Tag Archives: Eli Roth

Review: The House with a Clock in its Wall (2018)

Seorang anak laki-laki yang baru saja menjadi yatim piatu dan kini tinggal bersama sang paman menyadari bahwa terdapat kekuatan magis yang melingkupi kehidupan kesehariannya dan bahkan mengajak dirinya untuk mengikuti serta mempelajari kekuatan tersebut. Bukan. Premis tersebut bukanlah berasal dari film yang diadaptasi dari seri buku popular yang lebih-baik-tidak-disebutkan-judulnya itu. Diadaptasi dari buku berjudul sama karangan John Bellairs – yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1973 dan jauh sebelum J. K. Rowling merilis seri buku miliknya, The House with a Clock in its Wall menjadi presentasi yang monumental bagi Eli Roth dimana film ini menjadi kali pertama bagi sutradara film-film “berdarah” semacam Cabin Fever (2002), Hostel (2005), dan The Green Inferno (2013) tersebut menggarap sebuah film dengan pengisahan yang dapat disaksikan oleh seluruh kalangan umur. Lalu, bagaimana performa kualitas film keluarga pertama arahan Roth ini? Continue reading Review: The House with a Clock in its Wall (2018)

Review: The Man with the Iron Fists (2012)

the-man-with-the-iron-fists-header

Hidup mungkin akan berjalan sedikit lebih mudah ketika Anda memiliki cukup uang serta beberapa teman yang bernama Quentin Tarantino, Eli Roth dan Russell Crowe. Well…  setidaknya hal itu yang coba dibuktikan oleh RZA – yang memiliki nama asli Robert Fitzgerald Diggs dan lebih dikenal sebagai anggota kelompok musik rap/hip-hop legendaris, Wu-Tang Clan. Berbekal dengan dukungan yang ia dapatkan, RZA kemudian menggarap The Man with the Iron Fists dimana ia menjadi seorang sutradara, penulis naskah, aktor utama sekaligus komposer bagi film tersebut. Penonton mungkin akan masih dapat menikmati deretan musik yang ia hasilkan untuk film ini, namun sebagai seorang sutradara, penulis naskah maupun seorang aktor? RZA jelas sedang berkhayal bahwa ia benar-benar memiliki talenta yang cukup untuk melakukannya.

Continue reading Review: The Man with the Iron Fists (2012)

Review: Piranha (2010)

Publik Amerika Serikat mulai mengenal nama sutradara asal Perancis, Alexandre Aja, setelah sutradara, Wes Craven, mengajaknya untuk mengarahkan versi remake dari film horror The Hills Have Eyes pada tahun 2006. Ajakan ini sendiri datang setelah Craven melihat hasil karya Aja, Haute Tension (2003), yang sekaligus menempatkannya pada daftar Ten Directors To Watch di majalah film, Variety, pada tahun 2004. Walau The Hills Have Eyes mendapatkan sambutan yang beragam dari para kritikus film dunia, film tersebut terbukti sukses dalam memperoleh keuntungan komersial.

Continue reading Review: Piranha (2010)

Quoting the Globes

Pergelaran The 67th Annual Golden Globe akhirnya selesai. Sebagai salah satu ajang yang dinilai dapat dijadikan parameter untuk melihat bagaimana susunan nominasi dan pemenang Academy Awards, tentu kemenangan Avatar akan dinilai sebagai salah satu poin yang dapat juga memperbesar peluang kemenangan Avatar di ajang film terbesar itu. Continue reading Quoting the Globes