanan daerah sekitar Queens, New York, Peter Parker menjalankan aksinya sebagai Spider-Man dengan melawan deretan penjahat kecil yang mengganggu kehidupan warga daerah kecil tersebut. Tugas mulia yang dikerjakan Peter Parker dengan senang hati namun bukanlah sebuah tugas besar yang sebenarnya sangat diinginkan oleh remaja tersebut. Well… sebuah tugas, dan tantangan, besar bagi Peter Parker/Spider-Man dimulai ketika dirinya tidak sengaja bertemu dengan seorang penjahat bernama Adrian Toomes (Michael Keaton). Dan ketika Tony Stark tidak memberikan jawaban yang pasti atas informasi yang diberikan Peter Parker tentang rencana kejahatan yang akan dieksekusi oleh Adrian Toomes, Peter Parker akhirnya memutuskan bahwa Spider-Man akan mengatasi sendiri permasalahan pelik tersebut.

Jika dibandingkan dengan lima film Spider-Man sebelumnya, Spider-Man: Homecoming memiliki warna pengisahan yang lebih berorientasi pada film remaja. Sebuah warna yang jelas muncul akibat pengaruh “peremajaan” karakter-karakter yang hadir di dalam jalan cerita – mulai dari karakter Peter Parker dan sahabat-sahabatnya hingga karakter Aunt May yang kini ditampilkan sebagai sosok wanita dengan usia yang tidak jauh berbeda dengan karakter Peter Parker. Perubahan yang cukup menyegarkan khususnya ketika tim penulis naskah film berhasil memberikan sentuhan komedi yang juga lebih kental jika dibandingkan dengan seluruh film Spider-Man yang telah dirilis sebelumnya. Sayangnya, kehadiran perubahan dalam naskah cerita Spider-Man: Homecoming tidak diiringi dengan konsistensi dalam pengembangan kisahnya. Seperti halnya Captain America: The First Avenger (Joe Johnston, 2011) yang “kurang mampu” untuk berdiri sendiri, Spider-Man: Homecoming juga lebih sering terasa hanyalah sebagai sebuah perkenalan pada Spider-Man yang baru sebelum karakter tersebut nantinya akan sering tampil sebagai bagian dari seri film The Avengers.

Permasalahan utama dari Spider-Man: Homecoming adalah naskah cerita film ini berusaha untuk mencakup begitu banyak aspek dalam kehidupan masa remaja Peter Parker namun gagal untuk memberikan pengembangan cerita yang lebih apik. Layaknya kebanyakan kisah remaja lainnya, Peter Parker juga menghadapi berbagai tantangan dan pertanyaan mengenai posisi dirinya dalam kehidupan – baik sebagai seorang Peter Parker maupun sebagai sosok pahlawan bernama Spider-Man. Porsi pengisahan tersebut sayangnya seringkali diinterupsi oleh kehadiran plot titipan dari Marvel Cinematic Universe yang melibatkan kehadiran karakter Tony Stark/Iron Man. Di saat yang bersamaan, kesan hubungan ayah dan anak yang diharapkan muncul dari hubungan Peter Parker/Spider-Man dan Tony Stark/Iron Man juga gagal untuk berkembang dengan baik. Akibatnya, baik Peter Parker maupun Spider-Man tidak pernah terasa menjadi bintang utama dalam filmnya sendiri. Kisah kehidupan Peter Parker/Spider-Man dan karakter-karakter yang berada di sekitarnya terasa hadir setengah matang. Elemen inilah yang membuat Spider-Man: Homecoming hadir apik dalam kualitas produksinya namun gagal memberikan sentuhan emosional dari jalan penceritaannya.

Salah satu hal yang menghambat perkembangan kisah Spider-Man: Homecoming adalah padatnya kehadiran karakter-karakter dalam jalan penceritaan. Kebanyakan dari karakter-karakter pendukung yang hadir dalam film ini terasa hanyalah sebagai sebuah teaser atau pengenalan belaka bagi karakter tersebut sebelum nantinya mendapatkan fungsi dan porsi penceritaan yang lebih besar di seri Spider-Man berikutnya. Pengembangan karakter yang terlalu terbatas, sayangnya, terjadi juga pada karakter antagonis utama film ini, Adrian Toomes/Vulture. Kehadiran karakter tersebut tenggelam dan gagal memberikan kesan yang lebih kuat terlepas dari penampilan yang sangat kuat dari Keaton. Pengarahan Jon Watts (Cop Car, 2015) sendiri sebenarnya telah cukup mumpuni. Watts mampu menavigasikan elemen drama, komedi dan aksi yang terkandung dalam naskah cerita filmnya dengan mudah. Dukungan teknikal dari tata musik buatan Michael Giacchino, sinematografi arahan Salvatore Totino dan efek visual yang teracik dengan cermat membuat presentasi Watts untuk Spider-Man: Homecoming menjadi lebih kuat.

Berbicara mengenai Holland, yang meneruskan tugas memerankan Peter Parker/Spider-Man setelah Tobey Maguire dan Andrew Garfield, Holland memberikan penampilan yang tidak mengecewakan. Harus diakui, gambaran karakteristik Peter Parker/Spider-Man yang lebih playful dibandingkan dengan penggambaran Peter Parker/Spider-Man di film-film sebelumnya memang sangat sesuai dengan penampilan Holland. Selain Holland dan Keaton, departemen akting Spider-Man: Homecoming juga diisi dengan penampilan dari Zendaya, Marisa Tomei, Jacob Batalon, Bokeem Woodbine, Logan Marshall-Green, Jon Favreau, Donald Glover dan, tentu saja, Downey, Jr. dengan banyak penampilan singkat lain yang mengisi adegan-adegan film ini. Penampilan aktor dan aktris tersebut juga hadir dalam kapasitas yang sama memuaskannya. Namun, karena keterbatasan penggambaran karakter, penampilan-penampilan tersebut seringkali menjadi terasa tidak begitu berguna. Spider-Man: Homecoming is fun. Meskipun harusnya mampu disajikan dengan kualitas penceritaan yang lebih tajam lagi. [C]

spider-man-homecoming-tom-holland-movie-posterSpider-Man: Homecoming (2017)

Directed by Jon Watts Produced by Kevin Feige, Amy Pascal Written by Jonathan Goldstein, John Francis Daley, Jon Watts, Christopher Ford, Chris McKenna, Erik Sommers (screenplay), Jonathan Goldstein, John Francis Daley (story), Stan Lee, Steve Ditko (comics, Spider-ManStarring Tom Holland, Michael Keaton, Jon Favreau, Zendaya, Donald Glover, Tyne Daly, Marisa Tomei, Robert Downey Jr., Gwyneth Paltrow, Kerry Condon, Chris Evans, Jacob Batalon, Laura Harrier, Tony Revolori, Garcelle Beauvais, Jennifer Connelly, Hemky Madera, Bokeem Woodbine, Logan Marshall-Green, Michael Chernus, Michael Mando, Kenneth Choi, Hannibal Buress, Martin Starr, Selenis Leyva, Tunde Adebimpe, Isabella Amara, Jorge Lendeborg Jr., J. J. Totah, Abraham Attah, Tiffany Espensen, Angourie Rice, Michael Barbieri, Ethan Dizon, Martha Kelly, Kirk Thatcher, Stan Lee Music by Michael Giacchino Cinematography Salvatore Totino Editing by Dan Lebental, Debbie Berman Studio Columbia Pictures/Marvel Studios/Pascal Pictures Running time 133 minutes Country United States Language English

7 thoughts on “Review: Spider-Man: Homecoming (2017)”

  1. Kenapa ya film-film DC dan marvel baru-baru ini walau gak begitu bagus di imdb ratingnya 8 ke atas. Padahal dulu-dulu 7.5 ke atas film2nya bisa dinikmati cerita dan konfliknya.

    1. Mungkin karena sudah memasuki fase “franchise fatigue,” Mas? Masa kebosanan akan seri cerita yang ditawarkan.

Leave a Reply