Tag Archives: Spider-Man

Review: Spider-Man: No Way Home (2021)

Harus diakui, dua film pertama Spider-Man arahan Jon Watts yang tergabung dalam linimasa pengisahan Marvel Cinematic Universe, Spider-Man: Homecoming (2017) dan Spider-Man: Far from Home (2019), memang masih belum mampu meninggalkan kesan sedalam lima film Spider-Man pendahulunya – tiga film Spider-Man (2002 – 2007) yang dibintangi Tobey Maguire dan diarahkan oleh Sam Raimi serta dua film The Amazing Spider-Man (2012 – 2014) yang dibintangi Andrew Garfield dan diarahkan oleh Marc Webb. Kedua film Spider-Man arahan Watts sebenarnya memiliki konsep cerita yang terasa lebih ringan dan lebih segar daripada film-film pendahulunya serta mendapatkan dukungan barisan pengisi departemen akting yang solid namun, entah mengapa, selalu terasa setengah matang dalam perjalanan eksekusi ceritanya. Bukan sebuah presentasi yang buruk tetapi jelas tidak berhasil dalam mengembangkan banyak potensi ceritanya. Continue reading Review: Spider-Man: No Way Home (2021)

Review: Spider-Man: Far From Home (2019)

Merupakan sekuel dari Spider-Man: Homecoming (Jon Watts, 2017) dan ditempatkan sebagai film penutup bagi fase ketiga Marvel Cinematic Universe, Spider-Man: Far from Home hadir dengan pengisahan yang memiliki latar belakang waktu pengisahan beberapa bulan setelah berbagai peristiwa yang diceritakan dalam Avengers: Endgame (Anthony Russo, Joe Russo, 2019) berakhir. Dikisahkan, Peter Parker (Tom Holland) bersama teman-teman sekolahnya akan melakukan perjalanan ke beberapa negara Eropa. Menggunakan momen tersebut, Peter Parker berencana untuk menyatakan rasa cintanya kepada MJ (Zendaya). Namun, seperti yang dapat diduga, rencana Peter Parker untuk menikmati masa liburan bersama dengan teman-temannya kemudian dirusak oleh kehadiran sesosok makhluk asing yang menyerang orang-orang yang berada di sekitarnya. Beruntung, seorang pria berkekuatan super bernama Quentin Beck (Jake Gyllenhaal) kemudian datang dan mengusir makhluk asing tersebut. Oleh Nick Fury (Samuel L. Jackson) dan rekan kerjanya, Maria Hill (Cobie Smulders), lantas meminta Peter Parker untuk bekerjasama dengan Quentin Beck dalam mencegah serangan yang diperkirakan akan kembali dilakukan sang makhluk asing. Permintaan yang sekali lagi membuat Peter Parker mempertanyakan perannya sebagai Spider-Man dan pengaruh posisi tersebut terhadap kehidupan kesehariannya. Continue reading Review: Spider-Man: Far From Home (2019)

Review: Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018)

Sony Pictures sepertinya semakin percaya diri dengan kolaborasi mereka bersama Marvel Comics. Setelah kesuksesan Spider-Man: Homecoming (Jon Watts, 2017) – yang juga menjadi film Spider-Man pertama yang diikutsertakan dalam linimasa pengisahan Marvel Cinematic Universe – serta Venom (Ruben Fleischer, 2018), Sony Pictures kini memproduksi sebuah seri terbaru Spider-Man yang tidak berhubungan secara langsung dengan seri live-action Spider-Man yang sedang berjalan namun, di saat bersamaan, juga memiliki keterikatan semesta pengisahan dengan seri film tersebut. Digarap dalam bentuk animasi, Spider-Man: Into the Spider-Verse akan mengenalkan penonton pada sosok Spider-Man lain bernama Miles Morales yang berasal dari dimensi kehidupan yang berbeda – dimana, dalam dimensi kehidupan tersebut, karakter Peter Parker/Spider-Man dikisahkan telah meninggal dunia. Dengan pengembangan cerita dan karakter yang dilakukan oleh Phil Lord dan Christopher Miller (The LEGO Movie, 2014), Spider-Man: Into the Spider-Verse mampu dibangun menjadi sebuah presentasi yang cerdas, menyenangkan, bahkan menjadi salah satu adaptasi film Spider-Man terbaik yang pernah dibuat hingga saat ini. Continue reading Review: Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018)

Review: Spider-Man: Homecoming (2017)

Spider-Man: Homecoming adalah usaha terbaru dari Columbia Pictures untuk memberikan penyegaran (sekaligus mempertahankan) seri film Spider-Man dalam daftar rilisan rumah produksi tersebut. Hal ini bukanlah kali pertama Columbia Pictures melakukannya. Dalam rentang waktu tahun 2012 hingga 2014, rumah produksi milik Sony Pictures Entertainment tersebut merilis dwilogi The Amazing Spider-Man garapan Marc Webb yang dimaksudkan sebagai reboot bagi trilogi Spider-Man arahan Sam Raimi yang berhasil meraih sukses besar ketika dirilis dari tahun 2002 hingga 2007. Sayangnya, baik The Amazing Spider-Man maupun The Amazing Spider-Man 2 gagal untuk meraih kesuksesan yang sama besarnya dengan trilogi Spider-Man milik Raimi. Belajar dari “kesalahan” tersebut, Columbia Pictures lantas memilih untuk turut melibatkan langsung Marvel Studios dalam pembuatan Spider-Man: Homecoming – sebuah kerjasama yang dimulai dengan kehadiran sang manusia laba-laba pada Captain America: Civil War (Anthony Russo, Joe Russo, 2016). Penampilan singkat Spider-Man dalam Captain America: Civil War memang berhasil mencuri perhatian tapi apakah keberadaan Marvel Studios mampu memberikan dorongan positif bagi performa Spider-Man dalam film tunggalnya? Continue reading Review: Spider-Man: Homecoming (2017)

Review: The Amazing Spider-Man (2012)

Apakah dunia benar-benar membutuhkan sebuah reboot dari kisah Spider-Man ketika franchise awal film tersebut masih berusia lima tahun? Memang, harus diakui bahwa Spider-Man 3 (2007) adalah sebuah kekacauan dari segi kualitas. Namun –  tidak seperti Batman & Robin (1997) yang benar-benar hancur baik dari segi kualitas maupun dari pendapatan komersial sehingga mampu menjustifikasi kehadiran Christopher Nolan dengan Batman Begins (2005) beberapa tahun kemudian – Spider-Man 3 masih mampu meraih pendapatan komersial sebesar lebih dari US$800 juta dari peredarannya di seluruh dunia. Jika Columbia Pictures ingin mendapatkan sebuah penyegaran dari franchise-nya – dan jika Sam Raimi, Tobey Maguire dan Kirsten Dunst tidak lagi berminat untuk melanjutkan peran mereka – bukankah lebih baik (dan masuk akal) jika kisah Spider-Man dilanjutkan namun dengan melibatkan nama-nama yang berbeda?

Continue reading Review: The Amazing Spider-Man (2012)