Review: Ready or Not (2019)


Meskipun memiliki judul yang berkesan cukup generik, Ready or Not sebenarnya menawarkan sebuah konsep ketegangan yang menyenangkan dalam alur pengisahan horor yang dibawakannya. Merupakan film panjang kedua yang diarahkan oleh duo sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett setelah Devil’s Due (2014), Ready or Not memulai penceritaannya dengan pesta pernikahan yang dilangsungkan oleh pasangan Alex (Mark O’Brien) dan Grace (Samara Weaving). Alex dan Grace memang saling mencintai satu sama lain namun latar belakang Grace yang berasal dari kalangan masyarakat ekonomi menengah membuat kehadirannya kurang disukai oleh beberapa anggota keluarga Alex yang memang memiliki harta kekayaan melimpah. Sebagai salah satu bentuk usahanya untuk merebut hati keluarga Alex, Grace setuju untuk ikut serta dalam salah satu tradisi turun temurun di malam pengantin dimana dirinya bersama dengan seluruh anggota keluarga Alex memainkan sebuah permainan yang akan dipilih sendiri oleh Grace. Sebuah tradisi kekeluargaan yang menyenangkan? Tidak ketika Grace secara acak kemudian memilih untuk memainkan sebuah permainan yang dapat mengancam nyawa siapapun yang turut serta didalamnya.

Sekilas, Ready or Not terasa sebagai sebuah horor yang akan dengan patuh menggunakan formula pengisahan final girl – dimana sang karakter utama harus menghadapi serangkaian teror untuk dapat menyelamatkan dirinya – dalam linimasa ceritanya. Naskah yang ditulis oleh Guy Busick dan Ryan Murphy memang menggunakan identitas formula pengisahan final girl tersebut sebagai tulang punggung bagi alur cerita Ready or Not. Meskipun begitu, secara perlahan, Ready or Not kemudian berkembang dengan menghadirkan berbagai elemen cerita yang berlawanan arah. Tema tentang ketamakan, kelas sosial, perjanjian dengan setan, rasa cinta terhadap anggota keluarga, hingga pengkhianatan dan usaha untuk bertahan hidup juga mampu tergambar menjadi warna cerita yang mengesankan. Dengan mengkombinasikan dialog bernuansa komikal yang kental, adegan-adegan yang kerap diwarnai pertumpahan darah, serta karakter-karakter yang mampu dibangun kuat, Busick dan Murphy sukses merangkai kisah mereka menjadi sajian horor yang unik sekaligus begitu menyenangkan. Kemampuan Bettinelli-Olpin dan Gillett dalam menjaga ritme serta atmosfer kelam nan menegangkan di sepanjang durasi Ready or Not juga menjadi elemen sukses yang krusial bagi film ini.

Ready or Not bukannya hadir tanpa cela. Setelah melaju kencang dengan berbagai konfliknya pada separuh pertama pengisahannya, film ini kemudian terasa kehilangan pegangan kuat dan kurang begitu berhasil mempertahankan intensitas cerita di bagian pertengahan. Pada banyak bagian, munculnya kelemahan ini karena Ready or Not tengah mempersiapkan adegan final di paruh akhir cerita dengan memberikan pengembangan yang lebih luas bagi elemen supranatural di dalam jalan ceritanya. Tidak berefek terlalu fatal namun tetap memberikan ruang bagi kesan monoton karena pengisahan yang seolah berjalan di tempat. Beruntung, Ready or Not memiliki barisan pengisi departemn akting yang solid. Secara bergantian, barisan pemeran yang diisi oleh nama-nama seperti Adam Brody, Andie McDowell, O’Brien, Henry Czerny, Nicky Guadagni, Melanie Scrofano, Elyse Levesque, Kristian Bruun, dan John Ralston memberikan penampilan apik mereka. Masing-masing diberikan porsi yang sesuai dengan setiap pemeran mampu memberikan penampilan yang seimbang mengesankannya.

Namun, jelas tidak dapat dipungkiri bahwa Weaving merupakan bintang sekaligus jiwa dan nyawa bagi keberhasilan presentasi Ready or Not. Karakter yang ditampilkan Weaving dalam film ini mungkin akan mengingatkan beberapa penonton pada perannya di film The Babysitter (McG, 2017) dan Mayhem (Joe Lynch, 2017) – khususnya karena ketiga karakter yang diperankan Weaving tersebut sama-sama diberkahi barisan dialog yang bernuansa jenaka. Tetap saja, dengan kharisma penampilannya yang selalu memikat, Weaving mampu membuat setiap adegan dimana karakter yang ia perankan hadir menjadi begitu hidup. Kualitas itu pula yang dengahn mudah membuat penonton jatuh hati pada karakter yang diperankan Weaving dan lantas memberikan dukungan utuh atas perjuangan yang dilaluinya. Ready or Not jelas menjadi batu loncatan bagi Weaving untuk mendapatkan rekognisi lebih luas bagi talenta aktingnya. [B-]

ready-or-not-samara-weaving-movie-posterReady or Not (2019)

Directed by Matt Bettinelli-Olpin, Tyler Gillett Produced by Tripp Vinson, James Vanderbilt, Willem Sherak, Bradley J. Fischer Written by Guy Busick, Ryan Murphy Starring Samara Weaving, Adam Brody, Mark O’Brien, Henry Czerny, Andie MacDowell, Nicky Guadagni, Melanie Scrofano, Elyse Levesque, Kristian Bruun, John Ralston, Ethan Tavares, Liam MacDonald, Nat Faxon, Etienne Kellici, Chase Churchill, Kate Ziegler, Elana Dunkelman Music by Brian Tyler Cinematography Brett Jutkiewicz Edited by Terel Gibson Production companies Fox Searchlight Pictures/Mythology Entertainment/Vinson Films Running time 95 minutes Country United States Language English

3 thoughts on “Review: Ready or Not (2019)”

Leave a Reply