Tag Archives: Widi Mulia

Review: Toko Barang Mantan (2020)

Diarahkan oleh Viva Westi (Koki-koki Cilik 2, 2019) berdasarkan naskah cerita yang ditulis oleh Titien Wattimena (Milea: Suara dari Dilan, 2020) dan Priesnanda Dwisatria (Rompis, 2018), Toko Barang Mantan berkisah tentang seorang pemuda bernama Tristan (Reza Rahadian) yang rela meninggalkan bangku kuliahnya demi membangun dan mengembangkan usaha Toko Barang Mantan yang ia miliki. Toko yang dimiliki oleh Tristan memang unik. Toko tersebut menerima dan menjual kembali barang-barang milik mereka yang telah ditinggalkan atau merasa kecewa dengan mantan kekasih mereka. Tristan sendiri harus berhadapan kembali dengan kisah romansa dari masa lalu ketika mantan kekasihnya, Laras (Marsha Timothy), datang ke Toko Barang Mantan untuk menghantarkan undangan pernikahannya. Walau berpura-pura tegar di hadapan Laras maupun di hadapan kedua pegawainya, Amel (Dea Panendra) dan Rio (Iedil Dzuhrie Alaudin), pertemuan tersebut membuat Tristan mempertanyakan kembali alasan berakhirnya hubungan romansa yang dahulu terjalin antara dirinya dengan Laras. Continue reading Review: Toko Barang Mantan (2020)

Review: Bebas (2019)

Sunny mungkin merupakan salah satu film drama komedi bertema persahabatan terbaik sekaligus paling hangat yang pernah diproduksi oleh industri film Korea Selatan. Dirilis pada tahun 2011, film arahan sutradara Kang Hyeong-cheol tersebut tidak hanya berhasil meraih kesuksesan secara komersial – dengan pendapatan sebesar US$51.1 juta, Sunny merupakan film dengan raihan pendapatan terbesar kedua pada tahun 2011 dan menjadi salah satu film dengan pendapatan terbesar sepanjang masa di Korea Selatan hingga saat ini – namun juga mampu meraih pujian luas dari kalangan kritikus film serta meraih sembilan nominasi di ajang The 48th Annual Grand Bell Awards dan memenangkan dua diantaranya, Best Director dan Best Editing. Seperti halnya kesuksesan Miss Granny (Hwang Dong-hyuk, 2015) – yang di Indonesia diadaptasi dan dirilis dengan judul Sweet 20 (Ody C. Harahap, 2017), Sunny lantas diadaptasi menjadi film layar lebar di sejumlah negara lain. Kolaborasi antara produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza yang sebelumnya telah menghasilkan Athirah (2016), Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016) dan Kulari ke Pantai (2018) menangani adaptasi Sunny di Indonesia dan merilisnya sebagai Bebas. Continue reading Review: Bebas (2019)

Review: Jakarta Maghrib (2010)

Salman Aristo – salah satu nama yang bertanggungjawab atas kehadiran beberapa judul terpopuler di industri perfilman Indonesia, seperti Laskar Pelangi (2008), Ayat-Ayat Cinta (2008) dan Hari Untuk Amanda (2010) – melakukan debut penyutradaraannya lewat sebuah film omnibus bertajuk Jakarta Maghrib. Dalam film yang juga ia  tulis naskahnya ini, Salman berusaha untuk menghadirkan arti dari sebuah waktu maghrib bagi sekelompok kalangan – dalam hal ini, kalangan masyarakat di berbagai sudut kota Jakarta. Lewat lima cerita pendek yang ia hadirkan, Salman dapat dengan bebas menggambarkan maghrib sebagai sebuah waktu transisi dari siang ke malam lewat berbagai genre penceritaan. Usaha yang cukup meyakinkan walau masih belum dapat dikatakan memuaskan secara menyeluruh.

Continue reading Review: Jakarta Maghrib (2010)