Review: Pieces of a Woman (2020)


Nama sutradara Kornél Mundruczó mungkin masih belum terdengar familiar di telinga banyak penikmat film dunia. Meskipun begitu, film-film arahan dari sutradara asal Hungaria tersebut telah malang-melintang di berbagai festival film bergengsi mulai dari Cannes Film Festival hingga Sundance Film Festival. Film yang ia rilis di tahun 2014 lalu, White God, bahkan berhasil meraih Prix Un Certain Regard dari The 67th Cannes Film Festival sekaligus dipilih untuk mewakili Hungaria untuk berkompetisi di kategori Best Foreign Language Film pada ajang The 87th Annual Academy Awards. Pieces of a Woman menandai kali pertama Mundruczó mengarahkan sebuah film dalam Bahasa Inggris. Dengan naskah cerita yang digarap oleh Kata Wéber – yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Mundruczó untuk penulisan naskah film White GodPieces of a Woman diadaptasi dari drama panggung garapan Mundruczó dan Wéber yang alur kisahnya sendiri diinspirasi dari pengalaman hidup keduanya sebagai pasangan yang mengalami keguguran anak.

Pieces of a Woman dibuka dengan paruh pertama pengisahan yang menegangkan, dramatis, sekaligus akan mampu membuat setiap penonton menahan nafus sekaligus rasa haru mereka. Martha Weiss (Vanessa Kirby) akan segera melahirkan putri pertama dari hasil hubungannya dengan sang kekasih, Sean Carson (Shia LaBeouf). Keduanya telah memutuskan untuk melakukan proses persalinan di rumah mereka yang akan dibantu oleh seorang bidan bernama Eva Woodward (Molly Parker). Awalnya, proses persalinan yang dijalani oleh Martha Weiss berjalan layaknya sebuah persalinan biasa. Namun, sebuah tragedi terjadi tak lama setelah bayi tersebut dilahirkan ke dunia. Bayi perempuan tersebut mengalami kesulitan bernafas dan kemudian meninggal dunia. Jelas, luka tersebut meninggalkan luka yang begitu mendalam pada Martha Weiss. Luka yang kemudian tidak mampu ditangani dan secara perlahan memberikan pengaruh buruk pada hubungan yang dijalin Martha Weiss dengan kekasihnya serta orang-orang yang berada di sekitarnya.

Harus diakui, paruh pertama pengisahan Pieces of a Woman, yang bertutur tentang proses persalinan dari karakter Martha Weiss dan disajikan tanpa jeda sepanjang lebih dari 20 menit, mampu menghadirkan kesan ketidaknyamanan yang begitu nyata. Memang, Mundruczó memberikan garapan laksana sebuah drama panggung bagi adegan panjang tersebut – mulai dari penempatan dan gerak kamera hingga komposisi interaksi yang terjalin antara para karakter yang terlibat dalam adegan tersebut. Sentuhan tersebut sukses menghasilkan kesan intim yang begitu kuat. Brutal, namun sangat, sangat efektif. Intensitas yang terbentuk di sepanjang adegan juga mampu membuat penonton sedikit melupakan tentang karakter-karakter yang belum mereka kenal namun kisahnya sedang mereka ikuti. Didukung dengan penampilan apik dari Kirby, LaBeouf, dan Parker, bangunan emosional kisah mulai terbangun semenjak awal pengisahan film.

Sayangnya, selepas dari paruh pertama yang begitu menyita perhatian, Pieces of a Woman mulai terasa tampil dengan pengisahan yang goyah. Berbekal tumpukan konflik yang berasal dari retaknya hubungan asmara antara kedua karakter utama, hubungan antara kedua karakter utama dengan karakter Elizabeth Weiss (Ellen Burstyn) yang merupakan ibu dari karakter Martha Weiss, hingga tuntutan hukum yang diajukan kedua karakter utama terhadap karakter Eva Woodward, Mundruczó terasa kesulitan untuk menetapkan fokus cerita sekaligus memberikan galian cerita yang utuh pada konflik-konflik tersebut. Hasilnya, seperti yang diindikasikan oleh judul film ini, konflik-konflik yang tampil dalam film ini lebih sering terasa sebagai serpihan cerita yang tidak pernah mampu untuk menghasilkan ikatan pengisahan yang lengkap. Tidak lantas mendorong kejatuhan kualitas cerita film secara keseluruhan namun jelas membuat banyak bagiannya terasa lengang akan sentuhan emosional.

Elemen terkuat dari presentasi Pieces of a Woman jelas datang dari kualitas departemen aktingnya. Setiap pemeran menghadirkan penampilan akting terbaik mereka untuk menghidupkan setiap karakter yang mereka perankan. Nyaris tanpa cela. Dengan karakternya yang digambarkan mengalami begitu banyak perjalanan dan rintangan emosional, penampilan Kirby jelas menjadi tampilan yang paling menonjol. Untungnya, Kirby tidak pernah terjebak untuk menjadikan karakternya sebagai sosok yang tampil penuh dengan ledakan emosi dan justru mengeksekusinya sebagai karakter yang penuh kalkulasi sehingga kadar emosi yang dirasakan sang karakter secara perlahan dapat tertanam di benak setiap mata yang mengikuti pengisahannya. Chemistry yang ia hadirkan bersama LaBeouf juga tampak meyakinkan yang membuat keretakan hubungan antara kedua karakter yang mereka perankan terasa lebih menyakitkan untuk disaksikan. Burstyn, Parker, dan Sarah Snook juga menghadirkan penampilan prima dalam penampilan pendukung mereka.

Pieces of a Woman (2020)

Directed by Kornél Mundruczó Produced by Kevin Turen, Ashley Levinson, Aaron Ryder Written by Kata Wéber Starring Vanessa Kirby, Shia LaBeouf, Molly Parker, Sarah Snook, Iliza Shlesinger, Benny Safdie, Jimmie Fails, Ellen Burstyn, Domenic Di Rosa, Tyrone Benskin, Frank Schorpion, Steven McCarthy Music by Howard Shore Cinematography Benjamin Loeb Edited by Dávid Jancsó Production companies Bron Studios/Little Lamb/Creative Wealth Media  Running time 128 minutes Country Canada, United States Language English

2 thoughts on “Review: Pieces of a Woman (2020)”

Leave a Reply