Tag Archives: Logan Lerman

Review: Bullet Train (2022)

Sutradara Atomic Blonde (2017), Deadpool 2 (2018), dan Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw (2019), David Leitch, kembali duduk di kursi penyutradaraan untuk mengarahkan Bullet Train, sebuah film aksi komedi yang diadaptasi dari novel berjudul Maria Beetle yang ditulis oleh Kōtarō Isaka. Fokus pengisahannya berada pada sosok pembunuh bayaran yang dikenal dengan sebutan Ladybug (Brad Pitt) yang mendapatkan tugas untuk mencuri tas berisi uang sejumlah US$10 juta yang sedang dibawa oleh duo pembunuh bayaran asal Inggris yang dikenal dengan sebutan Tangerine (Aaron Taylor-Johnson) dan Lemon (Brian Tyree Henry) dalam perjalanan kereta api dari kota Tokyo menuju Kyoto. Ladybug dapat dengan mudah menjalankan tugas tersebut. Namun, di saat yang bersamaan, keberadaannya di kereta api tersebut ternyata mencuri perhatian “sejumlah orang” yang berprofesi dan memiliki niatan yang sama dengan Ladybug. Kekacauan yang jelas akan menjanjikan simbahan darah. Continue reading Review: Bullet Train (2022)

Review: Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)

percy-jackson-sea-of-monsters-header

Well… selain 20th Century Fox yang berharap untuk mengulang kembali kesuksesan finansial Percy Jackson and the Lightning Thief (2010) – yang berhasil mengumpulkan total pendapatan lebih dari US$226 juta dari bujet produksi yang “hanya” sebesar US$95 juta, sepertinya tidak ada seorangpun yang benar-benar mengharapkan sebuah sekuel untuk film yang diadaptasi dari seri novel popular Percy Jackson and the Olympians karya Rick Riordan ini. But then again… Hollywood sepertinya masih berusaha keras untuk menemukan pengganti franchise Harry Potter yang meraih kesuksesan global di sepanjang masa rilisnya pada tahun 2001 sampai 2011 yang lalu. Untungnya, meskipun benar-benar terasa medioker, Chris Columbus – yang juga menangani dua seri pertama Harry Potter, Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001) dan Harry Potter and the Chambers of Secrets (2002), berhasil mengarahkan Percy Jackson and the Lightning Thief menjadi sebuah sajian yang cukup menghibur, khususnya bagi penonton yang berasal dari kalangan muda. Namun, apa yang akan terjadi pada franchise ini ketika Columbus tidak lagi duduk di kursi penyutradaraan?

Continue reading Review: Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)

Review: The Perks of Being a Wallflower (2012)

Apa yang muncul di benak Anda ketika mendengar istilah film yang berkisah mengenai kehidupan remaja? Sekelompok anak muda yang gemar berpesta? Usaha mereka untuk melepas keperawanan atau keperjakaan mereka? Keterlibatan mereka terhadap obat-obatan terlarang? Cinta pertama? Mencari jati diri yang sebenarnya? Benar. Dalam kehidupan nyata, masa remaja – sebuah masa transisi sebelum seorang manusia mencapai usia kedewasaannya – mungkin dilewati oleh banyak orang dengan melakukan hal-hal tersebut. Namun dalam gambaran sebuah film? Kapan terakhir kali Anda pernah merasa bahwa sebuah film yang berorientasi kehidupan remaja benar-benar mampu berkisah layaknya seorang remaja dalam menceritakan kehidupan kesehariannya? Tidak terasa terlalu kekanak-kanakan atau justru terlalu dewasa dan terdengar bijaksana? WellThe Perks of Being a Wallflower yang disutradarai oleh Stephen Chbosky akan menjadi satu contoh kuat dimana sebuah film remaja benar-benar dapat menjadi sebuah film remaja.

Continue reading Review: The Perks of Being a Wallflower (2012)

Review: The Three Musketeers (2011)

Dengan karir penyutradaraan yang telah membentang semenjak tahun 1994, Paul W. S. Anderson harus diakui bukanlah seorang sutradara yang begitu ahli dalam menangani kehadiran plot cerita dalam setiap filmnya. Bukan berarti film-film yang disutradarai oleh sutradara asal Inggris ini umumnya berkualitas buruk, namun konsistensi plot cerita mungkin adalah hal terakhir yang paling diperhatikan Anderson selama proses pembuatan filmnya. Karenanya, tidak mengherankan jika kemudian banyak pihak yang merasa sedikit heran dengan pilihan Anderson untuk mengadaptasi salah satu karya literatur paling populer di dunia, The Three Musketeers (1844) karya Alexandre Dumas, sebagai bahan dasar dari naskah cerita film yang ia arahkan.

Continue reading Review: The Three Musketeers (2011)

Review: Percy Jackson and the Lightning Thief (2010)

Percy Jackson and the Lightning Thief adalah sebuah film fantasi petualangan yang diadaptasi dari seri pertama dari novel Percy Jackson and the Olympians yang berjudul The Lightning Thief karya novelis Rick Riordan. Seri Percy Jackson and the Olympians sendiri merupakan sebuah adaptasi bebas dari kisah-kisah mitologi Yunani, yang menceritakan mengenai petualangan Percy Jackson, yang menemukan dirinya adalah seorang demigod (manusia setengah dewa), hasil hubungan dewa lautan dan gempa Bumi, Poseidon, dengan Sally Jackson, seorang wanita Bumi.

Continue reading Review: Percy Jackson and the Lightning Thief (2010)