Tag Archives: Bokeem Woodbine

Review: Ghostbusters: Afterlife (2021)

Di tahun 2016, sutradara Paul Feig (Last Christmas, 2019) memiliki keberanian untuk membuat ulang Ghostbusters (Ivan Reitman, 1984) – film komedi yang kesuksesan besar saat masa rilisnya berkembang menjadi waralaba media seperti seri film dan televisi, buku komik, permainan video, hingga taman hiburan yang mampu memikat banyak penggemar setia dan menjadi sebuah fenomena kultur populer. Daripada menghadirkan presentasi yang menuturkan ulang pengisahan film pendahulunya secara utuh, Ghostbusters (2016) garapan Feig memberikan sejumlah perubahan krusial, seperti memilih barisan aktor perempuan untuk memerankan barisan karakter utamanya. Continue reading Review: Ghostbusters: Afterlife (2021)

Review: Billionaire Boys Club (2018)

Diarahkan oleh James Cox (Straight A’s, 2013) berdasarkan naskah yang ia tulis bersama dengan Captain Mauzner (Factory Girl, 2006), Billionaire Boys Club memulai alur pengisahannya ketika dua pemuda yang dahulu pernah bersahabat dekat ketika masih duduk di bangku sekolah, Joe Hunt (Ansel Elgort) dan Dean Karny (Taron Egerton), kembali bertemu dan kemudian memutuskan untuk menjalani bisnis bersama. Dengan memanfaatkan modal yang diperoleh dengan mudah melalui teman-teman sekolah mereka yang memang berasal dari keluarga kaya raya, bisnis investasi yang dibangun oleh Joe Hunt dan Dean Karny – yang dilangsungkan dengan menjalankan Skema Ponzi – mulai menarik perhatian banyak pemodal besar termasuk Ron Levin (Kevin Spacey) yang merupakan seorang pebisnis besar dengan banyak koneksi yang menjanjikan dan kemudian bergabung bersama Joe Hunt dan Dean Karny sebagai penasehat mereka. Layaknya banyak bisnis yang menggunakan Skema Ponzi, investasi yang dijalankan Joe Hunt dan Dean Karny berjalan mulus dan segera menjadikan mereka sebagai sosok muda yang bergelimang harta. Namun, sebuah tindak pengkhianatan lantas mulai menghancurkan bisnis tersebut… dan bahkan menyeret Joe Hunt dan Dean Karny dalam kasus pembunuhan. Continue reading Review: Billionaire Boys Club (2018)

Review: Overlord (2018)

Berlatarbelakang kisah pada masa Perang Dunia II, Overlord berkisah mengenai sekelompok pasukan lintas udara dari angkatan bersenjata Amerika Serikat yang ditugaskan untuk menghancurkan sebuah menara radio milik pasukan Jerman yang terletak di sebuah wilayah pedesaan terpencil di negara Perancis. Sial, sebelum mencapai tujuan, pesawat yang mereka tumpangi ditembak jatuh oleh pasukan Jerman dan membuat hanya lima orang dari pasukan tersebut yang tetap bertahan hidup: Corporal Ford (Wyatt Russell) serta empat orang tentara, Ed Boyce (Jovan Adepo), Tibbet (John Magaro), Morton Chase (Iain De Caestecker), dan Dawson (Jacob Anderson). Meskipun dengan jumlah pasukan yang begitu terbatas, Corporal Ford telah bertekad bahwa ia dan pasukannya akan tetap meneruskan misi mereka guna mengalahkan tentara Jerman. Namun, tantangan yang datang bukan hanya sekedar kontak fisik dan senjata dengan pihak lawan. Tanpa disangka, kelima pasukan Amerika Serikat yang tersisa tersebut menemukan sebuah laboratorium rahasia milik para tentara Jerman yang mencoba untuk menciptakan sekelompok pasukan super dengan eksperimen yang mengerikan dan jelas jauh dari kesan manusiawi. Continue reading Review: Overlord (2018)

Review: Spider-Man: Homecoming (2017)

Spider-Man: Homecoming adalah usaha terbaru dari Columbia Pictures untuk memberikan penyegaran (sekaligus mempertahankan) seri film Spider-Man dalam daftar rilisan rumah produksi tersebut. Hal ini bukanlah kali pertama Columbia Pictures melakukannya. Dalam rentang waktu tahun 2012 hingga 2014, rumah produksi milik Sony Pictures Entertainment tersebut merilis dwilogi The Amazing Spider-Man garapan Marc Webb yang dimaksudkan sebagai reboot bagi trilogi Spider-Man arahan Sam Raimi yang berhasil meraih sukses besar ketika dirilis dari tahun 2002 hingga 2007. Sayangnya, baik The Amazing Spider-Man maupun The Amazing Spider-Man 2 gagal untuk meraih kesuksesan yang sama besarnya dengan trilogi Spider-Man milik Raimi. Belajar dari “kesalahan” tersebut, Columbia Pictures lantas memilih untuk turut melibatkan langsung Marvel Studios dalam pembuatan Spider-Man: Homecoming – sebuah kerjasama yang dimulai dengan kehadiran sang manusia laba-laba pada Captain America: Civil War (Anthony Russo, Joe Russo, 2016). Penampilan singkat Spider-Man dalam Captain America: Civil War memang berhasil mencuri perhatian tapi apakah keberadaan Marvel Studios mampu memberikan dorongan positif bagi performa Spider-Man dalam film tunggalnya? Continue reading Review: Spider-Man: Homecoming (2017)

Review: Total Recall (2012)

Di tahun 1990, Paul Verhoeven menyutradarai sebuah film science fiction berjudul Total Recall yang naskah ceritanya diadaptasi dari cerita pendek karya Philip K. Dick, We Can Remember it for You Wholesale (1966). Dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger dan Sharon Stone, Total Recall karya Verhoeven berhasil mencuri perhatian penikmat film dunia dengan naskah cerita yang mengandung humor satir yang segar, jalan cerita berbasis masa depan yang terasa aneh namun begitu menarik serta kemudian dipadukan dengan penampilan visual yang sangat meyakinkan – dan akhirnya berhasil memperoleh tiga nominasi Academy Awards dan memenangkan satu diantaranya yakni untuk kategori Best Visual Effects. An instant science fiction classic!

Continue reading Review: Total Recall (2012)

Review: Devil (2010)

Sejujurnya, Manoj Nelliyattu Shyamalan, yang mungkin lebih populer bagi dunia sebagai M Night Shyamalan, adalah seorang sutradara yang tidak pernah muncul dengan karya yang sangat mengecewakan. Baiklah, lupakan kalau ia pernah terlalu bersemangat untuk mengadaptasi serial televisi animasi Avatar: The Last Airbender menjadi sebuah film live-action datar berjudul The Last Airbender dan merilisnya beberapa bulan yang lalu. Namun di luar dari film tersebut, serta di luar ekspektasi tinggi dunia yang menginginkan dirinya untuk kembali mengulangi kesuksesan The Sixth Sense (1999), karya-karya Shyamalan sebenarnya seluruhnya sangat dapat dinikmati. Penuh dengan imajinasi yang mungkin tidak begitu saja dapat dikonsumsi semua orang dengan mudah.

Continue reading Review: Devil (2010)