Review: Bad Samaritan (2018)


Bagi para pecinta serial televisi dunia, nama David Tennant tentu tidak akan pernah dapat dilepaskan dari keterlibatannya dalam serial Doctor Who – sebuah seri fiksi ilmiah asal Inggris yang telah mengudara semenjak tahun 1963. Meskipun telah berkarir di dunia akting semenjak akhir tahun 1980an, bahkan pernah turut berperan dalam Harry Potter and the Goblet of Fire (Mike Newell, 2005), nama Tennant baru benar-benar mendapatkan rekognisi luas dari publik dunia ketika ia terpilih sebagai aktor kesepuluh yang memerankan karakter yang dikenal dengan sebutan The Doctor secara regular dalam serial Doctor Who dari tahun 2005 hingga 2010. Selepas Doctor Who, Tennant mengisi resume aktingnya dengan berperan dalam berbagai varian warna karakter untuk sejumlah serial televisi, film, maupun drama panggung. Perannya dalam film Bad Samaritan arahan sutradara Dean Devlin (Geostorm, 2017) mungkin merupakan salah satu pilihan peran yang cukup menarik dalam filmografi akting Tennant.

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Brandon Boyce (Wicker Park, 2004), Bad Samaritan menghadirkan sebuah premis cerita yang cukup familiar. Dua orang pemuda yang bekerja sebagai petugas parkir mobil di sebuah restoran mewah, Sean Falco (Robert Sheehan) dan Derek Sandoval (Carlito Olivero), ternyata memanfaatkan pekerjaan mereka untuk merampok rumah dari sejumlah pemilik mobil yang mereka layani. Suatu hari, ketika sedang merampok rumah milik seorang jutawan bernama Cale Erendreich (Tennant), Sean Falco menemukan seorang perempuan (Kerry Condon) yang sedang disekap di ruang kerja sang jutawan. Gagal untuk membebaskan perempuan tersebut, Sean Falco memilih untuk kembali ke restoran tempatnya bekerja, mengembalikan mobil milik Cale Erendreich, dan kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian. Sayang, kecerdikan Cale Erendreich membuat polisi tidak dapat menemukan jejak apapun untuk membuktikan laporan dari Sean Falco. Mengetahui bahwa ada seseorang yang mencoba mengganggunya, Cale Erendreich mulai menebar teror yang tidak hanya merusak kehidupan Sean Falco namun juga kehidupan orang-orang kesayangan yang berada di sekitarnya.

Premis yang dihadirkan oleh film yang dapat disaksikan melalui Mola TV ini memang tidak menawarkan sesuatu yang baru. Meskipun begitu, eksekusi yang dilakukan oleh Devlin terhadap alur pengisahannya harus diakui mampu membuat Bad Samaritan berhasil menghantarkan momen-momen ketegangannya dengan baik. Devlin secara perlahan memberikan bangunan yang apik pada tiap karakter yang hadir di linimasa penceritaan film, menyusun misteri yang hendak diungkap di sepanjang pengisahan, hingga memberikan sajian drama yang menarik di sela setiap penuturan misteri tersebut. Hasilnya, Bad Samaritan cukup sukses untuk mengikat perhatian setiap penontonnya, membuat mereka penasaran dengan tiap intrik yang akan diambil oleh karakter-karakter cerita, serta menghadirkan susunan kisah misteri yang tertata dengan baik.

Di saat yang bersamaan, dengan durasi penceritaan yang mencapai 107 menit, naskah cerita garapan Boyce seringkali terasa kekurangan daya untuk memberikan penuturan cerita yang lebih solid. Sejumlah konflik yang melibatkan beberapa karakter pendukung film tidak mampu untuk dibangun dengan baik. Kisah romansa yang terbangun antara karakter Sean Falco dengan karakter kekasihnya, Riley Seabrook (Jacqueline Byers), terasa hambar. Begitu pula dengan bangunan hubungan yang diberikan pada karakter Sean Falco dengan anggota keluarganya. Seperti hanya dijadikan sebagai elemen pendukung perjalanan plot cerita tanpa pernah mendapatkan kegunaan yang lebih mapan. Juga tampil dangkal adalah pengelolaan Boyce akan karakter-karakter penegak keamanan yang entah mengapa selalu digambarkan sebagai sosok yang tidak dapat diandalkan. Sejumlah adegan kilas balik yang digunakan untuk merangkai kisah misteri dari masa lalu sang karakter antagonis utama juga nyaris terasa tidak berguna berkat penyampaiannya yang cenderung membingungkan.

Terlepas dari kelemahan-kelemahan tersebut, Bad Samaritan terus mampu untuk bercerita dengan menarik berkat pengarahan Devlin yang secara konsisten terus menerapkan ritme pengisahan yang tepat serta, tentu saja, penampilan Tennant dan barisan pengisi departemen akting film ini. Berperan sebagai sosok antagonis, Tennant tampil meyakinkan – bahkan mengerikan pada beberapa bagian. Meskipun naskah cerita Bad Samaritan tidak memberikan ruang yang luas bagi penggalian misteri dari sosok yang diperankannya, penampilan Tennant berhasil menjadikan sosok Cale Erendreich sebagai karakter yang begitu menarik untuk ditelusuri kisahnya. Sheehan juga tampil tidak mengecewakan. Ia berhasil membuat petualangannya dalam berusaha menyelamatkan sosok yang tidak dikenalnya tampil meyakinkan.

Secara keseluruhan, Bad Samaritan mungkin terasa sebagai sebuah sajian film misteri dengan sejumlah kelemahan pada penuturannya. Namun, dengan penataan cerita yang apik dari Devlin serta didukung oleh penampilan kuat dari barisan pemeran filmnya, Bad Samaritan tampil cukup mengesankan.

Bad Samaritan (2018)

Directed by Dean Devlin Produced by Dean Devlin, Rachel Olschan, Marc Roskin Written by Brandon Boyce Starring David Tennant, Robert Sheehan, Kerry Condon, Carlito Olivero, Jacqueline Byers, Tracey Heggins, Rob Nagle, Lorraine Bahr, Jacob Resnikoff, David Meyers, Tony Doupe, Lisa Brenner Music by Joseph LoDuca Cinematography David Connell Edited by Brian Gonosey Production company Legion M Running time 107 minutes Country United States Language English

Leave a Reply