Review: A Wrinkle in Time (2018)


Ketika dirilis perdana pada tahun 1962, buku A Wrinkle in Time yang ditulis oleh novelis asal Amerika Serikat, Madeleine L’Engle, mampu mencuri perhatian dan memicu perbincangan di kalangan pecinta literatur dunia berkat struktur penceritaan buku tersebut yang membaurkan tema-tema seperti fantasi, agama, fiksi ilmiah, serta berbagai isu sosial yang memang sedang hangat dibicarakan di saat tersebut. Berkat penceritaan L’Engle yang apik, A Wrinkle in Time kemudian berhasil memenangkan banyak penghargaan di bidang sastra sekaligus menjadi salah satu buku paling popular dan berpengaruh di lingkungan sastra Amerika Serikat. Kepopuleran A Wrinkle in Time – yang nantinya dilanjutkan L’Engle lewat empat seri buku berikutnya – lantas membuat buku tersebut diadaptasi ke berbagai bentuk medium, mulai dari buku audio, novel grafis, drama panggung, opera, hingga film televisi. Yang terbaru, Walt Disney Pictures – rumah produksi yang juga memproduksi adaptasi film televisi dari A Wrinkle in Time (John Kent Harrison, 2003) – berusaha untuk menterjemahkan kekuatan cerita A Wrinkle in Time ke dalam bentuk film layar lebar dengan arahan dari sutradara Ava DuVernay (Selma, 2014).

Dengan naskah cerita yang ditangani oleh Jennifer Lee (Frozen, 2013) dan Jeff Stockwell (Bridge to Terabithia, 2007), A Wrinkle in Time berkisah mengenai rasa duka yang dialami oleh kakak beradik, Meg (Storm Reid) dan Charles Wallace Murry (Deric McCabe), setelah ayah mereka, Dr. Alexander Murry (Chris Pine), menghilang secara misterius. Suatu hari, Meg dan Charles Wallace Murry dikunjungi oleh tiga wanita asing yang memperkenalkan diri mereka sebagai Mrs. Whatsit (Reese Witherspoon), Mrs. Who (Mindy Kaling), dan Mrs. Which (Oprah Winfrey), dan menggambarkan diri mereka sebagai para petualang astral yang memiliki informasi dimana keberadaan Dr. Alexander Murry. Meg Murry, tentu saja, tidak langsung percaya akan klaim tersebut. Namun, berkat dorongan adiknya, sekaligus rasa rindu dan penasaran akan keberadaan sang ayah, Meg dan Charles Wallace Murry bersama dengan seorang temannya, Calvin O’Keefe (Levi Miller), akhirnya setuju untuk mengikuti Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Mrs. Which melakukan perjalanan antar ruang dan galaksi guna menemukan Dr. Alexander Murry.

Pengisahan A Wrinkle in Time sebenarnya dimulai dengan cukup lancar. Naskah garapan Lee dan Stockwell serta pengarahan DuVernay mampu memberikan ruang pengisahan yang cukup mumpuni bagi film ini untuk memperkenalkan karakter-karakter sekaligus pondasi permasalahan yang nantinya akan dikembangkan menjadi bangunan konflik sentral dari film ini. Masalah, sayangnya, mulai terasa hadir ketika Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Wrs. Which mulai dilibatkan dalam penceritaan film. Memang, ketiga karakter tersebut adalah tiga karakter sentral yang mendorong sang karakter utama dalam melakukan petualangannya. Namun, dengan kombinasi chemistry yang lemah sekaligus terasa dipaksakan antara Witherspoon, Kaling, dan Winfrey dengan pengembangan karakterisasi yang lemah dari ketiga tokoh tersebut, keberadaan Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Wrs. Which justru menjadi distraksi tersendiri bagi jalan pengisahan sang karakter utama daripada menjadi unsur yang mendorong dan menjadikan jalan pengisahan tersebut tampil menjadi lebih dinamis.

Well… keberadaan Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Wrs. Which yang gagal tergarap dengan baik, sayangnya lagi, hanyalah bagian kecil dari permasalahan yang kemudian terus menghinggapi narasi A Wrinkle in Time. Seiring dengan berlanjutnya perjalanan yang dilakukan Meg Murry dan para pendampingnya, DuVernay seakan terasa kebingungan untuk memberikan pengaturan yang apik bagi deretan konflik yang ingin ia sajikan dalam film ini. Hasilnya, deretan konflik yang dihadirkan dalam jalan cerita film ini kemudian terasa saling berbenturan satu sama lain dan gagal untuk berkembang dengan sempurna. A Wrinkle in Time yang harusnya memiliki kekuatan besar untuk tampil emosional sekaligus memiliki pengisahan berunsur sosial yang relevan akhirnya justru terasa hampa dan berjalan datar hampir di sepanjang 109 menit durasi pengisahannya. DuVernay bahkan gagal untuk membangun sebuah sentuhan emosional yang kuat ketika menggambarkan pertemuan antara karakter Meg Murry dengan ayahnya yang ia rindukan itu.

Sebagai sebuah film fantasi petualangan, DuVernay setidaknya mampu memberikan suplai visual yang begitu membuai akan dunia yang dikunjungi para karakternya hingga tata rias dan busana yang mereka kenakan. Tambahan dukungan tata musik dari Ramin Djawadi yang melengkapi kehadiran beberapa iringan lagu yang ditembangkan oleh nama-nama seperti Sade, Sia, dan Demi Lovato juga setidaknya turut memberikan sumbangan bantuan emosi yang gagal hadir dari bangunan presentasi kisah film ini. Departemen akting film ini juga tampil tidak mengecewakan. Witherspoon, Kaling, dan Winfrey tampak bersenang-senang dengan peran mereka. Pine dan Gugu Mbatha-Raw mampu menyajikan beberapa adegan dengan jalinan chemistry paling kuat dalam film ini. Tiga pemeran muda, Reid, McCabe, dan Miller, juga hadir dalam kapasitas akting yang memuaskan. Sayang, chemistry antar pemeran yang harusnya menjadi modal utama untuk membuat film ini berjalan lebih dinamis kurang mampu dihadirkan dengan lebih baik. Elemen yang kemudian membuat kebanyakan karakter dalam pengisahan A Wrinkle in Time gagal untuk tampil mengikat. [C-]

a-wrinkle-in-time-reese-witherspoon-mindy-kaling-oprah-winfrey-storm-reid-chris-pine-movie-posterA Wrinkle in Time (2018)

Directed by Ava DuVernay Produced by Jim Whitaker, Catherine Hand Written by Jennifer Lee, Jeff Stockwell (screenplay), Madeleine L’Engle (book, A Wrinkle in Time) Starring Storm Reid, Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, Mindy Kaling, Levi Miller, Deric McCabe, Chris Pine, Michael Peña, David Oyelowo, Zach Galifianakis, Gugu Mbatha-Raw, André Holland, Rowan Blanchard, Bellamy Young, Conrad Roberts, Yvette Cason, Will McCormack, Daniel MacPherson Music by Ramin Djawadi Cinematography Tobias A. Schliessler Edited by Spencer Averick Production company Walt Disney Pictures/Whitaker Entertainment Running time 109 minutes Country United States Language English

Leave a Reply