Tag Archives: Nelly Sukma

Review: Kalian Pantas Mati (2022)

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Alim Sudio (Miracle in Cell No. 7, 2022) berdasarkan film horor asal Korea Selatan yang berjudul Mourning Grave (Oh In-chun, 2014), Kalian Pantas Mati bercerita tentang kehidupan seorang pemuda bernama Rakka (Emir Mahira) yang dianugerahi kemampuan untuk berkomunikasi dengan para roh dari orang-orang yang telah meninggal namun masih bergentayangan di sekitaran manusia. Biasanya, para roh tersebut mencoba berkomunikasi untuk meminta bantuan Rakka dalam menyelesaikan masalah-masalah mereka yang belum selesai di dunia. Tidak heran, ketika sesosok hantu cantik yang mengaku sama sekali tidak mengingat nama maupun siapa dirinya (Zee JKT48) datang menghampirinya, Rakka menduga sang hantu juga akan meminta bantuannya. Namun, sang hantu ternyata hanya ingin menemani Rakka karena merasa kesepian dengan kehidupannya sebagai hantu. Di saat yang bersamaan, beberapa anak di tempat Rakka bersekolah menghilang secara misterius. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Rakka mulai mencari tahu tentang misteri kelam yang sedang menyelimuti sekolahnya. Continue reading Review: Kalian Pantas Mati (2022)

Review: Soekarno (2013)

Setelah menggarap Sang Pencerah (2011) serta membantu proses produksi film Habibie & Ainun (2012), Hanung Bramantyo kembali hadir dengan sebuah film biopik yang bercerita tentang kehidupan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Berbeda dengan sosok Ahmad Dahlan – yang kisahnya dihadirkan dalam Sang Pencerah – atau Habibie yang cenderung memiliki kisah kehidupan yang lebih sederhana, perjalanan hidup Soekarno – baik dari sisi pribadi maupun dari kiprahnya di dunia politik – diwarnai begitu banyak intrik yang jelas membuat kisahnya cukup menarik untuk diangkat sebagai sebuah film layar lebar. Sayangnya, banyaknya intrik dalam kehidupan Soekarno itu pula yang kemudian berhasil menjebak Soekarno. Naskah cerita yang ditulis oleh Hanung bersama dengan Ben Sihombing (Cinta di Saku Celana, 2012) seperti terlalu berusaha untuk merangkum kehidupan Soekarno dalam tempo sesingkat-singkatnya – excuse the pun – sehingga membuat Soekarno seringkali kehilangan fokus penceritaan dan gagal untuk bercerita serta menyentuh subyek penceritaannya dengan lebih mendalam.

Continue reading Review: Soekarno (2013)