Tag Archives: Muhammad Adhiyat

Review: Pengabdi Setan 2: Communion (2022)

Pengabdi Setan (2017) jelas memiliki posisi tersendiri dalam filmografi seorang Joko Anwar. Bukan hanya merupakan film horor supranatural pertama yang diarahkan oleh Anwar, Pengabdi Setan juga menjadi film garapan pertamanya yang berhasil meraih sukses secara komersial semenjak karir penyutradaraannya dimulai lewat Janji Joni (2005). Di sepanjang masa perilisannya, Pengabdi Setan mengumpulkan lebih dari empat juta penonton, memberikannya gelar sebagai film dengan perolehan jumlah penonton terbanyak pada tahun tersebut sekaligus sebagai film horor dengan perolehan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa – sebelum titel tersebut kemudian direbut oleh KKN di Desa Penari (Awi Suryadi, 2022). Kesuksesan masif Pengabdi Setan sepertinya juga memperkenalkan nama Anwar – yang sebelumnya lebih dikenal sebagai sutradara “kesayangan kritikus film dan sinefil” – pada kalangan penonton film yang lebih luas dan membuka jalan bagi dua film arahan Anwar selanjutnya, Gundala (2019) dan Perempuan Tanah Jahanam (2019), untuk meraih kesuksesan komersial yang berimbang dengan Pengabdi Setan. Continue reading Review: Pengabdi Setan 2: Communion (2022)

Review: Abracadabra (2020)

Sutradara Habibie & Ainun (2012), Faozan Rizal, menghadirkan sebuah presentasi cerita yang baru dan cukup berbeda dalam film terbarunya, Abracadabra. Berdasarkan naskah cerita yang juga ditulisnya, Abracadabra berkisah mengenai seorang pesulap ternama bernama Lukman (Reza Rahadian) yang memutuskan untuk mundur dari profesi yang digelutinya selama ini. Dalam pertunjukan terakhirnya, Lukman telah menyusun rencana agar trik sulap yang ia tunjukkan gagal. Trik yang ia tampilkan adalah trik untuk melenyapkan seseorang setelah ia memasuki kotak yang dibawa Lukman. Sebuah trik sulap yang cukup familiar. Abracadabra! Sosok yang dipilih Lukman untuk masuk ke dalam kotak tersebut ternyata benar-benar menghilang. Sialnya, Lukman sendiri tidak mengetahui kemana orang itu pergi atau menghilang serta bagaimana cara mengembalikan keberadaannya. Jelas saja Lukman kemudian menjadi buruan pihak kepolisian yang menuduhnya telah melakukan tindak penculikan orang. Continue reading Review: Abracadabra (2020)

Review: Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020)

Dua tahun setelah mengarahkan Wiro Sableng, Angga Dwimas Sasongko kembali duduk di kursi penyutradaraan untuk film drama keluarga Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Diadaptasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Marchella FP, Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini bercerita tentang Awan (Rachel Amanda), anak bungsu dari pasangan Faris (Donny Damara) dan Ajeng Narendra (Susan Bachtiar), yang merasa dirinya selalu berada dibawah bayang dan awasan sang ayah dalam melakukan sesuatu. Sikap (over)protektif sang ayah ternyata tidak hanya berpengaruh pada kehidupan Awan. Anak sulung keluarga tersebut, Angkasa (Rio Dewanto), sering merasa terbeban akan berbagai tanggungjawab berlebihan yang diberikan sang ayah dalam mengawasi adik-adiknya. Sementara itu, sang anak tengah, Aurora (Sheila Dara), telah lama merasa dirinya telah kehilangan perhatian kedua orangtuanya semenjak mereka lebih memilih untuk memberikan perhatian pada dua saudaranya yang lain. Barisan konflik yang terpendam dalam jiwa setiap anggota keluarga tersebut secara perlahan mulai memberikan pengaruh pada hubungan mereka di keseharian. Continue reading Review: Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020)

Review: Kulari ke Pantai (2018)

Mira Lesmana dan Riri Riza – yang mungkin merupakan kolaborasi produser dan sutradara paling berpengaruh di industri film Indonesia – kembali hadir dengan film terbaru mereka, Kulari ke Pantai. Berdasarkan naskah cerita yang ditulis Lesmana dan Riza bersama dengan Gina S. Noer (Posesif, 2017) dan Arie Kriting (5 Cowok Jagoan: Rise of the Zombies, 2017), Kulari ke Pantai berkisah mengenai rencana roadtrip yang akan dilakukan oleh pasangan ibu dan anak, Uci (Marsha Timothy) dan Sam (Maisha Kanna), menuju Pantai G-Land di Banyuwangi, Jawa Timur, sepulangnya mereka dari menghadiri acara ulang tahun ibu Uci di Jakarta. Rencana tersebut mengalami sedikit perubahan setelah kakak ipar Uci, Kirana (Karina Suwandi), kemudian menitipkan puterinya, Happy (Lil’li Latisha), untuk turut serta dalam roadtrip yang akan dilakukan Uci dan Sam dengan harapan agar Happy dapat memperbaiki kembali hubungannya yang telah renggang dengan Sam. Jelas saja, perjalanan darat Uci dan Sam dimulai dengan canggung akibat Happy yang lebih memilih untuk terus bercengkerama dengan telepon genggamnya daripada berusaha untuk berkomunikasi dengan Uci maupun Sam. Namun, seiring dengan persinggahan demi persinggahan yang dilakukan Uci dan Sam pada setiap kota yang mereka lalui dalam perjalanan tersebut, hubungan Sam dan Happy secara perlahan mulai mencair dan diwarnai dengan berbagai kejutan manis. Continue reading Review: Kulari ke Pantai (2018)

Review: Pengabdi Setan (2017)

Merupakan film horor supranatural perdana Joko Anwar, Pengabdi Setan merupakan interpretasi ulang Anwar atas film horor Indonesia berjudul sama arahan Sisworo Gautama Putra yang sempat begitu populer ketika dirilis pertama kali pada tahun 1980. Meskipun sebuah versi ulang buat, namun Pengabdi Setan garapan Anwar tidak sepenuhnya mengikuti alur cerita yang telah diterapkan oleh film pendahulunya. Mereka yang telah familiar dengan film-film maupun gaya penceritaan Anwar jelas dapat merasakan bahwa pemenang Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik untuk filmnya A Copy of My Mind (2015) tersebut tetap memasukkan sentuhan penceritaan khasnya di berbagai sudut pengisahan Pengabdi Setan terbaru. Hasilnya, selain pengisahan Pengabdi Setan tetap mampu terasa segar dan relevan bagi para penonton yang kebanyakan datang dari kalangan generasi baru, Anwar juga berhasil merangkai Pengabdi Setan miliknya menjadi sajian horor Indonesia yang sangat menyenangkan (dan menakutkan) untuk disaksikan. Continue reading Review: Pengabdi Setan (2017)