Review: Geez & Ann (2021)


Alur pengisahan dari film terbaru arahan sutradara Rizki Balki (Laundry Show, 2019), Geez & Ann, dimulai dengan pertemuan dua karakter utamanya, Gazza Cahyadi yang dalam keseharian dipanggil dengan sebutan Geez (Junior Roberts) dan Keana Amanda yang akrab disapa sebagai Ann (Hanggini). Pertemuan singkat yang terjadi dalam sebuah pagelaran pentas seni yang dilaksanakan oleh sekolah tempat Ann belajar – dan Geez merupakan salah satu alumninya – segera tumbuh menjadi benih hubungan romansa bagi keduanya. Kisah kasih antara dua remaja tersebut menemui tantangan besar ketika Geez harus memenuhi keinginan sang ibu (Dewi Rezer) agar dirinya melanjutkan pendidikannya di Berlin, Jerman selama empat tahun mendatang. Tidak ingin hubungannya dengan Ann kandas begitu saja, Geez lantas berjanji bahwa dirinya akan selalu pulang untuk menemui Ann di setiap hari ulang tahun gadis yang memiliki cita-cita sebagai dokter itu.

Dengan naskah cerita yang ditangani oleh lima(!) penulis naskah, Cassandra Massardi (Get M4rried, 2013), Adi Nugroho (Gentayangan, 2018), Amit Jethani, Bonky, dan Muthia Khairunnisa, yang mengadaptasi buku berjudul sama karangan Rintik Sendu, Geez & Ann, sayangnya, tidak mampu menawarkan keistimewaan pengisahan apapun yang dapat membuat film ini terasa berbeda dengan film-film Indonesia sepantarannya. Geez & Ann sebenarnya dimulai dengan cukup meyakinkan. Pertemuan pertama serta proses perkenalan antara kedua karakter utama berhasil dihadirkan dengan cukup manis – khususnya berkat penampilan apik dari Roberts dan Hanggini. Namun, setelahnya, daripada berusaha memberikan penggalian karakter yang kuat pada kedua karakter utama untuk membuat keduanya hadir sebagai dua karakter yang menarik, Geez & Ann lebih tertarik untuk menghadirkan momen-momen manis bernilai cheesy yang secara perlahan membuat penuturan film ini memiliki kesan begitu monoton.

Usaha Geez & Ann untuk menyajikan konflik-konflik yang lebih berwarna dalam linimasa pengisahannya juga terasa tidak begitu berhasil ketika sejumlah konflik tersebut dieksekusi dengan setengah matang. Plot tentang ketidakharmonisan hubungan karakter Geez dengan sang ibu tidak pernah terasa meyakinkan akibat penggambaran karakter yang diperankan Rezer tersebut tampil layaknya tokoh antagonis yang cenderung dangkal dan tanpa kedalaman emosional. Begitu pula dengan gambaran akan hubungan jarak jauh yang terjadi antara kedua karakter utama yang seringkali hanya dititikberatkan pada berbagai dilema perasaan yang dirasakan karakter Ann daripada menghadirkannya sebagai cerita tantangan sebuah hubungan asmara yang dijalani oleh dua orang karakter.

Dilema pengisahan Geez & Ann juga masih ditambah dengan kehadiran sejumlah karakter dengan garapan cerita yang tidak pernah tergambar dengan baik – mulai dari karakter teman-teman dari karakter Ann yang nyaris hanya tampil sebagai sosok penggembira belaka, karakter Tari (Shenina Cinnamon) yang entah apa guna kehadirannya, sejumlah sosok karakter yang disebut sebagai “periskop” yang mungkin diniatkan hadir sebagai aksesoris cerita namun kemudian justru terasa mengganggu, serta karakter Bayu (Roy Sungkono) yang sebenarnya memegang peranan krusial bagi akhir pengisahan Geez & Ann tetapi tidak pernah mendapatkan olahan kisah yang meyakinkan yang membuat akhir kisah film ini kemudian menjadi anti-klimaks. Sejumlah elemen presentasi film ini masih dapat dinikmati: Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh karakter Geez hadir cukup menyenangkan untuk dinikmati dan tata sinematografi film membuat Geez & Ann nyaman untuk disaksikan. Selebihnya, Geez & Ann mungkin cukup beruntung jika tidak membuat para penontonnya kehilangan rasa kesabaran mereka.

 

Geez & Ann (2021)

Directed by Rizki Balki Produced by Raam Punjabi Written by Cassandra Massardi, Adi Nugroho, Amit Jethani, Bonky, Muthia Khairunnisa (screenplay), Rintik Sendu (book, Geez & Ann) Starring Junior Roberts, Hanggini, Roy Sungkono, Shenina Cinnamon, Ashira Zamita, Amel Carla, Farhan Rasyid, Naimma Aljufri, Andi Viola, Jasmine Elfira, Davina Karamoy, Ady Sky, Ersa Mayori, Bobby Samuel, Dewi Rezer, Indra Brasco, Casell Velliz, Peter Valentino, Bintang Emon, Kezia Aletheia Music by Aghi Narottama Cinematography Aga Wahyudi Edited by W. Ichwan Diardono Production company MVP Pictures Running time 105 minutes Country Indonesia Language Indonesian

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s