Review: Rabbit Hole (2010)


Seringkali, penampilan terbaik seorang aktor atau aktris dalam sebuah film akan muncul ketika memerankan karakter yang sedang berada dalam keadaan duka mendalam. Karakter-karakter ini biasanya akan mampu memberikan kesempatan bagi sang aktor atau sang aktris untuk tidak hanya menunjukkan kemampuan akting mereka, namun juga kesempatan untuk menunjukkan tingkat emosional yang mampu menyentuh siapapun yang menyimak jalan cerita film tersebut. Sayangnya, seringkali pula, karakter maupun film yang memuat tema mengenai duka tersebut kemudian akan terjebak dalam berbagai hal-hal klise khas sinema Hollywood dalam menceritakan kisahnya. Untungnya, Rabbit Hole bukan salah satu diantara film tersebut.

Diangkat dari naskah drama teater pemenang Pulitzer dan Tony Awards karya David Lindsay-Abaire — yang kemudian mengadaptasinya untuk menjadi naskah cerita film ini, Rabbit Hole memiliki premis cerita yang cukup familiar: berkisah mengenai sepasang suami istri dalam usaha mereka untuk melanjutkan hidup dan pernikahan mereka setelah kematian anak mereka. Kali ini, pusat cerita berada pada pasangan Howie (Aaron Eckhart) dan Becca (Nicole Kidman). Setelah delapan bulan kehilangan putra mereka satu-satunya, Danny (Phoenix List), dalam sebuah kecelakaan, pasangan ini sepertinya masih belum dapat melupakan kenangan buruk tersebut, yang membuat pernikahan mereka seperti berada di ujung tanduk.

Atas saran ibunda Becca, Nat (Dianne Wiest), yang juga pernah mengalami depresi setelah kematian putranya, Becca dan Howie mengikuti sebuah perkumpulan para orangtua yang pernah kehilangan buah hati mereka. Sayangnya, hal tersebut sepertinya sama sekali tidak bekerja dengan baik bagi pasangan ini. Terlebih pada Becca, yang sepertinya mengharuskan dirinya untuk berduka dan mengingat segala memori mengenai putranya setiap saat. Ketika waktu terus berjalan, pasangan ini justru menemukan cara yang unik dalam melupakan sejenak duka mereka. Becca berkenalan dengan Jason (Miles Teller), seorang pemuda yang kemudian menjadi teman akrab Becca, sementara Howie menghabiskan waktunya dengan mengkonsumsi ganja bersama Gabby (Sandra Oh), seorang wanita yang juga anggota perkumpulan orangtua.

Sutradara, John Cameron Mitchell (Shortbus, 2006), sepertinya cukup jeli untuk tidak menjadikan kisah penuh duka yang ada di dalam Rabbit Hole menjadi sebuah tontonan depresif yang memiliki kecenderungan untuk membuat setiap penontonnya merasa jenuh. Dengan bantuan naskah cerita yang membumi serta kemampuan akting yang alami para pemerannya, Rabbit Hole dengan sempurna justru menjelma menjadi kisah drama yang dapat dengan mudah terhubung kepada semua orang yang menyimak jalan ceritanya. Dalam 92 menit durasi film ini berjalan, Rabbit Hole terasa bagaikan curahan hati dua orang sahabat yang sedang berduka dan menimbulkan rasa simpati yang mendalam dan harapan bahwa keduanya akan segera melalui masa-masa buruk tersebut.

Tentu saja, Rabbit Hole masih memiliki momen dimana kedua karakter utamanya saling berteriak satu sama lain untuk menumpahkan segala perasaan yang terpendam di dalam hati mereka – suatu momen yang sepertinya adalah sangat wajib untuk ada di setiap film-film bertema depresif. Namun tidak seperti adegan serupa yang berada di film Revolutionary Road (2008), Mitchell justru menjadikan momen tersebut menjadi momen awal kedua karakter utama untuk menyadari kesalahan sikap masing-masing. Dari momen ini, Rabbit Hole mulai bergerak ke arah dimana kedua karakter mulai menemukan penyembuh bagi duka mereka dan mulai berdamai dengan diri mereka sendiri ataupun karakter-karakter lain yang ada di sekitar mereka. Masalah memang tidak berlalu begitu saja, namun begitu dewasa dan personalnya cara penceritaan film ini, momen dimana karakter Becca akhirnya dapat bercanda dan tersenyum kembali bersama sang ibu terlihat seperti sebuah adegan yang menjadi titik terang dari seluruh kegelapan yang semenjak awal ada di dalam kisah Rabbit Hole.

Tidak hanya memiliki jalan cerita yang sangat dewasa dengan penuturan yang alami, Rabbit Hole juga didukung jajaran pemeran yang sangat mampu menghidupkan setiap adegan di film ini. Yang paling mengesankan tentu adalah Nicole Kidman. Penampilan Kidman di Rabbit Hole adalah sebuah penampilan yang telah ditunggu banyak orang semenjak kemenangannya di Academy Awards lewat The Hours (2002). Kidman di sini tampil sangat rapuh dan dengan luar biasa mampu mengeluarkan seluruh emosi yang ada di dalam karakter seorang Becca. Keberadaan karakter Becca yang diperankan Kidman selalu berhasil membawakan suasana kesepian, kesedihan dan kemuraman yang dialami karakternya di dalam jalan cerita. Penampilan Kidman berhasil mengimbangi jalan cerita Rabbit Hole yang kuat. Ia tidak pernah terlihat seperti sedang berakting, berjalan alami layaknya melihat seorang ibu yang benar-benar sedang berduka dan memiliki ketidakmampuan untuk melewati momen duka tersebut.

Kemampuan akting luar biasa Kidman ternyata mampu diimbangi dengan baik oleh pasangannya, Aaron Eckhart. Memang, karakter Howie yang diperankan oleh Eckhart tidak pernah diberikan kesempatan untuk menunjukkan emosi yang sangat mendalam seperti yang dialami karakter Becca yang diperankan oleh Kidman. Walau begitu, tetap saja Eckhart mampu tampil wajar dalam menggambarkan karakter yang ia perankan. Hal yang juga dilakukan oleh para pemeran pendukung lainnya, dimana secara khusus, aktris senior, Dianne Wiest, mampu tampil gemilang sebagai seorang ibu yang sangat perhatian terhadap anak-anaknya.

Kisah duka yang berada di jalinan kisah Rabbit Hole disajikan dengan penuh kedewasaan dan tampil sangat personal. Setiap karakter yang dihadirkan di dalam jalan cerita tampil sebagai layaknya seorang manusia biasa yang dapat saja ditemui para penontonnya di mana saja mereka berada. Setiap tindakan dan hubungan yang dijalin dua karakter utama dengan karakter lainnya yang berada di film ini juga ditampilkan dengan sangat wajar, tidak pernah terkesan dibuat-buat atau tampil dengan emosi yang berlebihan. Anda akan mengalami kesulitan untuk tidak merasakan simpati yang mendalam kepada kedua karakter tersebut. Sebuah drama yang bercerita sangat jujur, humanis dan dengan penampilan para jajaran pemerannya yang tampil sangat sempurna.

Rating: 5 / 5

Rabbit Hole (Blossom Films/Odd Lot Entertainment/Lionsgate, 2010)

Rabbit Hole (2010)

Directed by John Cameron Mitchell Produced by Nicole Kidman Written by David Lindsay-Abaire Starring Nicole Kidman, Aaron Eckhart, Dianne Wiest, Miles Teller, Sandra Oh, Tammy Blanchard, Patricia Kalember, Mike Doyle, Jon Tenney, Giancarlo Esposito, Phoenix List Music by Anton Sanko Cinematography Frank G. DeMarco Editing by Joe Klotz Studio Blossom Films/Odd Lot Entertainment Distributed by Lionsgate Running time 92 minutes Country United States Language English

8 thoughts on “Review: Rabbit Hole (2010)”

  1. film yang dalem. dan saya senang dengan endingnya, meski terasa kosong tapi menyisakan harapan. salut untuk nicole. she’s really GREAT actress.

  2. Andaikan Oscar buzz untuk film ini lebih besar, pasti Nicole Kidman punya chance yang lebih besar untuk menang kedua kalinya. Adegan Kidman dan Eckhart berantem itu intense banget dan heartbreaking sedangkan adegan dia bersama Wiest di basement itu sama heartbreakingnya.

    1. Well… review memang gak bisa memiliki nilai yang sama bagi setiap orang. Bagi saya, ketika menyaksikan film ini, saya sama sekali tidak dapat menemukan titik lemah dimana saya diharuskan untuk mengurangi rating yang akan saya berikan pada film ini. Memang, jalan cerita yang disampaikan mungkin telah beberapa kali dieksplorasi Hollywood. Namun, sutradara, John Cameron Mitchell, mampu mengolah dasar yang ‘biasa’ saja itu menjadi hasil yang sangat mengagumkan. Indah, puitis dan menyentuh dalam menggambarkan sebuah rasa sakit hati akibat ditinggal seseorang yang sangat disayang.

      Dan, tentu saja, akting para pemerannya berada di kelas yang sangat tinggi untuk film ini! =)

  3. Wah dari naskah drama ya? Lumayan dapat referensi baru untuk tontonan alternatif di sekolah, he.. Hmmm tapi rating usianya gimana nih bang Amir?

    1. Kalau dari cerita, film ini memang ditujukan untuk penonton dewasa. Tapi dari segi visual, dalam artian kevulgaran, Rabbit Hole cenderung aman untuk dinikmati. Rating PG-13, yang berarti mereka yang berada di bawah usia 13 tahun perlu bimbingan dan panduan untuk menyaksikannya.

      Salam kenal, by the way.

  4. Atas review dari bro amir, sy penasaran ingin melihat bagaimana kualitas acting dari nicole kidman di film ini… menurut sy acting nicole di rabbit hole ini sangat memukau, sangat bagus.. namun sy kurang puas dari segi jalan cerita… yah ini memang secara subjektif sy menilai, mungkin tiap-tiap orang berbeda dalam melihat film yang ditontonnya… terima kasih buat bro amir yg sudah membuat review dari film ini…

    rating 4 untuk film ini kalo sy yg menilai,,, 🙂

Leave a Reply