Review: Boss Level (2020)


Tujuh tahun setelah mengarahkan Stretch (2014) – sebuah drama komedi yang diproduseri oleh Jason Blum, melibatkan penampilan dari Patrick Wilson, Chris Pine, dan Jessica Alba, namun batal ditayangkan secara luas di layar bioskop untuk kemudian dirilis melalui layanan video on demand – Joe Carnahan kembali duduk di kursi penyutradaraan untuk Boss Level. Film yang menandai kali pertama Carnahan mengarahkan sebuah alur cerita bernada fiksi ilmiah ini sebenarnya telah menyelesaikan proses produksinya di awal tahun 2018 dengan jadwal penayangan pada musim panas tahun 2019. Ironisnya, sama seperti Stretch, distributor dari Boss Level juga memilih untuk meninggalkan film yang dibintangi Frank Grillo tersebut yang secara otomatis juga lantas membuatnya gagal tayang di layar bioskop sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.  Baru pada akhir tahun 2020, Boss Level menarik perhatian sejumlah distributor film – termasuk layanan streaming Hulu – yang kemudian membeli hak tayang film dan mulai merilisnya di awal tahun 2021. Bad luck Carnahan.

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Carnahan bersama dengan duo penulis naskah Chris Borey dan Eddie Borey (Open Grave, 2013), Boss Level mengaplikasikan konsep pengisahan yang melibatkan terjadinya time loop – situasi dimana satu/beberapa karakter harus terjebak dalam sebuah putaran waktu sebelum dirinya/mereka dapat memecahkan sebuah misteri yang dapat mengeluarkan mereka dari perjalanan waktu berulang tersebut – pada plot cerita utamanya. Dikisahkan, untuk ratusan kalinya, seorang mantan tentara pasukan khusus, Roy Pulver (Grillo), harus terbangun di pagi hari dengan sejumlah orang yang datang menyerang guna menghabisi nyawanya. Ratusan kali? Yep. Begitu Roy Pulver berusaha dan gagal untuk melawan orang-orang tersebut, kematian yang menghampiri Roy Pulver akan menyebabkan waktu terulang kembali ke menit awal dirinya membuka mata di pagi hari. Setelah melalui tahapan yang sama berulang-ulang, Roy Pulver mulai dapat mengumpulkan informasi tentang siapa dalang dibalik terjadinya seluruh permasalahan yang kini juga mengancam nyawa mantan istri, Jemma Wells (Naomi Watts), serta anaknya, Joe (Rio Grillo), tersebut.

Plot cerita yang melibatkan keberadaan putaran waktu sepertinya memang sedang menjadi inspirasi bagi banyak pembuat film dalam beberapa waktu terakhir. Setelah Source Code (Duncan Jones, 2011) dan Edge of Tomorrow (Doug Liman, 2014), tahun lalu penonton mendapatkan suguhan Palm Springs (Max Barbakow, 2020) serta Sabar ini Ujian (Anggy Umbara, 2020). Boss Level sendiri merupakan film kedua pada tahun ini yang menggunakan konsep cerita time loop setelah The Map of Tiny Perfect Things (Ian Samuels, 2021) yang dirilis pada awal Februari lalu. Tidak seperti Source Code ataupun Edge of Tomorrow yang sama-sama menggunakan elemen cerita aksi dalam pemanfaatan konsep cerita time loop-nya, Boss Level terasa lebih leluasa dalam penuturan kisahnya. Tidak terlalu berfokus maupun terikat pada aturan-aturan yang biasa selalu menjadi penekanan pada cerita film-film sejenis. Tidak mengherankan jika Boss Level kemudian mampu untuk menghadirkan deretan adegan aksi dengan intensitas yang lebih maksimal.

Di saat yang bersamaan, tidak dipungkiri bahwa fokus yang lebih ditekankan pada eksekusi deretan adegan aksi dalam film ini memang membuat Boss Level kehilangan pegangannya pada pengembangan konflik maupun karakternya. Dengan nama-nama seperti Watts, Mel Gibson, Michelle Yeoh, Annabelle Wallis, hingga Ken Jeong berada pada barisan pengisi departemen akting film ini, naskah cerita dari film ini terasa menyia-nyiakan talenta aktingnya ketika banyak karakter tampil dengan porsi pengisahan yang jauh dari kesan maksimal. Lihat saja bagaimana karakter Colonel Clive Ventor yang diperankan Gibson yang dikisahkan menjadi sasaran utama bagi petualangan yang dijalani oleh karakter utama namun kemudian dieksekusi dengan adegan final yang jauh dari mengesankan. Chris Borey dan Eddie Borey juga berusaha untuk memberikan lapisan kisah emosional pada karakter utama film melalui karakter yang diperankan Watts dan Rio Grillo. Cukup mampu menghadirkan sejumlah momen kuat meskipun tidak pernah terasa benar-benar signifikan.

Carnahan sepertinya memang menjadikan Boss Level sebagai wadah untuk menampilkan barisan adegan aksi yang brutal sekaligus penuh ledakan serta memberikan ruang bagi Grillo untuk memamerkan kharismanya sebagai sosok aktor aksi utama. Pilihan untuk menghadirkan film ini dengan ritme pengisahan yang cepat menjadikan alur cerita bergerak secara dinamis. Eksekusi cerita akan konsep time loop yang dihadirkan bagaikan sebuah permainan video juga tidak buruk. Carnahan mampu menjadikan kisah time loop-nya tampil meyakinkan dengan sejumlah deskripsi di beberapa bagian film. Dan, tentu saja, penampilan kuat yang diberikan Grillo menjadi elemen kualitas yang paling kuat sekaligus menonjol di sepanjang presentasi Boss Level. Karakter yang diperankan oleh Grillo mungkin terkesan sebagai sosok karakter pria tangguh yang dapat menghadapi tantangan apa saja yang berada di hadapannya. Meskipun begitu, Grillo ternyada dapat membuktikan bahwa ia juga mampu menangani sejumlah elemen cerita yang bernada komedi maupun drama yang lantas menjadikan penampilannya menjadi semakin memikat. Cukup menyenangkan.

Boss Level (2020)

Directed by Joe Carnahan Produced by Joe Carnahan, Frank Grillo, Randall Emmett, George Furla Written by Chris Borey, Eddie Borey, Joe Carnahan (screenplay), Chris Borey, Eddie Borey (story) Starring Frank Grillo, Mel Gibson, Naomi Watts, Annabelle Wallis, Ken Jeong, Will Sasso, Selina Lo, Meadow Williams, Michelle Yeoh, Rob Gronkowski, Mathilde Ollivier, Quinton Jackson, Rashad Evans, Sheaun McKinney, Aaron Beelner, Rio Grillo Music by Clinton Shorter Cinematography Juan Miguel Azpiroz Edited by Kevin Hale Production companies Highland Film Group/Emmett/Furla Oasis/Diamond Film Productions/MoviePass Films/The Fyzz Facility/Ingenious Media/WarParty Running time 100 minutes Country United States Language English

One thought on “Review: Boss Level (2020)”

Leave a Reply