Art imitates life. Dan film, sebagai salah satu bentuk produk kesenian, seringkali merefleksikan kondisi politik, sosial maupun budaya yang pernah atau sedang dialami para pembuatnya. Film terbaru arahan Nurman Hakim, Bid’ah Cinta, sepertinya berusaha menjadi cermin mengenai kondisi sosial masyarakat Indonesia yang sedang menghangat belakangan ini, khususnya dari kalangan pemeluk agama Islam. Kondisi sosial dimana beberapa kelompok merasa bahwa ajaran Islam yang mereka peluk lebih “murni” dan “kuat” dibandingkan dengan ajaran Islam yang dipeluk dan dipraktekkan oleh beberapa kelompok lain sehingga membuat mereka berusaha keras agar kelompok yang berbeda tersebut mau untuk “bertobat” dan kemudian mengikuti ajaran Islam mereka yang lebih “murni” dan “kuat” tersebut. Tentu, sebuah bahasan yang cukup kompleks untuk dijabarkan dalam sebuah jalan pengisahan yang berdurasi 128 menit. Namun, dengan kelihaiannya bercerita, Hakim mampu menggarap Bid’ah Cinta dengan ritme yang tepat sehingga filmnya tetap tajam dalam berkisah dan tidak pernah terasa membosankan dalam pemaparannya. Continue reading Review: Bid’ah Cinta (2017)
Tag Archives: Nurman Hakim
Review: Khalifah (2011)
Kadang, gambaran dan dugaan buruk mengenai sesuatu hal dapat begitu terpatri di benak seseorang sehingga mampu mengaburkan kenyataan dan logika mengenai keberadaan hal tersebut. Topik inilah yang menjadi alur kisah utama dari Khalifah, sebuah film yang merupakan hasil kerjasama kedua sutradara Nurman Hakim bersama produser Nan T. Achnas setelah sukses dengan 3 Do’a 3 Cinta (2008), yang walaupun gagal meraih perhatian komersial dari penonton Indonesia, namun mampu banyak berbicara di berbagai festival-festival film kelas dunia.