Setelah merilis serangkaian film yang diadaptasi dari buku-buku komik yang berkisah tentang kehidupan para pahlawan super, Hollywood secara perlahan mulai mengalihkan perhatian mereka pada sosok-sosok penjahat yang harus dihadapi oleh para pahlawan super tersebut. Warner Bros. Pictures bersama dengan DC Films mengawali langkah tersebut dengan memproduksi Suicide Squad (David Ayer, 2016). Tidak lama berselang, Sony Pictures juga melakukan hal yang sama dan menggandeng Marvel Studios untuk merilis Venom (Ruben Fleischer, 2018). Tidak mengherankan jika kini Joker – yang merupakan sosok karakter penjahat legendaris sekaligus salah satu musuh bebuyutan bagi sosok Batman dalam seri komik terbitan DC Comics – mendapatkan perlakuan cerita yang sama. Namun, Joker yang diarahkan oleh Todd Phillips (The Hangover Part III, 2013) disajikan dalam warna dan ritme pengisahan yang jelas jauh berbeda jika dibandingkan dengan Suicide Squad maupun Venom. Suram, lamban, serta penuh dengan muatan politis yang jelas akan meninggalkan kejutan yang mendalam bagi setiap penontonnya. Continue reading Review: Joker (2019)
Tag Archives: Justin Theroux
Review: On the Basis of Sex (2018)
Merupakan film pertama yang diarahkan oleh Mimi Leder setelah mengarahkan Thick as Thieves di tahun 2009 lalu, On the Basis of Sex mencoba berkisah tentang sekelumit kehidupan dari aktivis kesetaraan gender dan hak kaum perempuan yang juga kini duduk menjabat sebagai salah satu Hakim Agung Amerika Serikat, Ruth Bader Ginsburg. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Daniel Stiepleman, On the Basis of Sex memulai alur kisahnya di tahun 1956 ketika Ruth Bader Ginsberg (Felicity Jones) mengikuti jejak suaminya, Martin Ginsburg (Armie Hammer), untuk menjadi seorang mahasiswa jurusan hukum di Harvard University. Di era tersebut, posisi kaum perempuan di kehidupan bermasyarakat masih di pandang sebelah mata dan seringkali dinomorduakan di banyak aktivitas hukum, sosial, maupun budaya. Berbekal kecerdasan dan kesungguhan hatinya dalam menuntut ilmu hukum – serta dukungan suaminya yang juga memiliki pandangan kehidupan yang sama dengan sang istri, Ruth Bader Ginsburg mulai memberikan perhatian khusus terhadap jajaran hukum dan aturan di negara Amerika Serikat yang selama ini dianggap berlaku tidak adil akibat dibangun atas perbedaan jenis kelamin sekaligus berusaha untuk mengubah berbagai aturan tersebut. Continue reading Review: On the Basis of Sex (2018)
Review: Bumblebee (2018)
Mendapatkan gelar sebagai “film terbaik” dalam seri film Transformers mungkin bukanlah tugas yang cukup berat. Semenjak perilisan live-action perdananya pada tahun 2007 – lewat film arahan Michael Bay yang berhasil mengenalkan serta mempopulerkan nama Shia LaBeouf dan Megan Fox ke seantero dunia, seri film Transformers secara konsisten terus berhasil meraup kesuksesan komersial dalam setiap perilisannya walaupun, di saat yang bersamaan, juga secara konsisten tidak pernah mendapatkan dukungan dari para kritikus film dunia. All good things come to an end, unfortunately. Seri terakhirnya menjadi pembuktian betapa para penikmat film telah merasa jenuh dengan kualitas penceritaan seri Transformers yang cenderung monoton ketika Transformers: The Last Knight (2017) menjadi seri yang mendapatkan ulasan paling buruk sekaligus raihan pendapatan paling kecil jika dibandingkan dengan empat film Transformers yang telah dirilis sebelumnya. “Peringatan” tersebut ditanggapi serius oleh Bay dan barisan produser seri film ini. Hasilnya, penyegaran kemudian dilakukan dengan cara menghasilkan sebuah film sempalan yang tidak melibatkan Bay sebagai sutradara, jalan cerita yang lebih berfokus pada salah satu karakter Transformers, dan dengan pendekatan cerita yang juga menjauh dari tatanan a la film aksi yang penuh ledakan seperti yang selama ini dilakukan oleh Bay. And, surprise, surprise, it works! Continue reading Review: Bumblebee (2018)
Review: The Spy Who Dumped Me (2018)
Diarahkan oleh Susanna Fogel – yang kembali duduk di kursi penyutradaraan setelah merilis film yang menjadi debut pengarahannya, Life Partners, pada empat tahun lalu, The Spy who Dumped Me berkisah mengenai Audrey Stockton (Mila Kunis) yang sedang merasakan kesedihan yang mendalam setelah ditinggal oleh sang kekasih, Drew Thayer (Justin Theroux). Dengan bantuan sahabat baiknya, Morgan Freeman (Kate McKinnon), Audrey Stockton akhirnya memutuskan untuk segera melupakan Drew Thayer guna dapat melanjutkan kehidupannya. Sialnya, sebelum Audrey Stockton dapat melakukannya, ia didatangi oleh dua pria yang mengaku sebagai agen rahasia Central Intelligence Agency, Sebastian Henshaw (Sam Heughan) dan Duffer (Hasan Minhaj), dan mengungkapkan bahwa Drew Thayer juga merupakan seorang agen rahasia serta keberadaannya sedang dicari karena dirinya menyimpan sebuah benda penting. Tidak disangka, benda rahasia yang disimpan oleh Drew Thayer tersebut tidak hanya dicari oleh kedua agen rahasia tersebut. Beberapa pihak yang berasal dari organisasi kriminal dunia juga turut mencari benda tersebut dan kini malah menjadikan Audrey Stockton sebagai sasaran mereka. Continue reading Review: The Spy Who Dumped Me (2018)
Review: Star Wars: The Last Jedi (2017)
Meskipun mendapatkan banyak tanggapan positif ketika masa perilisannya, Star Wars: The Force Awakens (J. J. Abrams, 2015) juga mendapatkan banyak kritikan ketika plot pengisahannya terasa terlalu banyak bergantung pada berbagai elemen nostalgia dari berbagai seri Star Wars terdahulu daripada berusaha untuk membawanya dalam sebuah alur pengisahan yang lebih segar. Well… seri terbaru Star Wars, Star Wars: The Last Jedi, yang kini berada di bawah arahan Rian Johnson (Looper, 2012) sepertinya tampil untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan naskah cerita yang juga digarapnya sendiri, Johnson membawa Star Wars ke arah sekaligus warna pengisahan yang mungkin tidak dapat diduga beberapa penggemar seri film ini sebelumnya. Namun, di saat yang bersamaan, usaha Johnson untuk menyajikan Star Wars dengan lapisan pengisahan yang lebih rumit dihadirkan dengan naratif dan ritme penceritaan yang cenderung lemah. Hasilnya, dengan durasi presentasi sepanjang 152 menit – merupakan film Star Wars dengan durasi terpanjang hingga saat ini, Star Wars: The Last Jedi tampil cukup melelahkan. Continue reading Review: Star Wars: The Last Jedi (2017)
Review: The LEGO Ninjago Movie (2017)
The LEGO Ninjago Movie merupakan film sempalan kedua bagi The LEGO Movie (Phil Lord, Christopher Miller, 2014) setelah The LEGO Batman Movie arahan Chris McKay yang dirilis pada awal tahun ini. Filmnya sendiri berkisah mengenai sekelompok remaja, Lloyd Gamadon (Dave Franco), Kai (Michael Peña), Jay (Kumail Nanjiani), Nya (Abbi Jacobson), Zane (Zach Woods), dan Cole (Fred Armisen), yang dilatih oleh seorang ahli bela diri bernama Master Wu (Jackie Chan) dan kemudian bergabung menjadi sebuah kelompok ninja yang berusaha melindungi kota Ninjago tempat mereka tinggal dari serangan Lord Garmadon (Justin Theroux) – yang merupakan ayah kandung dari Lloyd Garmadon. Namun, Lloyd Garmadon harus mengenyampingkan konflik pribadi antara dirinya dengan sang ayah ketika sebuah kekuatan jahat baru datang dari sosok bernama Meowthra yang bersiap untuk menghancurkan Ninjago dengan kekuatan yang lebih dahsyat dari Lord Garmadon dan pasukannya. Continue reading Review: The LEGO Ninjago Movie (2017)
Review: Wanderlust (2012)
Disutradarai oleh David Wain yang sebelumnya sukses mengarahkan Wet Hot American Summer (2001) dan Role Models (2008), Wanderlust berkisah mengenai pasangan muda, George (Paul Rudd) dan Linda (Jennifer Aniston), yang memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen kecil – namun dengan harga yang sangat mahal – di kota New York, Amerika Serikat. George sendiri sedang bersiap untuk sebuah promosi jabatan di perusahaan tempat ia bekerja sementara Linda akan merintis karirnya sebagai seorang pembuat film dengan menjual sebuah film dokumenter yang ia buat ke HBO. Sayangnya, hanya dalam hitungan waktu yang singkat, mimpi George dan Linda hilang begitu saja. George kehilangan pekerjaannya sementara film dokumenter yang diproduksi Linda ditolak mentah-mentah oleh pihak HBO. George dan Linda harus segera keluar dari apartemen mewah mereka sekaligus pindah dari kota New York.
Review: Your Highness (2011)
Well… ketika Anda telah berhasil untuk menciptakan sebuah produk yang dicintai oleh begitu banyak orang, kadangkala ada baiknya untuk tetap mempertahankan formula produk tersebut untuk tetap mendapatkan keuntungan yang sama atau bahkan dengan jumlah yang lebih besar lagi. Sukses dengan film stoner action comedy, Pineapple Express (2008), sutradara David Gordon Green kelihatannya berusaha untuk mengulang kesuksesan tersebut dengan Your Highness. Kembali mengajak James Franco dan Danny McBride, yang kali ini juga berperan sebagai penulis naskah, dapat dikatakan bahwa Your Highness adalah sebuah duplikat Pineapple Express yang disajikan dalam latar belakang waktu cerita yang berbeda. Masih mampu memberikan beberapa momen lucu dan menyenangkan, namun Your Highness lebih sering terlihat mengesalkan dengan deretan guyonan seksual yang dihadirkan secara berlebihan.
Review: Megamind (2010)
Usaha DreamWorks untuk mencuri perhatian para pecinta film animasi (baca: pecinta film-film produksi Pixar) saat ini sepertinya sedang berada di jalur yang tepat. Setelah sebelumnya merilis How to Train Your Dragon di awal tahun yang berhasil mendapatkan pengakuan luas dari para kritikus film dunia, DreamWorks kembali merilis Megamind, yang seperti film-film mereka sebelumnya diisi oleh jajaran nama-nama besar sebagai pengisi suaranya.