Tag Archives: Julianne Taylor

Review: The Taking of Deborah Logan (2014)

the-taking-of-deborah-logan-posterTelah merasa lelah dengan film-film horor yang disampaikan dengan teknik penceritaan found footage? Well… Anda jelas tidak sendirian. Setelah perilisan Paranormal Activity (Oren Peli, 2007) yang berhasil meraih keuntungan komersial lebih dari US$193 juta dari biaya produksi hanya sebesar US$15 ribu, found footage memang kemudian menjadi idola bagi banyak produser film Hollywood. Biaya produksi yang minimalis dengan hasil penceritaan yang terkesan begitu nyata sehingga mampu meraup pendapatan komersial yang maksimal. Seperti yang dapat diduga, puluhan (atau ratusan?) film dengan teknik penceritaan found footage baik dari genre horor maupun dari genre lainnya mulai menghiasi layar-layar bioskop. Layaknya berbagai tren lain yang mendahuluinya, perlahan penonton mulai merasa lelah dengan teknik penceritaan tersebut yang semakin lama hanya dijadikan gimmick untuk menutupi lemahnya kualitas penulisan jalan cerita film. Dan, seperti yang dapat dirasakan pada saat ini, film-film yang menggunakan teknik penceritaan found footage akhirnya lebih sering menghasilkan keluhan daripada kesenangan ketika dirilis ke pasaran luas.

Terlepas dari berbagai keluhan tersebut, found footage sendiri memang menawarkan banyak kemudahan bagi para sutradara baru dalam menggarap film yang menjadi debut pengarahan mereka. Hal inilah yang sepertinya coba dilakukan Adam Robitel dalam film perdananya, The Taking of Deborah Logan. Robitel mencoba menggarap teknik penceritaan found footage yang telah terasa sedikit usang tersebut untuk dapat menginterpretasikan jalan cerita bertema medis yang ia garap bersama dengan Gavin Heffernan. The Taking of Deborah Logan memang tidak sepenuhnya dipresentasikan lewat teknik penceritaan found footage. Namun, Robitel cukup berhasil memanfaatkan found footage secara tepat dalam jalan cerita filmnya yang mampu membuat The Taking of Deborah Logan hadir dengan kadar ketegangan yang cukup layak untuk dinikmati.

Jalan cerita The Taking of Deborah Logan sendiri dimulai ketika tiga orang pembuat film dokumenter, Mia Medina (Michelle Ang), Gavin (Brett Gentile) dan Luis (Jeremy DeCarlos), mendatangi kediaman Deborah Logan (Jill Larson) yang mengidap Alzheimer guna merekam sekaligus mendokumentasikan perkembangan penyakitnya. Deborah sendiri awalnya merasa tidak terlalu senang dengan kehadiran ketiga orang asing tersebut. Namun dengan bujukan anaknya, Sarah (Anne Ramsay), Deborah akhirnya setuju untuk terlibat dalam proyek pembuatan film dokumenter tentang penyakit Alzheimer tersebut. Untuk merekam segala aktivitas Deborah, Mia bersama dengan rekan-rekannya menempatkan banyak kamera pengawas di berbagai sudut rumah Deborah. Awalnya, kegiatan tersebut berjalan lancar meskipun kerapkali dihadang dengan tingkat emosional Deborah yang sering mengalami perubahan mendadak. Namun, secara perlahan, perubahan sikap Deborah mulai menunjukkan anomali. Anomali yang lebih terlihat sebagai sosok yang sedang mengalami kerasukan daripada sebagai seorang penderita Alzheimer.

Harus diakui, tidak seperti kebanyakan film-film bertema sama yang khususnya juga menggunakan teknik penceritaan found footage bagi pengisahannya, Adam Robitel jelas terlihat memiliki kemampuan yang cukup handal dalam mengendalikan alur penceritaan The Taking of Deborah Logan. Meskipun awalnya dimulai dengan cukup lamban, The Taking of Deborah Logan mulai membuka lapisan-lapisan penceritaannya secara perlahan – mulai dari kisah medis mengenai penyakit Alzheimer yang diderita oleh karakter Deborah Logan, masalah keluarga yang ia hadapi dengan puteri kandungnya hingga berbagai mitos sekaligus misteri yang menyelimuti lingkungan tempat tinggalnya – guna memberikan sensasi ketegangan bagi para penonton film ini. Cukup berhasil, meskipun beberapa bagiannya masih terasa lemah dan bahkan cenderung jatuh pada berbagai hal klise yang membosankan, khususnya di paruh ketiga penceritaannya. Meskipun begitu, dengan kualitas pengarahan produksi Robitel yang juga mengesankan, The Taking of Deborah Logan berhasil tampil lugas dalam menyajikan setiap momen-momen horornya.

Tidak hanya dari sisi pengarahan Robitel yang kuat, departemen akting The Taking of Deborah Logan juga hadir dengan kualitas yang sangat meyakinkan. Baiklah, mungkin penampilan ketiga pemeran pembuat film dokumenter yang ada dalam jalan cerita film ini hampir terasa tidak berguna – karena penulisan karakternya yang cenderung dangkal. Namun penampilan dua pemeran pasangan ibu dan anak, Jill Larson dan Anne Ramsay, jelas hadir dengan kapasitas akting yang benar-benar kuat. Sebagai karakter Deborah Logan, Larson tampil sebagai sosok yang menyimpan begitu banyak misteri sekaligus sedang berusaha mempertahankan keberadaan dirinya atas penyakit maupun sosok kelam yang ingin merenggut tubuhnya. Begitu pula dengan Ramsay. Ramsay sebenarnya dapat saja menyajikan karakter Sarah Logan sebagai sosok puteri yang berduka dalam mendampingi sang ibu yang sedang menghadapi masalah besar. Namun, Ramsay justru menambah banyak lapisan kisah dalam penampilannya guna memberikan karakter Sarah Logan lebih banyak sisi emosional dalam setiap kehadirannya di dalam jalan cerita. Dua penampilan mengesankan yang hadir dalam sebuah presentasi debut pengarahan yang meskipun tidak sempurna namun jelas jauh dari kesan mengecewakan. [C]

The Taking of Deborah Logan (2014)

Directed by Adam Robitel Produced by Jeff Rice, Bryan Singer Written by Gavin Heffernan, Adam Robitel Starring Jill Larson, Anne Ramsay, Michelle Ang, Ryan Cutrona, Anne Bedian, Brett Gentile, Jeremy DeCarlos, Tonya Bludsworth, Julianne Taylor, Kevin A. Campbell, Jorge A. Lazaro Music by Haim Mazar Cinematography Andrew Huebscher Editing by Gavin Heffernan, Adam Robitel Studio Eagle Films/Millennium Entertainment Running time 90 minutes Country United States Language English