Review: One Cut of the Dead (2017)


Diarahkan oleh sutradara asal Jepang Shin’ichirô Ueda berdasarkan naskah cerita yang juga ditulisnya sendiri, One Cut of the Dead adalah sebuah film horor komedi yang jelas akan mampu memberikan kejutan pada setiap penontonnya. Filmnya sendiri bercerita tentang usaha seorang sutradara, Takayuki Higurashi (Takayuki Hamatsu), dalam menggarap sebuah film horor dengan biaya produksi yang benar-benar terbatas. Tidak hanya terhambat dengan bujet yang seadanya, Takayuki Higurashi juga harus menghadapi jajaran pemeran film yang dinilainya tidak mampu berakting dengan meyakinkan sehingga menjadikan proses pengambilan gambar film menjadi semakin lama. Namun, berbagai kendala tersebut tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan sebuah masalah yang segera menyusul: satu per satu kru produksi filmnya berubah menjadi sosok mayat hidup yang siap untuk menyerang dan membunuh setiap orang yang berada di sekitarnya. Terdengar seperti premis familiar (dan klise) dari sebuah film horor yang berkisah tentang para mayat hidup? Tunggu dulu.

 

Kisah tentang sebuah proses produksi film horor yang kemudian berubah menjadi tragedi horor nyata ketika para mayat hidup menyerang memang menjadi sajian kisah One Cut of the Dead… pada sekitar 40 menit awal pengisahannya. Lalu bagaimana dengan sisa keseluruhan durasi penceritaan film? Well… setelah rangkaian narasi dan visual horor – dalam kualitas yang harus diakui hadir dalam tampilan yang buruk – One Cut of the Dead justru mengubah nada pengisahannya menjadi drama dan komedi yang menuturkan bagaimana karakter sutradara Takayuki Higurashi kemudian dapat terlibat dalam pembuatan film horor tersebut. Sebuah kejutan yang jelas terasa sangat menyenangkan ketika Ueda mampu menyelipkan banyak elemen kisah yang berhasil diolah dengan begitu menyenangkan pada filmnya. Penonton dibawa ke balik layar pada proses pembuatan sebuah film – mulai dari proses negosiasi pembuatannya, perekrutan kru dan pemain, hingga perjalanan pembuatannya – serta bagaimana perjalanan emosional yang dihadapi oleh setiap karakter dalam jalan cerita film ini.

Jadi, memang, One Cut of the Dead bukanlah sebuah film horor murni yang berniat untuk menakut-nakuti para penontonnya. Film ini adalah sebuah satir cerdas tentang proses produksi sebuah film dan orang-orang yang berada di belakangnya. Sederhana, namun Ueda mampu menggambarkannya dengan sentuhan pengisahan yang tidak hanya sanggup menghibur namun juga seringkali berhasil tampil kuat dalam sentuhan emosionalnya. Ueda sendiri tidak hanya bertugas sebagai sutradara dan penulis naskah bagi film ini. Sebagai penata gambar, Ueda juga berhasil memberikan paduan kisah yang apik sehingga tetap mampu menjaga elemen-elemen kejutan pada pengisahan horor film ini sekaligus menjadikan bagian horor, drama, dan komedi dalam naskah ceritanya dapat berpadu dengan seksama. Di tengah sulitnya menemukan ide-ide baru nan segar diantara belantara rilisan film-film yang ada, jelas sangat menggembirakan untuk menemukan One Cut of the Dead garapan Ueda yang tampil membumi dalam presentasinya namun sangat cerdas dan segar dalam penyampaian ceritanya.

Dengan jalan cerita yang berfokus pada karakter-karakter yang berada di sekitar proses produksi sebuah film, One Cut of the Dead jelas membutuhkan barisan departemen akting yang mampu menghidupkan setiap karakter dengan baik. Dan meskipun Ueda tidak memiliki nama-nama besar (dan popular) untuk mengisi departemen akting filmnya, Ueda jelas memiliki barisan talenta yang tepat dan sangat meyakinkan untuk melakukan hal tersebut. Seluruh pengisi departemen akting film ini hadir dengan penampilan yang meyakinkan. Namun, Hamatsu jelas menjadi pusat perhatian yang berhasil menjadikan karakternya menjadi sosok yang begitu mengikat. Lewat penampilannya sebagai seorang sutradara yang berusaha untuk menyelesaikan seluruh tantangan yang berada dalam proses pembuatan filmnya, Hamatsu hadir dengan penampilan yang enerjik dan sangat mudah untuk disukai. Penampilan aktris Harumi Shuhama yang berperan sebagai istri bagi karakter yang diperankan Hamatsu juga tampil mencuri perhatian dengan sentuhan komikalnya.

One Cut of the Dead jelas adalah sebuah presentasi yang spesial – baik bagi Anda yang menggemari film-film horor dengan sekumpulan mayat hidup sebagai bintang utamanya atau bagi mereka yang memang mencintai film secara keseluruhan. Tampil lebih cerdas daripada film-film bertema serupa yang banyak dirilis pada beberapa tahun terakhir, Ueda berhasil menciptakan kisah dan karakter yang akan membuat para penonton dengan mudah merasa jatuh hati. Mengikuti jejak Shaun of the Dead (Edgar Wright, 2004) dan Zombieland (Ruben Fleischer, 2009), One Cut of the Dead menjadi presentasi paduan zombie dan komedi horor yang sangat mengesankan. Salah satu momen sinema terbaik di sepanjang tahun ini. [B]

one-cut-of-the-dead-movie-posterOne Cut of the Dead (2017)

Directed by Shin’ichirô Ueda Produced by Koji Ichihashi Written by Shin’ichirô Ueda Starring Takayuki Hamatsu, Yuzuki Akiyama, Harumi Shuhama, Kazuaki Nagaya, Hiroshi Ichihara, Mao, Takuya Fujimura, Ayana Gôda, Manabu Hosoi, Satoshi Iwagô, Sakina Iwaji, Kyôko Takahashi, Yoshiko Takehara, Tomokazu Yamaguchi, Shuntarô Yamazaki, Miki Yoshida, Shin’ichirô Ôsawa Music by Nobuhiro Suzuki, Kailu Nagai Cinematography Tsuyoshi Sone Edited by Shin’ichirô Ueda Production companies Enbu Seminar Running time 97 minutes Country Japan Language Japanese

One thought on “Review: One Cut of the Dead (2017)”

Leave a Reply