Review: Annabelle: Creation (2017)


Usaha James Wan untuk melebarkan sayap pengisahan The Conjuring Universe berlanjut lewat Annabelle: Creation. Merupakan prekuel dari Annabelle (John R. Leonetti, 2014) – yang meskipun bukanlah sebuah film yang digemari oleh para kritikus namun sukses meraih pendapatan komersial sebesar lebih dari US$250 juta sepanjang masa perilisannya di seluruh dunia – Annabelle: Creation menggali lebih dalam mengenai asal usul keberadaan boneka horor bernama Annabelle yang popular setelah pertama kali dikenalkan melalui salah satu kasus yang ditangani karakter Ed dan Lorraine Warren (Patrick Wilson dan Vera Farmiga) dalam The Conjuring (Wan, 2013). Menyadari bahwa pengarahan yang diberikan Leonetti bukanlah elemen pendukung terbaik bagi penceritaan Annabelle, Wan lantas memilih untuk menyerahkan kursi penyutradaraan Annabelle: Creation pada David F. Sandberg (Lights Out, 2016). Benar saja. Dengan kemampuan pengarahannya yang apik, Sandberg mampu memberikan banyak momen-momen horor yang (sangat) menyenangkan bagi film ini.

Dengan naskah cerita yang masih ditulis oleh Gary Dauberman, Annabelle: Creation memiliki latar belakang waktu pengisahan di tahun 1955 atau tepat dua belas tahun sebelum berbagai konflik yang terjadi dalam Annabelle. Dikisahkan, seorang biarawati dari sebuah panti asuhan yang baru saja ditutup, Sister Charlotte (Stephanie Siegman), membawa enam orang anak asuhnya, Janice (Talitha Bateman), Linda (Lulu Wilson), Nancy (Philippa Coulthard), Carol (Grace Fulton), Tierney (Lou Lou Safran), dan Kate (Tayler Buck), untuk pindah ke sebuah rumah penampungan baru yang dikelola oleh pasangan Samuel dan Esther Mullins (Anthony LaPaglia dan Miranda Otto). Walau awalnya merasa rumah tersebut dapat menjadi awal kehidupan mereka yang baru namun, secara perlahan, para penghuni baru rumah pasangan Mullins mulai mendapati bahwa rumah tersebut menyimpan berbagai misteri yang tidak hanya mencekam namun siap untuk mengambil alih nyawa dan kehidupan mereka.

Harus diakui, sebagai salah satu film yang berada dalam The Conjuring Universe, Annabelle: Creation memang memanfaatkan berbagai formula horor yang telah diciptakan Wan dan terasa cukup familiar bagi para penikmat film-filmnya. Kefamiliaran tersebut mungkin membuat beberapa penonton dapat dengan mudah mengikuti (baca: menebak) alur pengisahan film – sekaligus mengurangi efek kejutan yang sebenarnya menjadi amunisi utama bagi film-film sejenis. Namun, meskipun dengan naskah cerita yang cukup mudah untuk teridentifikasi, Sandberg berhasil mengarahkan atmosfer horor film ini dengan tepat. Sanberg bahkan tidak ragu untuk menghadirkan adegan-adegan berdarah – yang sebenarnya cukup jarang ditemukan dalam film-film horor garapan Wan – untuk menghasilkan elemen kengerian bagi penonton filmnya. Sandberg bahkan menciptakan banyak momen-momen horor yang secara cerdas ia gunakan untuk menutupi beberapa bagian penceritaan Annabelle: Creation yang masih terasa lemah – kemampuan sama yang dahulu juga ia demonstrasikan dalam Lights Out.

Sandberg juga berhasil mengeluarkan sekaligus memanfaatkan kemampuan akting para pemeran filmnya secara maksimal. Meski dengan porsi pengisahan yang relatif minimalis, LaPaglia dan Otto – dua pemeran dengan jam terbang paling tinggi jika dibandingkan dengan para pemeran lainnya – mampu membuat karakter yang mereka perankan tampil begitu mengikat. Namun, adalah dua bintang muda, Bateman dan Wilson, yang menjadi bintang utama dari film ini. Berperan sebagai dua tokoh dengan karakteristik yang saling bertolak belakang, Bateman benar-benar mampu tampil mengesankan dengan karakternya yang misterius sementara Wilson tampil sebagai sosok protagonis yang dapat dengan mudah disukai sekaligus didukung oleh para penonton. Sama seperti LaPaglia dan Otto, para pemeran lain juga mendapatkan porsi pengisahan karakter yang tidak terlalu luas. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri, penampilan apik mereka mampu menyatu dan saling mendukung untuk menciptakan kualitas penampilan departemen akting yang begitu istimewa.

Layaknya film-film horor modern lainnya, atmosfer horor yang berhasil dihantarkan oleh penceritaan Annabelle: Creation juga didukung penuh oleh keapikan kualitas departemen produksi film ini. Tata musik arahan Benjamin Wallfisch – menggantikan komposer Joseph Bishara yang kali ini hanya bertugas sebagai pemeran sebagai salah satu karakter supranatural – mampu menciptakan kejutan sekaligus momen-momen emosional bagi pengisahan film. Begitu pula dengan tata gambar garapan Michel Aller serta tata sinematografi buatan Maxime Alexandre yang menyajikan deretan gambar dengan lanskap yang jeli dalam menangkap atmosfer horor dalam naskah cerita. Tidak ketinggalan, departemen artistik turut menyumbangkan kesuksesan dalam membangun nuansa masa lalu yang memang menjadi latar belakang waktu penceritaan film ini. Sebuah sajian horor yang menyenangkan. [B-]

annabelle-creation-movie-posterAnnabelle: Creation (2017)

Directed by David F. Sandberg Produced by Peter Safran, James Wan Written by Gary Dauberman Starring Stephanie Sigman, Talitha Bateman, Lulu Wilson, Philippa Coulthard, Grace Fulton, Lou Lou Safran, Tayler Buck, Samara Lee, Anthony LaPaglia, Miranda Otto, Mark Bramhall, Adam Bartley, Alicia Vela-Bailey, Lotta Losten, Joseph Bishara, Brian Howe, Kerry O’Malley, Annabelle Wallis, Ward Horton, Bonnie Aarons Music by Benjamin Wallfisch Cinematography Maxime Alexandre Editing by Michel Aller Studio New Line Cinema/RatPac-Dune Entertainment/Atomic Monster Productions/The Safran Company Running time 109 minutes Country United States Language English

6 thoughts on “Review: Annabelle: Creation (2017)”

Leave a Reply