Tag Archives: Mo Sidik

Review: Madu Murni (2022)

Diarahkan oleh Monty Tiwa (Layla Majnun, 2021) berdasarkan naskah garapan Musfar Yasin (Alangkah Lucunya (Negeri Ini), 2010), Madu Murni memulai linimasa pengisahannya dengan memperkenalkan sang karakter utama, Mustaqim (Ammar Zoni), seorang mantan guru mengaji yang kini bekerja sebagai penagih hutang bersama dengan rekannya, Rojak (Tanta Ginting), demi mendapatkan penghasilan lebih banyak. Sayang, profesi barunya tersebut ditentang oleh sang istri, Murni (Irish Bella). Sebanyak apapun uang yang dibawa pulang oleh Mustaqim, Murni enggan untuk menerima. Kesal dengan perlakuan Murni, Mustaqim memutuskan untuk mencari sosok pendamping yang lebih dapat menerima dirinya. Sosok tersebut ia temukan pada diri Yati (Aulia Sarah), seorang janda muda yang selama ini memang sebenarnya telah menaruh perhatian pada sosok Mustaqim yang memiliki penampilan fisik rupawan. Sial, di malam pertama pernikahan mereka, Mustaqim tidak mampu untuk memberikan kepuasan biologis pada Yati. Hal yang kemudian justru menambah pelik permasalahan dalam kehidupan Mustaqim. Continue reading Review: Madu Murni (2022)

Review: Sobat Ambyar (2021)

Seperti yang dapat dicerna dari judulnya, Sobat Ambyar adalah sebuah film yang mencoba untuk menangkap fenomena popularitas dari sosok Didi Kempot yang dikenal karena lagu-lagu campursari berbahasa Jawa-nya yang banyak bertemakan patah hati dan rasa kehilangan. Namun, jangan salah, film yang diarahkan oleh Charles Gozali (Nada untuk Asa, 2015) bersama dengan Bagus Bramanti ini bukanlah sebuah biopik yang ingin bertutur tentang seluk beluk kehidupan penyanyi yang telah tutup usia pada pertengahan tahun lalu tersebut. Disajikan sebagai sebuah drama romansa, Sobat Ambyar lebih tertarik untuk mengangkat kisah tentang bagaimana lagu-lagu yang dinyanyikan Kempot digunakan oleh para pendengarnya sebagai pelarian untuk menghibur rasa duka maupun lara yang sedang mengendap di hati mereka. Terbukti, lagu-lagu milik Kempot yang mengiringi banyak adegan film menjadi faktor kesuksesan Sobat Ambyar dalam menghasilkan momen-momen terbaik pengisahannya. Continue reading Review: Sobat Ambyar (2021)

Review: Kulari ke Pantai (2018)

Mira Lesmana dan Riri Riza – yang mungkin merupakan kolaborasi produser dan sutradara paling berpengaruh di industri film Indonesia – kembali hadir dengan film terbaru mereka, Kulari ke Pantai. Berdasarkan naskah cerita yang ditulis Lesmana dan Riza bersama dengan Gina S. Noer (Posesif, 2017) dan Arie Kriting (5 Cowok Jagoan: Rise of the Zombies, 2017), Kulari ke Pantai berkisah mengenai rencana roadtrip yang akan dilakukan oleh pasangan ibu dan anak, Uci (Marsha Timothy) dan Sam (Maisha Kanna), menuju Pantai G-Land di Banyuwangi, Jawa Timur, sepulangnya mereka dari menghadiri acara ulang tahun ibu Uci di Jakarta. Rencana tersebut mengalami sedikit perubahan setelah kakak ipar Uci, Kirana (Karina Suwandi), kemudian menitipkan puterinya, Happy (Lil’li Latisha), untuk turut serta dalam roadtrip yang akan dilakukan Uci dan Sam dengan harapan agar Happy dapat memperbaiki kembali hubungannya yang telah renggang dengan Sam. Jelas saja, perjalanan darat Uci dan Sam dimulai dengan canggung akibat Happy yang lebih memilih untuk terus bercengkerama dengan telepon genggamnya daripada berusaha untuk berkomunikasi dengan Uci maupun Sam. Namun, seiring dengan persinggahan demi persinggahan yang dilakukan Uci dan Sam pada setiap kota yang mereka lalui dalam perjalanan tersebut, hubungan Sam dan Happy secara perlahan mulai mencair dan diwarnai dengan berbagai kejutan manis. Continue reading Review: Kulari ke Pantai (2018)

Review: Buka’an 8 (2017)

Menyusul kesuksesan Surat dari Praha (2016) – yang berhasil meraih enam nominasi di ajang Festival Film Indonesia sekaligus terpilih mewakili Indonesia untuk berkompetisi pada kategori Best Foreign Language Film di ajang The 89th Annual Academy Awards yang lalu – Angga Dwimas Sasongko kini menghadirkan Buka’an 8. Berbeda dengan Surat dari Praha dan beberapa film yang ia arahkan sebelumnya seperti Filosofi Kopi (2015) atau Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014) yang kental dengan nuansa drama, Buka’an 8 menandai kembalinya Sasongko ke genre komedi romantis seperti yang dahulu pernah ia tampilkan dalam Hari Untuk Amanda (2010). Dan seperti halnya film yang dibintangi Oka Antara, Fanny Fabriana dan Reza Rahadian tersebut, Sasongko mampu mengolah Buka’an 8 menjadi sebuah sajian ringan namun sarat akan sentuhan emosional yang kuat. Sebuah pencapaian yang sekali lagi membuktikan posisi Sasongko sebagai salah satu sutradara film Indonesia yang paling meyakinkan untuk saat ini. Continue reading Review: Buka’an 8 (2017)

Review: Comic 8: Casino Kings – Part 1 (2015)

comic-8-casino-kings-part-1-posterComic 8: Casino Kings – Part 1 adalah bagian pertama dari dua bagian film yang telah direncanakan sebagai sekuel dari film Comic 8 yang berhasil meraih predikat sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak ketika dirilis pada awal tahun 2014 lalu. Seperti layaknya sebuah sekuel, Anggy Umbara merancang Comic 8: Casino Kings – Part 1 sebagai sebuah sajian yang lebih mewah dan megah jika dibandingkan dengan pendahulunya. Berhasil? WellComic 8: Casino Kings – Part 1 memang mampu tampil dengan deretan guyonan yang beberapa kali berhasil mengundang tawa penonton. Jajaran pemerannya yang berisi (sangat) banyak wajah familiar di industri film Indonesia juga tampil menyenangkan dalam peran komikal mereka. Namun, terlepas dari penampilannya yang lebih mewah, Comic 8: Casino Kings – Part 1 masih gagal untuk menghindar dari kesalahan yang telah dibuat oleh film pendulunya. Hal ini masih ditambah dengan keberadaan sindrom film yang jalan ceritanya dibagi menjadi dua bagian yang kemudian membuat Comic 8: Casino Kings – Part 1 terasa berjalan begitu bertele-tele khususnya di bagian akhir pengisahannya.

Dengan naskah cerita yang masih digarap oleh Anggy Umbara bersama dengan Fajar Umbara, Comic 8: Casino Kings – Part 1 melanjutkan kisah seri pendahulunya ketika delapan agen rahasia yang berada dibawah pimpinan Indro Warkop untuk menyamar menjadi komika demi mencari seorang komika yang menjadi penghubung ke seorang pemilik kasino terbesar di Asia yang sering disebut dengan sebutan nama The King. Jelas bukan sebuah tugas yang mudah. Kedelapan agen rahasia tersebut masih harus dikejar-kejar pihak kepolisian akibat tindakan perampokan bank yang telah mereka lakukan di seri sebelumnya. Mereka juga harus menghadapi sederetan kelompok penjahat yang berusaha menghalangi agar tugas mereka gagal untuk terselesaikan.

Bagian awal penceritaan Comic 8: Casino Kings – Part 1 jelas merupakan bagian terbaik dari film ini. Anggy Umbara memulai filmnya dengan tampilan visual berteknologi tinggi yang akan mampu memuaskan setiap penonton yang menginginkan lebih banyak adegan aksi dari film ini. Para pemeran film, mulai dari delapan komika yang berperan sebagai agen rahasia hingga para pemeran pendukung lain seperti Boy William, Prisia Nasution, Dhea Ananda hingga Gita Bhebita, juga berhasil mengeksekusi dialog-dialog penuh komedi mereka dengan sangat baik. Anggy Umbara sendiri mengemas Comic 8: Casino Kings – Part 1 sebagai satuan potongan-potongan cerita dan kemudian seperti mengacak linimasa penceritaan sehingga tidak lantas berjalan linear. Sayang, pengacakan linimasa yang dihadirkan dalam film ini terkesan sebagai gimmick belaka tanpa pernah benar-benar terasa sebagai sebuah hal yang esensial maupun berpengaruh pada kualitas penceritaan secara keseluruhan.

Memasuki pertengahan penceritaan, seiring dengan semakin banyaknya karakter yang memenuhi garis pengisahan film, Comic 8: Casino Kings – Part 1 mulai terasa kehilangan arah. Banyak diantara karakter yang hadir tampil tanpa peran penceritaan yang kuat. Begitu juga dengan plot penceritaan yang hadir dengan konflik yang terkesan sengaja ditahan untuk disimpan dan disimpan pada bagian film berikutnya. Hasilnya jelas membuat Comic 8: Casino Kings – Part 1 terasa tidak maksimal dalam presentasinya. Setelah dimulai dengan berbagai keberhasilan untuk tampil menghibur, paruh kedua dan ketiga penceritaan film serasa berjalan melamban tanpa pernah sekalipun mampu menghasilkan kualitas hiburan yang sama seperti paruh penceritaan pendahulunya. Cukup disayangkan mengingat Comic 8: Casino Kings – Part 1 memiliki potensi yang sangat kuat untuk menjadi film aksi komedi yang cukup fantastis.

Adalah mudah untuk mengetahui bahwa Anggy Umbara memiliki konsep yang sangat megah untuk sekuel Comic 8. Sayangnya, sebagai sebuah film yang diniatkan untuk hadir dalam dua bagian film, Comic 8: Casino Kings – Part 1 jelas masih memiliki garis penceritaan yang cukup rapuh. Berbagai plot dan konflik yang sengaja ditampilkan setengah matang untuk kemudian diselesaikan pada bagian film selanjutnya justru membuat Comic 8: Casino Kings – Part 1 kehilangan banyak momen emasnya. Jajaran pemeran film ini memang masih sangat mampu memberikan banyak hiburan kepada para penonton. Namun, lebih dari itu, Comic 8: Casino Kings – Part 1 gagal untuk menjadi sebuah sajian yang kuat secara keseluruhan. Mudah-mudahan saja Comic 8: Casino Kings – Part 2 yang rencananya dirilis awal tahun mendatang dapat tampil lebih baik dari bagian pertamanya ini. [C]

Comic 8: Casino Kings – Part 1 (2015)

Directed by Anggy Umbara Produced by Frederica Written by Fajar Umbara Starring Mongol Stres, Ernest Prakasa, Kemal Palevi, Bintang Timur, Babe Cabiita, Fico Fachriza, Arie Kriting, Ge Pamungkas, Indro Warkop, Sophia Latjuba, Prisia Nasution, Nikita Mirzani, Pandji Pragiwaksono, Hannah Al Rashid, Yayan Ruhian, Cak Lontong, Joehana Sutisna, Boy William, Ence Bagus, Donny Alamsyah, Agung Hercules, Agus Kuncoro, Candil, Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Lydia Kandou, Sacha Stevenson, Soleh Solihun, Dhea Ananda, Bagus Netral, Ray Sahetapy, Arief Didu, Adjis Doaibu, Isman HS, Gilang Bhaskara, Akbar Kobar, Asep Suaji, Awwe, Uus, Temon, Boris Bokir, Lolox, Bene Rajagukguk, Gita Bhebhita, Mo Sidik, Jovial da Lopez, Andovi da Lopez, DJ Karen Garrett Music by Indra Q Cinematography by Dicky R. Maland Editing by Andi Mamo Studio  Falcon Pictures Running time 104 minutes Country Indonesia Language Indonesian