Review: Surga yang Tak Dirindukan 3 (2021)


Danur ternyata bukanlah satu-satunya seri film garapan MD Entertainment yang kini mendapatkan dukungan penampilan dari Marsha Timothy pada departemen aktingnya. Dalam Surga yang Tak Dirindukan 3, Timothy memerankan karakter Meirose yang pada dua seri film sebelumnya, Surga yang Tak Dirindukan (Kuntz Agus, 2015) dan Surga yang Tak Dirindukan 2 (Hanung Bramantyo, 2017), diperankan oleh Raline Shah. Timothy sendiri bukanlah satu-satunya nama baru yang hadir dalam departemen akting film ini. Sejumlah karakter pendukung, seperti karakter Nadia dan Akbar, kini juga diperankan oleh Zara Leola dan Ali Fikry yang menggantikan posisi Sandrinna Michelle Skornicki dan Keefe Bazli Ardiansyah. Reza Rahadian masih turut berakting dalam film ini namun, kejutan!, untuk peran yang berbeda dari seri film sebelumnya. Dengan naskah cerita yang masih digarap oleh Alim Sudio (Layla Majnun, 2021) berdasarkan novel berjudul sama karya Asma Nadia, Surga yang Tak Dirindukan 3 juga menjadi film cerita panjang kedua yang diarahkan oleh Pritagita Arianegara setelah sebelumnya mengarahkan Salawaku (2017).

Alur cerita Surga yang Tak Dirindukan 3 dimulai ketika Akbar (Fikry) diundang bersama dengan teman-temannya untuk datang ke sebuah acara yang diadakan oleh pimpinan yayasan baru yang mengelola tempat Akbar bersekolah, Ray (Rahadian). Tanpa disangka, Ray ternyata merupakan sosok krusial dalam kehidupan Meirose (Timothy) terdahulu – sosok yang pernah menimbulkan luka sekaligus trauma yang begitu mendalam bagi perempuan tersebut. Tidak ingin Ray kembali dalam kehidupannya, Meirose lantas berusaha untuk terus menghindar dari Ray agar dirinya tidak mengetahui bahwa salah satu siswa di sekolahnya merupakan anak dari Meirose. Di saat yang bersamaan, usaha yang dikelola oleh Prasetya (Fedi Nuril) terancam bangkrut setelah dirinya ditipu oleh salah seorang rekan kerjanya. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh Prasetya untuk terhindar dari kebangkrutan adalah dengan menjual rumah yang dahulu ia bangun bersama dengan Arini (Laudya Cynthia Bella). Pilihan yang jelas membuat putrinya, Nadia (Leola), merasa sangat kecewa.

Seperti halnya film kedua yang menunjukkan adanya pengelolaan cerita yang lebih baik – meskipun terasa sangat minimalis – daripada film pertama, Surga yang tak Dirindukan 3 juga menghadirkan sejumlah pengembangan kualitas yang cukup dapat dirasakan keberadaannya. Tidak ada sentuhan cerita yang benar-benar baru. Mereka yang menggemari film-film drama keluarga dengan sentuhan nada reliji tentu akan dapat dengan mudah menghubungkan titik-titik kisah akan kehadiran sosok karakter Ray dalam kehidupan Meirose hingga konflik tentang persoalan bisnis yang sedang dihadapi oleh karakter Prasetya. Meskipun begitu, Sudio cukup lihai dalam mengelola setiap konflik yang dihadirkan oleh linimasa penceritaan Surga yang Tak Dirindukan 3. Benang merah akan tema penceritaan tentang kejujuran dalam berkomunikasi – yang dihadirkan dalam konflik yang dihadapi karakter Ray dengan karakter Meirose, karakter Meirose dengan karakter Prasetya, maupun antara karakter Nadia dengan karakter Meirose dan karakter Prasetya – mampu disajikan secara lugas dan cukup menggugah.

Sentuhan pengisahan bertemakan reliji – yang harus diakui begitu menitikberatkan pada sudut pandang patriarki – memang terasa telah dilepaskan semenjak seri film sebelumnya. Keberadaan Arianegara, sebagai seorang sutradara perempuan, sepertinya juga turut membantu “meminimalisir” kembalinya tema yang sama pada Surga yang Tak Dirindukan 3 – meskipun tidak sepenuhnya berhasil. Film ini sempat menghadirkan sebuah kajian tentang dalil keagamaan akan hukuman yang “layak” diberikan oleh seorang suami pada istrinya yang berkhianat. Bukan tentang kehadirannya yang dipermasalahkan. Namun, ketika didampingkan pada konteks cerita yang sebenarnya tidak menjangkau terlalu dalam tentang pembahasan dalil keagamaan tersebut, sulit untuk tidak merasa bahwa bahasan yang ditampilkan Surga yang Tak Dirindukan 3 menjadi terasa dangkal. Terlepas dari poin pengisahan tersebut, Arianegara mampu mengeksekusi elemen drama keluarga dalam filmnya dengan baik.

Tidak ada permasalahan yang berarti dalam kualitas departemen akting yang ditampilkan dalam Surga yang Tak Dirindukan 3. Nuril memang masih tampil dalam kapasitas akting yang sepertinya terjebak dalam tingkatan emosional yang selalu serupa, namun penampilan Timothy, Rahadian, Lydia Kandou, Dea Panendra, hingga Leola dan Fikry hadir memuaskan. Elemen komedi yang sering tergambar dalam interaksi yang terjalin antara karakter-karakter yang diperankan oleh Kemal Palevi, Tanta Ginting, dan Indra Jegel sering terasa mengganggu dan dapat dibuang secara sepenuhnya. Namun, Surga yang Tak Dirindukan 3 mendapatkan seorang bintang baru yang begitu mampu mampu untuk mencuri perhatian dari penampilan komikal Zsazsa Utari. Porsi pengisahan yang diberikan pada karakter Yemima yang diperankannya memang minimalis namun Utari mampu mengeksekusi tiap dialognya dengan hantaran komedi yang memikat (That line delivery on Kecap Bango isinstant classic!).

 

Surga yang Tak Dirindukan 3 (2021)

Directed by Pritagita Arianegara Produced by Manoj Punjabi Written by Alim Sudio (screenplay), Asma Nadia (book, Surga yang Tak DirindukanStarring Fedi Nuril, Marsha Timothy, Reza Rahadian, Zara Leola, Ali Fikry, Lydia Kandou, Kemal Palevi, Tanta Ginting, Oline Mendeng, Zsazsa Utari, Dea Panendra, Jenny Zhang, Patrick Milligan, Indra Jegel, Laudya Cynthia Bella Music by Krisna Purna, Ricky Lionardi Cinematography Ipung Rachmat Syaiful Editing by Wawan I. Wibowo Studio MD Pictures Running time 120 minutes Country Indonesia Language Indonesian

2 thoughts on “Review: Surga yang Tak Dirindukan 3 (2021)”

Leave a Reply