Film terbaru arahan Fajar Nugros (Yowis Ben II, 2019), Srimulat: Hil yang Mustahal – Babak Pertama, dibuka dengan barisan tulisan yang menarasikan bagaimana kelompok lawak Srimulat dibentuk pada tahun 1950 oleh sosok Teguh Slamet Rahardjo bersama dengan istrinya, Raden Ayu Srimulat – yang sekaligus menjadi inspirasi bagi nama kelompok lawak yang berasal dari Solo, Jawa Tengah tersebut. Jangan berharap narasi perkenalan tersebut lantas menjadi pembuka bagi runutan kisah jatuh bangun kelompok lawak Srimulat dalam usaha untuk bertahan sekaligus membesarkan namanya. Lewat naskah cerita yang ditulisnya sendiri, Nugros memilih untuk menjauh dari penggunaan formula familiar pengisahan biopik dengan menghantarkan sederetan “reka ulang” guyonan khas kelompok lawak Srimulat guna mendorong pergerakan cerita sekaligus memperkenalkan dan menggali karakterisasi dari setiap peran yang muncul dalam linimasa cerita film ini. Pilihan penceritaan yang berani… namun tidak tanpa masalah maupun dampak negatif tersendiri. Continue reading Review: Srimulat: Hil yang Mustahal – Babak Pertama (2022)
Tag Archives: Whani Darmawan
Review: Teka-teki Tika (2021)
Dalam film cerita panjang keenam yang ia tulis dan arahkan, Ernest Prakasa (Imperfect, 2019) mencoba untuk keluar dari wilayah nyaman penuturan komedi yang sebelumnya telah begitu melekat pada setiap karyanya. Well… Prakasa sebenarnya tidak menghilangkan unsur komedi secara utuh dari linimasa pengisahan Teka-teki Tika. Meskipun kental dengan nuansa drama misteri, film ini disajikan dengan bangunan konflik dan dialog yang cenderung ringan. Prakasa juga masih menghadirkan sosok karakter bernilai komikal guna mengeksekusi dialog-dialog pemancing senyum maupun tawa yang digarapnya. Tetap saja, Teka-teki Tika adalah sebuah penyegaran dalam filmografi Prakasa – meskipun tidak diiringi dengan kualitas cerita yang terasa mampu menyegarkan. Continue reading Review: Teka-teki Tika (2021)
Review: Bumi Manusia (2019)
Merupakan buku pertama dari rangkaian Tetralogi Buru yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer dan diterbitkan dari tahun 1980 hingga tahun 1988, Bumi Manusia mungkin merupakan salah satu buku paling popular – dan paling penting – di dunia kesusastraan Indonesia. Pelarangan terbit dan edar yang diberlakukan pemerintah Republik Indonesia terhadap buku tersebut dengan tuduhan mempropagandakan ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme dan Komunisme pada tahun 1981 hingga masa jatuhnya rezim Orde Baru tidak pernah mampu meredupkan kepopulerannya. Bumi Manusia bahkan mendapatkan perhatian khalayak internasional dan kemudian diterbitkan dalam 33 bahasa. Usaha untuk menterjemahkan narasi Bumi Manusia dari bentuk buku menjadi tatanan pengisahan audio visual sendiri telah dimulai semenjak tahun 2004 dan sempat melibatkan nama-nama sineas kenamaan Indonesia seperti Deddy Mizwar, Garin Nugroho, hingga Mira Lesmana dan Riri Riza. Langkah nyata untuk membawa Bumi Manusia ke layar lebar akhirnya benar-benar terwujud pada tahun 2018 ketika Falcon Pictures mengumumkan bahwa rumah produksi tersebut akan memproduksi film adaptasi Bumi Manusia dengan Hanung Bramantyo (Sultan Agung, 2018) bertindak sebagai sutradara.
Review: Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody (2017)
Sebagai sebuah sekuel, Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody memiliki perjalanan yang cukup sederhana sebelum akhirnya memasuki masa produksi. Diadaptasi dari sebuah cerita pendek berjudul sama karya Dee Lestari, Filosofi Kopi the Movie arahan Angga Dwimas Sasongko “hanya” mampu meraih sekitar dua ratus ribu penonton ketika dirilis pada tahun 2015 lalu. Namun, meskipun dengan raihan penonton yang tergolong minimalis tersebut, Sasongko berhasil meracik sebuah film yang mampu memberikan kesan yang begitu mendalam bagi banyak penontonnya – sekaligus memenangkan dua penghargaan di ajang Festival Film Indonesia. Sasongko dan para kreator Filosofi Kopi the Movie juga giat dan cerdas menjaga sekaligus meningkatkan minat publik pada film mereka dengan berbagai cara, mulai dari membuka sebuah coffee shop bernama Filosofi Kopi di Jakarta, pelaksanaan sayembara pembuatan cerita sekuel bagi Filosofi Kopi the Movie hingga membuat sebuah webseries berjudul Filosofi Kopi the Series: Ben & Jody yang diunggah di saluran YouTube milik Visinema Pictures dan hingga kini telah ditonton lebih dari satu juta kali. Continue reading Review: Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody (2017)