Review: Us (2019)


Setahun setelah kesuksesan luar biasa dari Get Out (2017) – yang tidak hanya mampu meraih kesuksesan komersial dengan mengumpulkan pendapatan sebesar lebih dari US$255 juta dari masa perilisannya di seluruh dunia namun juga sukses mendapatkan pujian luas dari para kritikus film serta meraih empat nominasi dan memenangkan satu diantaranya pada ajang The 90th Annual Academy Awards, Jordan Peele kembali merilis film terbarunya yang berjudul Us. Meskipun memiliki nada pengisahan thriller yang serupa dengan Get Out, Peele mengeksekusi Us sebagai jalinan pengisahan yang penuh dengan momen-momen menegangkan yang tersaji secara jauh lebih gamblang. Tentu saja, Us bukanlah hanya sebuah film yang mencoba untuk menawarkan kengerian kepada para penontonnya. Melalui naskah cerita yang juga digarapnya, Peele kembali membuka perbincangan mengenai ras, kelas, serta status sosial yang seringkali menimbulkan benih-benih konflik dalam kehidupan bersosial manusia. Sajian berkelas yang dengan mudah akan membuat siapapun kembali terpesona oleh kemampuan bercerita Peele yang begitu cerdas.

Jalan cerita Us sendiri dimulai dengan perjalanan liburan yang dilakukan oleh pasangan suami istri, Gabriel (Winston Duke) dan Adelaide Wilson (Lupita Nyong’o), beserta kedua anak mereka, Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason Wilson (Evan Alex), ke sebuah rumah pantai yang dimiliki oleh keluarga Adelaide Wilson. Awal perjalanan liburan tersebut berlangsung cukup menyenangkan. Apalagi, di saat yang bersamaan, Gabriel dan Adelaide Wilson dapat bertemu dan bercengkrama dengan pasangan suami istri yang juga sahabat mereka, Josh (Tim Heidecker) dan Kitty Tyler (Elisabeth Moss), beserta dengan puteri kembar mereka, Becca (Cali Sheldon) dan Lindsey Tyler (Noelle Sheldon). Sial, kebahagiaan tersebut tidak mampu berlangsung lama. Ketika malam menjelang, rumah pantai yang didiami oleh keluarga Wilson didatangi oleh empat sosok misterius yang berusaha untuk memaksa masuk ke dalam rumah mereka. Panik, Adelaide Wilson kemudian menyadari bahwa kehadiran empat sosok misterius tersebut memiliki kaitan dengan trauma yang dulu pernah dialaminya di masa kecil.

Tidak seperti Get Out yang memfokuskan topik pengisahannya pada isu rasisme di kalangan masyarakat (khususnya Amerika Serikat) modern secara maksimal, Us berusaha untuk menjangkau berbagai isu maupun permasalahan sosial yang terasa lebih universal. Memang, keempat karakter utama film ini digambarkan sebagai dan diperankan oleh para aktor dan aktris berkulit warna. Namun, Peele sama sekali tidak pernah membangun karakter-karakter tersebut dengan landasan karakteristik yang mungkin telah familiar dengan karakter-karakter berkulit warna. Peele menjadikan karakter Gabriel, Adelaide, Zora, dan Jason Wilson sebagai barisan karakter yang dapat dilihat atau dirasakan sebagai karakter-karakter umum – tanpa batasan ras apapun. Jika ingin menarik garis tema pengisahan dari Us, Peele terasa ingin membuka tabir bagaimana kelas, status sosial, hingga masalah kemiskinan masih menjadi momok yang senantiasa menjadi problema kehidupan sosial era sekarang.

Dengarkan saja barisan dialog yang disampaikan oleh empat sosok misterius tersebut kepada keluarga Wilson. Bagaimana keempat sosok misterius tersebut datang dari sebuah wilayah terbuang dimana hal yang dapat mereka lakukan hanyalah berusaha untuk menggapai atau meniru kebahagiaan maupun kenyamanan hidup seperti yang dirasakan oleh keluarga Wilson dan keluarga-keluarga lain sementara, di saat yang bersamaan, banyak orang yang berasal dari status keluarga yang sama dengan keluarga Wilson justru menyia-nyiakan atau menganggap remeh berbagai anugerah hidup yang dapat mereka rasakan. Peele memiliki kecerdasan komunikasi yang begitu mengesankan dalam caranya untuk menyampaikan deretan pesan sosial tersebut tanpa pernah membuat penontonnya merasa sedang dikuliahi. Lugas.

Di saat yang bersamaan, meskipun memiliki beban cerita yang hadir dengan bahasan isu sosial, Us sama sekali tidak pernah kehilangan kemampuannya untuk tampil maksimal sebagai sebuah sajian horor. Setelah rangkaian adegan pembuka yang mengenalkan para karakternya, Peele langsung menghadirkan Us dalam ritme pengisahan yang cepat di momen konflik dan teror dalam jalan cerita film mulai merasuk. Deretan teror demi teror yang disajikan memang sempat terasa repetitif – khususnya ketika Us memasuki paruh pertengahan ceritanya. Meskipun begitu, dengan barisan karakter yang telah terbangun dengan kuat, Us tidak pernah sekalipun meninggalkan kesan monoton. Melaju kencang dengan teror yang jelas akan mampu membuat siapapun berpegangan erat di kursi duduk mereka. Us juga menghadirkan kualitas produksi yang jauh lebih megah jika dibandingkan dengan Get Out. Pemilihan warna gambar dan tata sinematografi digarap dengan efektif guna memastikan penonton terus terperangkap dalam teror yang disajikan oleh linimasa penceritaan film. Komposisi musik garapan Michael Abels turut menjadi bagian krusial dalam mendorong nuansa ketegangan nan mencekam dalam setiap menit perjalanan cerita Us.

Selain sukses untuk menghadirkan kecerdasannya melalui presentasi kisah dan kualitas produksi film, Peele juga mendapatkan sokongan penuh dari kualitas penampilan para pengisi departemen aktingnya. Hampir seluruh lapisan pemeran film ini menghadirkan penampilan yang sangat kuat – dengan Moss dan Joseph mampu memberikan penampilan akting yang begitu mencuri perhatian meskipun dengan durasi pengisahan karakter yang tidak terlalu lama. Namun, tentu saja, adalah Nyong’o yang menjadi jiwa sekaligus nyawa bagi penceritaan Us. Us menghadirkan kesempatan bagi Nyong’o untuk menampilkan dua kepribadian karakter yang saling bertolak belakang dan Nyong’o mengeksekusi kesempatan tersebut dengan sempurna. Penampilan Nyong’o hadir tanpa cela. Nyong’o bahkan mampu memberikan sentuhan humanis pada sosok karakter yang tergambar sebagai sosok antagonis nan bengis yang akan mampu membuat setiap orang tenggelam lebih dalam pada karakter-karakter yang diperankannya. Jelas sebuah penampilan yang akan terpatri dalam ingatan banyak penikmat film hingga jangka waktu yang sangat lama.

Us jelas menjadi ajang pembuktian bagi Peele bahwa kesuksesan kualitas maupun komersial dari Get Out – yang menjadi debut penyutradaraan dirinya yang sebelumnya lebih banyak dikenal sebagai seorang sosok komedian – bukanlah suatu keberuntungan belaka. Us kembali memaparkan kecerdasan serta kehandalan Peele dalam bercerita. Sekilas, Us mungkin terasa hadir dalam jalinan cerita yang lebih ringan jika dibandingkan dengan Get Out akibat narasi isu sosialnya yang tampil tidak terlalu menonjol. Namun, jika memperhatikannya lebih seksama, Us justru mempertegas kepiawaian Peele dalam menggarap kisah-kisah dengan pesan sosial yang kental namun dengan paduan cerita bernuansa popcorn yang akan mudah dinikmati banyak kalangan. Without a doubt, Us is this year’s first great movie. [A-]

us-jordan-peele-movie-posterUs (2019)

Directed by Jordan Peele Produced by Jason Blum, Ian Cooper, Sean McKittrick, Jordan Peele Written by Jordan Peele Starring Lupita Nyong’o, Winston Duke, Shahadi Wright Joseph, Evan Alex, Elisabeth Moss, Tim Heidecker, Yahya Abdul-Mateen II, Anna Diop, Cali Sheldon, Noelle Sheldon, Duke Nicholson, Kara Hayward, Nathan Harrington, Dustin Ybarra, Alan Frazier, Madison Curry, Ashley McKoy Music by Michael Abels Cinematography Mike Gioulakis Edited by Nicholas Monsour Production companies Monkeypaw Productions Running time 116 minutes Country United States Language English

5 thoughts on “Review: Us (2019)”

Leave a Reply