Seperti halnya film animasi rilisan Walt Disney Pictures, Zootopia (Byron Howard, Rich Moore, 2015), sulit untuk tidak merasa terhubung dengan pengisahan yang dibawakan oleh film terbaru arahan Denis Villeneuve (Sicario, 2015), Arrival. Jika Zootopia berbicara mengenai rasisme dan praduga ras, maka Arrival memaparkan bagaimana ego manusia seringkali menghalangi mereka untuk berusaha berkomunikasi dan mencoba mengerti posisi satu sama lain – beberapa permasalahan sosial yang sepertinya justru terasa semakin pelik seiring dengan berjalannya waktu. Diadaptasi dari cerita pendek berjudul Story of Your Life (1998) karya Ted Chiang oleh Eric Heisserer (Lights Out, 2016), Arrival tampil begitu humanis sekaligus tajam dalam menelanjangi jalinan hubungan manusia di era modern terlepas dari kemasan apiknya yang berwujud sebagai sebuah film fiksi ilmiah tentang kunjungan makhluk angkasa luar ke Bumi.
Arrival berkisah mengenai kepanikan yang melanda warga dunia ketika dua belas pesawat antariksa dari angkasa luar menampakkan keberadaannya di dua belas lokasi berbeda di berbagai penjuru dunia. Di Amerika Serikat, pihak militer negara tersebut segera membentuk sebuah tim khusus guna mencari tahu siapa pemilik pesawat angkasa luar tersebut dan apa tujuan kedatangan mereka ke Bumi. Dipimpin oleh Colonel Weber (Forest Whitaker) dengan dibantu oleh seorang ahli bahasa, Louise Banks (Amy Adams), dan seorang fisikawan, Ian Donnelly (Jeremy Renner), tim khusus tersebut secara perlahan berhasil mengumpulkan berbagai petunjuk mengenai identitas para pendatang asing tersebut. Namun, di saat yang bersamaan, konflik komunikasi yang terjadi antara tim khusus yang dibentuk oleh setiap negara yang dikunjungi pesawat angkasa luar tersebut juga mulai memicu perseteruan yang lebih tajam. Dunia kembali berada di ambang peperangan akibat banyak pihak yang lebih mementingkan kepentingan negara mereka sendiri.
First of all, Arrival is a true Villeneuve’s movie. Artinya, seperti Incendies (2010), Prisoners (2013), Enemy (2014) dan Sicario, sutradara kelahiran Kanada tersebut juga menyusun Arrival sebagai sebuah perjalanan yang dipenuhi oleh berbagai teka-teki maupun pertanyaan misterius yang siap mengguncang pemikiran para penontonnya. Dan sekali lagi, Villeneuve mampu membuktikan dirinya sebagai seorang puzzle master. Layaknya para karakter utama dalam Arrival, Villeneuve menarik penontonnya untuk terlibat langsung dalam mengumpulkan petunjuk demi petunjuk yang ia berikan dan menutupnya dengan sebuah kejutan pengisahan yang berhasil dieksekusi dengan sempurna. Dengan ritme dan nada penceritaan yang mampu terjaga dengan baik, Arrival mengalir secara alami dalam presentasinya dari awal hingga akhir.
Lebih dari sekedar menghadirkan pengisahan yang diisi dengan teka-teki dan kejutan, Arrival juga padat akan momen-momen emosional. Sebagai sebuah film yang menilik dunia linguistik dengan begitu dekat, naskah penceritaan arahan Heisserer berbicara dengan begitu lugas. Detil dengan deretan filsafat bahasa namun sama sekali tidak pernah terasa mengalienasi para penontonnya yang awam mengenai wilayah keilmuan tersebut. Tidak hanya cerdas secara intelektual, Heisserer mampu membangun sebuah naskah pengisahan yang juga hadir cerdas secara emosional. Setiap konflik dan karakter yang tersaji dalam pengisahan Arrival mampu ditampilkan dengan pengembangan yang perlahan namun menguat dengan seksama. Arrival yang berbicara mengenai hubungan seorang manusia dengan diri maupun orang lain yang ada di sekitarnya sukses tampil begitu personal. Sebuah sentuhan yang akan membuat Arrival terngiang lama di benak penontonnya jauh seusai mereka selesai menyaksikan film ini.
Berperan sebagai sosok ilmuwan sekaligus seorang wanita yang baru saja menerima berbagai pengetahuan baru tentang dirinya sendiri, Adams tampil sangat mengesankan dan menjadi pusat kehidupan utama bagi Arrival. Adams-lah yang menjadikan karakter Louise Banks yang ia perankan sebagai pemandu bagi penonton untuk menjelajahi teka-teki yang disediakan oleh Villeneuve sekaligus menghantarkan deretan sentuhan emosional dalam penceritaan film. Adams mampu membawakan karakternya dengan ketenangan yang meskipun tidak pernah terlihat menonjol namun selalu berhasil menghanyutkan. Dukungan penampilan akting yang juga berkelas dari Renner dan Whitaker juga semakin menambah solid kualitas departemen akting Arrival. Pada beberapa bagian, Arrival mungkin terkesan menenggelamkan kehadiran karakter-karakter pendukung yang berada di sekitar karakter Louise Banks yang seharusnya mampu diberikan dukungan pengembangan cerita yang lebih kuat. Tetap saja, kelemahan kecil tersebut tidak akan mengganggu kesolidan pengisahan Arrival yang telah terbangun sangat kokoh.
Dari departemen produksi, Arrival juga tampil sangat memuaskan. Villeneuve sepertinya memastikan bahwa film fiksi ilmiahnya mampu tampil dengan kualitas produksi yang setara dengan deretan fiksi ilmiah bertema serupa yang pernah dihadirkan Hollywood sebelumnya. Tata sinematografi arahan Bradford Young mampu menghadirkan gambar-gambar yang cukup mampu membius dan mempesona penonton. Begitu juga dengan tata gambar Joe Walker yang berjalan beriringan dengan pengarahan Villeneuve dalam menyajikan jalinan cerita dengan penataan intensitas emosional yang begitu terjaga. Namun, tata musik garapan Jóhann Jóhannsson jelas menjadi salah satu kunci utama mengapa Arrival berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Musik buatan Jóhannsson tidak hanya mampu memberikan dukungan emosional pada banyak bagian penceritaan film. Jóhannsson juga berhasil menambah luas desain suara di adegan-adegan Arrival. Pencapaian yang semakin menambah dinamis kualitas dari penampilan Arrival secara keseluruhan. [A-]
Arrival (2016)
Directed by Denis Villeneuve Produced by Dan Levine, Shawn Levy, David Linde, Aaron Ryder Written by Eric Heisserer (screenplay), Ted Chiang (short story, Story of Your Life) Starring Amy Adams, Jeremy Renner, Forest Whitaker, Michael Stuhlbarg, Mark O’Brien, Tzi Ma, Abigail Pniowsky, Julia Scarlett Dan, Jadyn Malone Music by Jóhann Jóhannsson Cinematography Bradford Young Edited by Joe Walker Production company Lava Bear Films/21 Laps Entertainment/FilmNation Entertainment Running time 116 minutes Country United States Language English
5 thoughts on “Review: Arrival (2016)”