Review: Ford v Ferrari (2019)


Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Jez Butterworth (Spectre, 2015), John-Henry Butterworth (Edge of Tomorrow, 2014), dan Jason Keller (Escape Plan, 2013) berdasarkan kisah nyata mengenai persaingan antara dua pabrikan mobil terbesar di dunia, Ford Motor Company dan Ferrari, di tahun 1960an, Ford v Ferrari memulai tuturan ceritanya ketika Ford Motor Company gagal untuk membeli Ferrari ketika perusahaan mobil asal Italia tersebut sebenarnya sedang membutuhkan aliran dana segar. Tidak ingin kehilangan muka, Ford Motor Company lantas membuka divisi balapan mobil dengan harapan untuk dapat bersaing atau bahkan mengalahkan Ferrari di ajang balapan mobil tertua di dunia, 24 Hours of Le Mans. Demi mewujudkan ambisi tersebut, Ford Motor Company bekerjasama dengan Carroll Shelby (Matt Damon), mantan pembalap mobil yang pernah memenangkan ajang 24 Hours Le Mans yang kini memiliki sebuah perusahaan perakit mobil bernama Shelby American, serta seorang teknisi bernama Ken Miles (Christian Bale) yang telah lama menjadi teknisi pendamping bagi Carroll Shelby selama masa karirnya sebagai seorang pembalap. Membangun sebuah divisi baru jelas bukanlah sebuah hal yang mudah. Carroll Shelby dan Ken Miles bahkan harus berhadapan dengan para petinggi Ford Motor Company yang mulai ikut campur tangan terhadap banyak keputusan kritikal yang harus mereka ambil.

Meskipun Ford v Ferrari memiliki atmosfer pengisahan sebagai sebuah sports movie yang kental, James Mangold (Logan, 2017) tidak lantas menggarap film ini sebagai sebuah presentasi yang hanya berfokus pada intensitas kompetisi yang terjadi pada ajang olahraga yang dikisahkannya. Semenjak awal berkisah, Ford v Ferrari memilih untuk memberikan fokus pada kedua karakter utamanya, Carroll Shelby dan Ken Miles, tentang persahabatan mereka, hingga berbagai tantangan yang harus dihadapi keduanya dalam membangun dan mewujudkan mimpi mereka. Tidak hanya mampu menjadikan cerita kedua karakter tersebut menjadi terasa begitu personal dan emosional, pengenalan dan penggalian yang mendalam terhadap karakter Carroll Shelby dan Ken Miles berhasil memberikan berbagai sudut pandang yang luas bagi setiap keputusan karir yang mereka ambil. Porsi pengisahan khusus pada sosok karakter Ken Miles sebagai seorang kepala keluarga terhadap istri, Mollie Miles (Caitriona Balfe), dan anaknya, Peter Miles (Noah Jupe), juga semakin memastikan langkah Mangold untuk tidak menjadikan Ford v Ferrari sebagai sebuah film yang berpusat pada sajian teknikal akan deru dunia balapan namun turut tampil hangat sekaligus mendalam pada sosok-sosok personal yang berada di balik dunia tersebut.

Ford v Ferrari memang tampil gemilang ketika menghadirkan dinamika kehidupan dan persahabatan kedua karakter utamanya. Namun, naskah cerita film tidak selalu mampu bergerak mulus ketika berada di luar jalur kisah personal tersebut. Usaha penggambaran perjuangan karakter Carroll Shelby dan Ken Miles dalam berhadapan dengan karakter tokoh-tokoh korporat dari Ford Motor Company seringkali terasa hambar dan cenderung repetitif akibat pengulangan masalah sekaligus karakter-karakter pendukung yang cenderung bernilai monoton. Bukan sebuah masalah besar, untungnya. Meskipun elemen pengisahan tersebut tidak terlalu terasa esensial – bahkan seringkali memberikan kesan dapat ditinggalkan untuk memperingkas durasi pengisahan film, namun Mangold tetap mampu mengintegrasikan konflik dengan sajian aksi di lintasan balap yang benar-benar menegangkan. Tergarap dengan tata audio dan visual yang benar-benar akan membawa setiap penonton terlibat langsung dalam arena balapan, Sebuah sajian yang mendorong Ford v Ferrari menjadi sebuah pengalaman sinematis yang tidak akan mudah dilupakan begitu saja.

Kekuatan performa penulisan karakter dalam naskah cerita film juga mendapatkan dukungan yang sangat solid dari penampilan akting para pemerannya. Damon dan Bale hadir dengan chemistry yang begitu hangat sekaligus membuat jalinan persahabatan antara kedua karakter yang mereka perankan mudah untuk mencuri hati setiap penonton. Damon menjadikan karakter Carroll Shelby sebagai sosok yang tangguh namun juga memiliki sikap dan perhatian yang lembut terhadap sosok Ken Miles. Bale, tentu saja, menjadi bintang bagi departemen akting Ford v Ferrari. Tidak hanya sekali lagi Bale membuktikan kelihaiannya untuk menghadirkan transformasi fisik yang sesuai agar penampilannya benar-benar menyerupai sosok nyata Ken Miles yang ia perankan, Bale juga memberikan nyawa yang begitu kuat bagi karakter tersebut sehingga sosoknya begitu menyita perhatian dalam setiap kehadiran di tiap adegan. Departemen akting film juga diperkuat dengan penampilan Balfe, Jupe, Jon Bernthal, Tracy Letts, dan Josh Lucas.

popcornpopcornpopcornpopcornpopcorn2

ford-v-ferrari-matt-damon-christian-bale-movie-posterFord v Ferrari (2019)

Directed by James Mangold Produced by Peter Chernin, Jenno Topping, James Mangold Written by Jez Butterworth, John-Henry Butterworth, Jason Keller Starring Matt Damon, Christian Bale, Jon Bernthal, Caitriona Balfe, Tracy Letts, Josh Lucas, Noah Jupe, Remo Girone, Ray McKinnon, JJ Feild, Jack McMullen, Gian Franco Tordi, Benjamin Rigby, Joe Williamson, Alex Gurney, Corrado Invernizzi, Wallace Langham Music by Marco Beltrami, Buck Sanders Cinematography Phedon Papamichael Edited by Michael McCusker, Andrew Buckland Production companies Chernin Entertainment/TSG Entertainment/Turnpike Films Running time 152 minutes Country United States Language English

3 thoughts on “Review: Ford v Ferrari (2019)”

Leave a Reply