Awal Februari lalu, sebagai bagian dari serial dokumenter investigatifnya yang berjudul The New York Times Presents, The New York Times merilis Framing Britney Spears (Samantha Stark, 2021). Dokumenter berdurasi 74 menit tersebut tidak hanya berbicara tentang bagaimana popularitas Britney Spears memiliki dampak besar pada kultur kehidupan di industri hiburan dan media Amerika Serikat (baca: dunia) namun juga mengupas masalah perwalian yang telah diterapkan pada kehidupan Spears semenjak tahun 2008 yang diduga telah disalahgunakan oleh sang ayah, Jamie Spears, dan orang-orang yang berada disekitar Spears yang lantas memicu gerakan #FreeBritney dari para penggemarnya. Framing Britney Spears sukses menghasilkan reaksi dari banyak kalangan yang kembali mempertanyakan perlakuan masyarakat secara umum terhadap seorang perempuan serta, khususnya, hukum tentang perwalian yang awalnya dibentuk untuk melindungi orang dewasa yang dianggap “tidak mampu” untuk menjaga diri mereka sendiri namun kemudian dijadikan ladang bisnis untuk menghasilkan keuntungan bagi sejumlah orang yang terlibat dalam pengaplikasian sistem perwalian tersebut. Continue reading Review: I Care a Lot (2020)
Tag Archives: Rosamund Pike
Review: A Private War (2018)
Merupakan film cerita perdana yang disutradarai oleh Matthew Heineman yang sebelumnya lebih dikenal atas pengarahannya bagi film-film dokumenter seperti Cartel Land (2015) – yang mendapatkan nominasi Best Documentary Feature di ajang The 88th Annual Academy Awards – serta City of Ghosts (2017), A Private War adalah sebuah drama yang mengupas sekelumit kisah dari kehidupan wartawan perang legendaris asal Amerika Serikat, Marie Colvin. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Arash Amel (Grace of Monaco, 2014) berdasarkan artikel tentang Colvin, Marie Colvin’s Private War, yang ditulis oleh Marie Brenner untuk majalah Vanity Fair, A Private War mencoba untuk menyelami jiwa dan pemikiran Colvin (Rosamund Pike) yang terus mendorongnya untuk maju ke garda terdepan deretan konflik dan peperangan yang ada di berbagai belahan dunia guna mendapatkan sajian berita dengan nilai kebenaran yang akurat. Keberanian (dan kejujuran) yang membuatnya menjadi salah satu jurnalis paling dihormati dunia hingga saat ini. Continue reading Review: A Private War (2018)
Review: Hostiles (2017)
Berlatarbelakang waktu pengisahan pada tahun 1892, Hostiles berkisah mengenai Captain Joseph Blocker (Christian Bale) yang mendapatkan tugas dari atasannya, Colonel Abraham Biggs (Stephen Lang), untuk menghantarkan seorang kepala suku Cheyenne yang dikenal dengan sebutan Yellow Hawk (Wes Studi) beserta dengan keluarganya kembali ke tanah leluhur mereka setelah menjalani masa tahanan selama lebih dari tujuh tahun. Meskipun awalnya merasa enggan untuk menjalankan tugas tersebut akibat kenangan buruknya akan Yellow Chief yang telah membunuh beberapa teman dan rekan kerjanya di masa lalu, Captain Joseph Blocker akhirnya melakukan tugas tersebut dengan memilih sendiri pasukan yang akan menemani perjalanan panjang dan berbahaya tersebut: Sergeant Thomas Metz (Rory Cochrane), Corporal Henry Woodson (Jonathan Majors), Lieutenant Rudy Kidder (Jesse Plemons), dan Private Phillippe DeJardin (Timothée Chalamet). Benar saja. Berbagai ancaman mulai dari keras dan terjalnya alam yang akan mereka lalui hingga serangan dari suku Comanche yang mematikan membuat Colonel Abraham Biggs dan seluruh pasukannya harus selalu bersikap waspada setiap saat. Continue reading Review: Hostiles (2017)
Review: The Man with the Iron Heart (2017)
Layaknya Darkest Hour (Joe Wright, 2017) yang menjadi “menu pelengkap” bagi kehadiran Dunkirk (Christopher Nolan, 2017), film terbaru arahan sutradara Cédric Jimenez, The Man with the Iron Heart, juga menghadirkan sebuah sisi pengisahan lain dari kejadian bersejarah mengenai usaha pembunuhan salah satu perwira tinggi Partai Nazi, General Reinhard Heydrich, yang dikenal dengan sebutan Operation Anthropoid dan sebelumnya dikisahkan dalam film Anthropoid (Sean Ellis, 2016). Jika Anthropoid menyelami seluk beluk usaha dari karakter-karakter kaum pemberontak untuk membunuh karakter General Reinhard Heydrich maka The Man with the Iron Heart juga menghadirkan pengisahan yang sama sembari memberikan pengisahan mengenai kehidupan pribadi dari karakter General Reinhard Heydrich. Sebuah usaha yang cukup pelik namun pengarahan Jimenez yang handal, dan penampilan para pengisi departemen akting yang apik, mampu menjadikan The Man with the Iron Heart begitu menarik untuk diikuti. Continue reading Review: The Man with the Iron Heart (2017)
Review: Beirut (2018)
Dalam film terbaru arahan Brad Anderson (The Call, 2013), Beirut, yang berlatarbelakang pengisahan di awal tahun ‘80an, Jon Hamm berperan sebagai Mason Skiles, seorang mantan diplomat Amerika Serikat yang sekarang bekerja sebagai seorang negosiator yang sering mabuk-mabukan akibat depresi yang ia rasakan setelah kehilangan sang istri, Nadia (Leïla Bekhti), dalam sebuah tragedi di Beirut, Lebanon, sepuluh tahun yang lalu. Masa lalu seakan kembali menghampiri Mason Skiles ketika ia dihubungi oleh pihak Central Intelligence Agency yang kemudian meminta bantuannya untuk bernegosiasi dengan pihak penculik salah satu agen mereka, Cal Riley (Mark Pellegrino), yang sedang bertugas di Beirut. Walau awalnya ingin menghindar akibat kenangan buruknya di kota tersebut, Mason Skiles akhirnya berangkat ke Beirut dan memulai proses negosiasi yang panjang dengan para penculik Cal Riley. Sebuah pilihan yang lantas mempertemukan Mason Skiles dengan sosok yang krusial dengan kisah tragis yang dialami oleh almarhumah istrinya. Continue reading Review: Beirut (2018)
Review: 7 Days in Entebbe (2018)
Diarahkan oleh José Padilha, 7 Days in Entebbe bercerita tentang kisah nyata mengenai dibajaknya sebuah pesawat Air France yang sedang terbang dari Tel Aviv Israel ke Paris, Perancis melalui Athena, Yunani oleh dua orang anggota Popular Front for the Liberation of Palestine serta dua orang anggota pergerakan Revolutionary Cells yang berkewarganegaraan Jerman, Brigitte Kuhlmann (Rosamund Pike) dan Wilfried Böse (Daniel Brühl) yang sempat menghebohkan dunia pada tahun 1976. Tujuan dari pembajakan tersebut adalah untuk mendukung sekaligus mempopularkan perjuangan rakyat Palestina yang wilayah negaranya telah direbut oleh Israel dengan meminta tebusan uang sebesar US$5 juta serta pembebasan sejumlah militan pendukung gerakan pembebasan Palestina. Pesawat Air France yang membawa 260 penumpang dan kru pesawat – dengan hampir separuhnya berkewarganegaraan Israel, kemudian diarahkan untuk mendarat di Bandara Entebbe yang berada di wilayah Entebbe, Uganda, untuk kemudian ditahan disana selama proses negosiasi dengan pemerintahan Israel berlangsung. Continue reading Review: 7 Days in Entebbe (2018)
The 87th Annual Academy Awards Nominations List
The nominations are in! Dan hasilnya… film arahan Alejandro González Iñárritu, ‘Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance)’ dan film arahan Wes Anderson, ‘The Grand Budapest Hotel’, sama-sama memimpin daftar nominasi The 87th Annual Academy Awards dengan meraih sembilan nominasi. Keduanya akan bersaing dalam memperebutkan gelar Best Picture bersama dengan American Sniper, Boyhood, The Imitation Game, Selma, The Theory of Everything dan Whiplash. Raihan sembilan nominasi yang diraih Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance) dan The Grand Budapest Hotel diikuti oleh The Imitation Game yang meraih delapan nominasi serta American Sniper dan Boyhood yang masing-masing meraih enam nominasi.
Continue reading The 87th Annual Academy Awards Nominations List
Review: Jack Reacher (2012)
Jack Reacher adalah nama karakter fiksi yang menjadi tokoh utama dalam 17 novel karya penulis asal Inggris, Lee Child. Novel pertama dalam seri Jack Reacher diberi judul Killing Floor dan dirilis pada Maret 1997. Versi film Jack Reacher yang disutradarai oleh Christopher McQuarrie dan dibintangi oleh Tom Cruise – yang sebelumnya sempat bekerjasama dalam Valkyrie (2008) – sendiri merupakan adaptasi seri kesembilan dalam seri novel tersebut, One Shot (2005). Tidak seperti penampilan yang ingin dijual oleh poster maupun trailer film ini – bahwa Jack Reacher adalah sebuah film yang diisi dengan banyak adegan aksi, Jack Reacher sendiri lebih terlihat sebagai sebuah film crime thriller dimana para karakter utamanya berusaha untuk menyelesaikan sebuah kasus kriminal. Dan meskipun dengan durasi yang mencapai 130 menit, pengarahan McQuarrie yang kuat serta penampilan kharismatik Cruise mampu membuat film ini tampil begitu menyenangkan dalam setiap bagian ceritanya.
Review: Wrath of the Titans (2012)
Dengan pendapatan lebih dari US$400 juta yang diperoleh Clash of the Titans (2010) selama masa rilisnya di seluruh dunia, adalah sangat mudah untuk memahami keputusan para produser film tersebut yang kemudian ingin melanjutkan kesuksesan tersebut dengan memproduksi sebuah sekuel – walaupun dari sisi kritikal, Clash of the Titans dapat digolongkan sebagai sebuah kegagalan dan hampir dapat dengan mudah dilupakan banyak orang keberadaannya. Mengangkat mengenai mitos dewa-dewa Yunani yang sebenarnya sangat menarik, Louis Leterrier sayangnya gagal untuk memberikan sebuah sentuhan yang menarik dalam penceritaannya. Posisi Leterrier sendiri di sekuel Clash of the Titans, Wrath of the Titans, kini digantikan oleh Jonathan Liebesman (World Invasion: Battle Los Angeles, 2011). Sayangnya, Liebesman sendiri sepertinya juga tidak dapat melakukan banyak hal untuk dapat meningkatkan kualitas penceritaan franchise ini.
Review: Johnny English Reborn (2011)
Komedian legendaris asal Inggris, Rowan Atkinson, telah kembali! Dan tidak! Kali ini Atkinson tidak datang dengan memerankan kembali karakter Mr. Bean yang legendaris itu. Setelah terakhir kali membintangi Mr. Bean’s Holiday di tahun 2007 dan kemudian vakum dari dunia akting untuk sementara, Atkinson hadir kembali dengan memerankan karakter Johnny English yang sempat populer – walaupun mendapatkan kritikan tajam dari para kritikus film dunia – ketika film Johnny English dirilis pada tahun 2003 lalu. Kembalinya Atkinson dalam akting komikalnya jelas akan mampu untuk memuaskan kerinduan para penggemar aktor yang kini telah berusia 56 tahun ini. Johnny English Reborn mampu menghadirkan beberapa momen yang akan mampu memancing tawa, namun sepertinya tidak akan merubah pandangan para kritikus film tentang dangkalnya jalan cerita film ini.
Review: Barney’s Version (2010)
Sebagai seorang aktor, nama Paul Giamatti mungkin belum mampu memperoleh kepopuleran yang setara dengan nama-nama aktor seperti Sean Penn, Johnny Depp ataupun Ben Affleck. Mungkin dikarenakan Giamatti memiliki wajah yang tidak setampan nama-nama tersebut. Namun, setelah mendapatkan peran pendukung dalam film-film seperti The Truman Show (1998), Saving Private Ryan (1998) serta The Negotiator (1998), Giamatti secara perlahan menjelma menjadi salah satu aktor dengan kemampuan akting yang paling dapat diandalkan di Hollywood, khususnya setelah performa yang ia tampilkan di American Splendor (2003) dan Sideways (2004). Giamatti bahkan dinominasikan untuk meraih 45 penghargaan dalam peran yang ia ambil selama tahun 2001-2008 dengan diantaranya memenangkan Emmy dan Golden Globe untuk perannya di film televisi, John Adams (2008).
Review: Made in Dagenham (2010)
Seperti halnya The Fighter (2010), Made in Dagenham sama sekali tidak menawarkan sebuah terobosan baru di dalam penceritaannya. Diangkat dari kisah nyata mengenai upaya pekerja wanita untuk mendapatkan upah yang setara di perusahaan produsen mobil Ford pada tahun 1968, Made in Dagenham justru mengikuti setiap pola drama yang pernah ada mengenai kisah sekelompok orang yang berusaha untuk mendapatkan status hidup yang lebih baik. Jajaran pemeran Made in Dagenham yang membuat film ini mampu tampil menghibur dan inspiratif, khususnya penampilan sang aktris utama, Sally Hawkins, yang begitu mampu mengeksplorasi setiap emosi yang dibutuhkan karakternya untuk dapat tampil memikat hati setiap penonton film ini.
Review: An Education (2009)
An Education adalah sebuah film drama yang diadaptasi dari sebuah autobiografi dari seorang jurnalis Inggris, Lynn Barber. Naskah film ini sendiri diadaptasi oleh Nick Hornby, novelis asal Inggris yang mungkin sangat dikenal atas novelnya High Fidelity dan About A Boy, yang keduanya telah diadaptasi ke layar lebar, dan keduanya juga berhasil meraih banyak pujian, baik ketika berbentuk novel maupun setelah diadaptasi menjadi sebuah film. Continue reading Review: An Education (2009)