Review: Somewhere (2010)


Dalam adegan pembuka yang dihadirkan dalam film keempat karya sutradara Sofia Coppola, Somewhere, sebuah mobil Ferrari berwarna hitam digambarkan sedang dikemudikan mengelilingi sebuah wilayah. Mobil itu berhasil mengelilingi wilayah tersebut sekali. Mobil itu kemudian berhasil untuk mengelilingi wilayah tersebut dua kali. Penonton kemudian mulai bertanya-tanya mengenai apa yang akan terjadi pada mobil dan pengendara mobil tersebut. Akankah terjadi sebuah ledakan? Akankah terjadi sebuah perampokan? Mobil tersebut akhirnya berhenti? Bahkan ketika deretan pertanyaan penonton tersebut belum terjawab, mobil Ferrari hitam tersebut melakukan putarannya yang ketiga. Dan kemudian melanjutkan putaran keempatnya.

Somewhere, jika ingin dipandang sinis, dapat digambarkan dari adegan pembuka tersebut. Adegan tersebut, tak dapat disanggah, mampu dihadirkan dengan tata sinematografi yang indah oleh Coppola. Walau begitu, adegan tersebut dihadirkan dengan durasi yang cukup lama dan, sayangnya, tanpa esensi yang pasti mengenai apa maksud kehadiran adegan tersebut. Somewhere adalah sebuah film yang hadir dengan deretan sinematografi yang indah. Mengisahkan mengenai seorang aktor yang merasa terisolasi dan kesepian di tengah-tengah gemerlap dan riun rendah kehidupan yang ia jalani setiap hari, Somewhere, sayangnya, juga mengisolasikan jalan ceritanya dari banyak penonton yang akan membuat setiap yang menyimak jalan kisah film ini, sedikit akan merasa sulit untuk merasa simpati dengan apa yang terjadi pada kehidupan deretan karakter di film ini.

Dimainkan dengan sempurna oleh aktor Stephen Dorff, karakter Johnny Marco adalah fokus utama yang dihadirkan Coppola di dalam jalan cerita Somewhere. Walau memiliki segalanya – wajah yang tampan, tubuh yang atletis, kesuksesan sebagai aktor yang mengizinkannya untuk dapat memiliki apapun yang ia mau dari uang maupun wanita – Johnny tetaplah merasa hidupnya tak lebih dari deretan kegiatan yang sangat membosankan. Kunjungan tak terduga dari puteri satu-satunya, Cleo (Elle Fanning dalam penampilan yang akan membuat kakaknya, Dakota, sangat bangga), akhirnya mengubah hal tersebut. Walau awalnya, kehadiran Cleo mengganggu kehidupan malamnya, dan hubungannya dengan beberapa wanita, insting seorang ayah secara perlahan akhirnya keluar dari diri Johnny dan membuatnya menjadi seorang karakter yang jauh berbeda.

Coppola memiliki mata yang sangat jeli dalam menyusun setiap detil yang menjadi latar belakang jalan cerita setiap filmnya, tak terkecuali pada Somewhere. Setiap detil latar belakang tempat yang ia gunakan untuk memperkuat tampilan Somewhere ia hadirkan dengan sangat teratur dan ditampilkan dengan tata sinematografi yang indah. Perhatian Coppola yang mendalam untuk setiap detil kecil pada filmnya inilah yang kemungkinan besar menyebabkan banyak adegan dalam Somewhere berlangsung dalam durasi yang cukup lama. Coppola ingin agar penontonnya secara perlahan merasuk ke dalam jalan cerita yang ia hadirkan. Ritme cerita yang dihadirkan secara menengah mungkin akan menambah masalah bagi beberapa penonton, namun Coppola sukses dalam membentuk Somewhere sebagai sebuah sudut pandang lain akan kehidupan seorang selebritis yang selama ini terkenal akan sisi gemerlapnya hidup mereka.

Cara Coppola dalam menceritakan karakternya, yang tekadang terlihat sebagai sebuah semi dokumenter, mungkin akan menemui sedikit kegagalan dalam menghasilkan rasa simpatik penonton terhadap apa yang terjadi pada kehidupan karakter Johnny Marco. Namun, tidak akan ada yang menyangkal kemampuan Coppola dalam meramu kisah hubungan antara ayah dan anak yang ia hadirkan di film ini. Ditambah dengan kemampuan akting Stephen Dorff yang sangat maksimal – dimana ia dapat menunjukkan bagaimana karakternya berubah secara emosional setelah karakternya mengenal karakter puterinya – bagian hubungan ayah dan anak inilah yang kemudian menjadi daya tarik utama bagi Somewhere.

Penampilan Dorff yang mumpuni juga didukung dengan chemistry sangat erat yang ia hasilkan bersama pasangan mainnya, aktris muda, Elle Fanning. Dorff dan Fanning terlihat begitu nyaman dan saling mengisi satu sama lain setiap kali mereka berada dalam sebuah adegan yang sama. Fanning juga menunjukkan kematangan akting yang sangat jauh dari usianya di sepanjang film – hal sama yang juga ditunjukkan kakaknya, Dakota, setiapkali ia berperan dalam sebuah film. Ketika karakter yang diperankan oleh Dorff menunjukkan rasa kesepian yang mendalam, maka Fanning akan hadir untuk memberikan sisi keceriaan yang akan mampu mengisi atmosfer cerita menjadi lebih dapat dinikmati.

Mereka yang telah mengikuti filmografi Sofia Coppola kemungkinan besar akan snagat hafal dengan apa yang disajikannya dalam Somewhere. Kembali menghadirkan sebuah arti kesunyian dalam hidup, sayangnya, ekposisi yang Coppola lakukan terhadap kehidupan sang karakter utama sebagai seorang aktor terkenal dalam film ini justru membuat banyak orang akan merasa sulit untuk terhubung dengan karakter tesebut. Walau begitu, plot kisah mengenai hubungan ayah dan anak yang kemudian terjalin sedikit banyak akan mampu memberikan lebih banyak arti dalam jalan cerita Somewhere. Didukung dengan sinematografi yang indah dan performa Stephen Dorff dan Elle Fanning yang sangat mempesona, Somewhere adalah film yang akan mampu menarik hati para penontonnya walau secara perlahan.

popcornpopcornpopcornpopcornpopcorn2

somewhere-stephen-dorff-elle-fanning-sofia-coppola-movie-posterSomewhere (2010)

Directed by Sofia Coppola Produced by Fred Roos, Sofia Coppola, Francis Ford Coppola, Roman Coppola, Paul Rassam, G. Mac Brown Written by Sofia Coppola Starring Stephen Dorff, Elle Fanning, Michelle Monaghan, Chris Pontius, Simona Ventura Music by Phoenix Cinematography Harris Savides Editing by Sarah Flack Studio American Zoetrope Distributed by Focus Features Running time 98 minutes Country United States Language English

One thought on “Review: Somewhere (2010)”

Leave a Reply