Review: Promising Young Woman (2020)


Judul Promising Young Woman pada film yang ditulis dan diarahkan oleh sutradara Emerald Fennell merujuk pada sosok karakter utamanya, Cassandra Thomas (Carey Mulligan). Semasa dirinya duduk di bangku kuliah guna menuntut ilmu kedokteran, dirinya dikenal sebagai sosok perempuan cerdas dengan pengetahuan yang melebihi rekan-rekan sepantarannya. Sayang, sebuah tragedi membuatnya tidak lagi berminat untuk melanjutkan pendidikannya dan memilih untuk keluar dari perkuliahan. Beberapa tahun setelah kejadian tersebut, di usia yang kini telah menginjak 30 tahun, Cassandra Thomas masih memilih untuk menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya: bekerja di sebuah kafe milik temannya Gail (Laverne Cox) di siang hari serta keluar bersenang-senang di sejumlah klub pada malam harinya. Pilihan hidup yang cukup membuat kedua orangtuanya (Clancy Brown dan Jennifer Coolidge) merasa khawatir. Namun, pertemuannya dengan seorang dokter bernama Ryan Cooper (Bo Burnham) segera mengubah kehidupan Cassandra Thomas dan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Mudah untuk melihat dan menganalisa bagaimana Fennell mendapatkan inspirasi pengisahan filmnya dari masih banyaknya perlakuan buruk kepada kaum perempuan dari lingkungan (baca: kaum pria) sehubungan dengan seksualitas – khususnya dari gerakan #MeToo yang banyak disuarakan dalam beberapa tahun belakangan. Namun, Fennell tidak hanya ingin menjadikan Promising Young Woman sebagai corong suara tentang sebuah gerakan feminisme. Lewat balutan warna cerita black comedy, Fennell berambisi untuk membuka tabir kelamnya menjadi seorang korban pelecehan seksual, tidak hanya akibat perbuatan jahat yang telah dilakukan pada tubuhnya namun juga perlakuan serta reaksi orang lain ketika seorang wanita mencoba mencari perlindungan setelah melalui peristiwa kelam tersebut. Familiar dengan sentilan semacam, “Baju yang dipakai aja minim begitu. Pantesan,” atau, “Makanya jadi perempuan harus berpakaian sopan,” atau, “Ya salah sendiri perempuan kok pulang malam?”, atau, “Namanya juga cowok. Kelakuanya selalu begitu”? Tindakan menyalahkan seorang korban pelecehan seksual yang juga coba dibahas Fennell melalui naskah cerita garapannya. Getir namun, sayangnya, masih sering ditemukan dalam keseharian.

Pengelolaan kisah Promising Young Woman sendiri tidak hanya berputar di satu tema pengisahan mengenai rape culture saja. Di sepanjang 113 menit penuturannya, Fennell memberikan sentuhan drama romansa yang cukup manis akan jalinan hubungan antara karakter Cassandra Thomas dan Ryan Cooper. Di saat yang bersamaan, warna thriller yang tampil dalam plot usaha dari karakter Cassandra Thomas untuk memberikan pelajaran bagi para karakter pria yang terus memanfaatkan kelemahan kaum perempuan juga terus terjaga alur penyampaiannya. Tiga plot pengisahan dengan tiga warna cerita yang berbeda – dengan satu benang merah yang terus terjaga penampilannya – memang memberikan Promising Young Woman sejumlah ketimpangan pada struktur bangunan ceritanya. Pergantian antara satu warna cerita dengan warna yang lain juga tidak selalu berjalan mulus. Tetap mampu bertutur secara kuat sekaligus masih sangat menarik namun kelemahan-kelemahan tersebut tidak dapat disembunyikan keberadaannya.

Timpangnya struktur bangunan cerita Promising Young Woman juga cukup dapat dirasakan pada paruh ketiga serta akhiran kisah yang dipilihkan Fennell untuk filmnya. Terkesan… ummm… tumpul setelah berbagai konflik dan tantangan yang harus dihadapi oleh sang karakter utama – termasuk pelintiran cerita yang tergolong terlalu mudah untuk diterka keberadaannya. Walaupun dengan sejumlah elemen cerita yang tidak mampu dikembangkan dengan lebih baik, sulit untuk tidak memberikan apresiasi lebih atas kecakapan Fennell dalam menghasilkan sebuah alur pengisahan dengan tingkatan empati yang begitu kuat atas isu yang dibawakannya. Promising Young Women tidak pernah terasa ragu dalam mengungkapkan berbagai ide cerdasnya untuk menghasilkan sajian yang akan meninggalkan kesan yang begitu mendalam sekaligus sejumlah pemikiran mengenai posisi kaum perempuan dalam lingkungan kesehariannya. Pencapaian yang mungkin tidak berarti banyak bagi sejumlah orang namun jelas sebuah capaian yang lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali.

Tentu saja, selain naskah cerita dan pengarahan yang dihasilkan Fennell, jiwa serta nyawa dari presentasi Promising Young Woman berada pada penampilan yang diberikab Mulligan. Sebagai sosok perempuan yang sedang berusaha untuk mengobati bekas luka mendalamnya dari masa lampau, Mulligan terlihat begitu meyakinkan dalam menghidupkan setiap adegan. Tangguh, kuat, meskipun tetap dapat terlihat rapuh dalam penampilannya. Sebuah penampilan yang menghipnotis dan akan mampu membuat setiap mata merasakan gejolak emosi dari karakter yang diperankannya. Selain Mulligan, departemen akting Promising Young Woman juga didukung penampilan apik dari Burnham, Coolidge, Cox, Alison Brie, Connie Britton, hingga Alfred Molina. Kebanyakan dari karakter yang mereka perankan memang tidak mendapatkan porsi pengisahan yang terlalu mapan. Meskipun begitu, penampilan akting yang solid dari para pemerannya membuat departemen akting film ini tidak pernah terasa lemah.

Promising Young Woman (2020)

Directed by Emerald Fennell Produced by Margot Robbie, Josey McNamara, Tom Ackerley, Ben Browning, Ashley Fox, Emerald Fennell Written by Emerald Fennell Starring Carey Mulligan, Bo Burnham, Alison Brie, Clancy Brown, Jennifer Coolidge, Laverne Cox, Chris Lowell, Connie Britton, Adam Brody, Max Greenfield, Christopher Mintz-Plasse, Sam Richardson, Alfred Molina, Molly Shannon, Angela Zhou, Abi Beaux Music by Anthony Willis Cinematography Benjamin Kračun Edited by Frédéric Thoraval Production companies FilmNation Entertainment/LuckyChap Entertainment Running time 113 minutes Country United States Language English

3 thoughts on “Review: Promising Young Woman (2020)”

Leave a Reply