Tag Archives: Endhita

Review: Mendarat Darurat (2022)

Film cerita panjang kedua yang ditulis, diarahkan, serta dibintangi oleh Pandji Pragiwaksono setelah Partikelir (2018), Mendarat Darurat, memiliki premis cerita yang cukup menarik. Linimasa pengisahannya dibuka dengan tuturan tentang kehidupan pernikahan antara Glenn (Reza Rahadian) dengan Maya (Marissa Anita) yang mulai terasa hambar. Glenn, khususnya, mulai merasa kesehariannya seperti berada di dalam penjara akibat Kania yang seringkali mengomeli serta mencurigainya berselingkuh. Pertahanan rasa kesetiaan Glenn terhadap sang istri kemudian goyah ketika salah seorang rekan kerjanya, Kania (Luna Maya), memberikan perhatian lebih kepada dirinya. Glenn lantas memutuskan untuk benar-benar berselingkuh. Dengan menggunakan alasan tugas ke luar kota kepada Maya, Glenn mengajak Kania untuk menghabiskan waktu berdua di sebuah kamar hotel. Sial, ketika sedang berdua, Glenn dan Kania menerima kabar pesawat yang seharusnya dinaiki Glenn untuk bertugas ke luar kota jatuh dan menewaskan seluruh penumpangnya. Situasi yang jelas menjebak Glenn dalam dilema mendalam: ia tidak mungkin selamanya berpura-pura mati, namun niatannya berselingkuh dengan Kania tentu akan ketahuan jika ia menghubungi dan mengakui hal yang sebenarnya kepada Maya. Continue reading Review: Mendarat Darurat (2022)

Review: Tersanjung the Movie (2021)

Mengikuti jejak tiga film Si Doel the Movie (2018 – 2020) yang disajikan sebagai lanjutan penceritaan dari serial televisi Si Doel Anak Sekolahan serta Keluarga Cemara (Yandy Laurens, 2019) yang diadaptasi dari serial televisi berjudul sama, Tersanjung the Movie menjadi presentasi teranyar dari film Indonesia yang alur kisahnya diadaptasi atau terinspirasi atau melanjutkan cerita dari sebuah serial televisi popular. Ditayangkan pertama kali pada tahun 1998 di saluran Indosiar, serial televisi Tersanjung dengan segera menarik minat jutaan mata penonton, menjadikannya sebagai serial televisi yang paling ditunggu penayangannya setiap minggu, serta, menghantarkan banyak nama pengisi barisan pemerannya seperti Lulu Tobing, Jihan Fahira, Ari Wibowo, Adam Jordan, Jeremy Thomas, hingga Leily Sagita sebagai bintang televisi yang kemudian mengisi sejumlah program televisi popular lainnya. Meskipun kepopulerannya tidak mampu bertahan cukup lama, formula pengisahan yang dihadirkan Tersanjung secara perlahan mulai diikuti oleh banyak serial televisi lain yang diproduksi dan tayang sesudahnya. Continue reading Review: Tersanjung the Movie (2021)

Review: Ambu (2019)

Merupakan film yang menjadi debut penyutradaraan bagi Farid Dermawan, Ambu berkisah mengenai hubungan antara ibu dan anak yang terjalin antara tiga karakter dari tiga generasi yang berbeda. Dengan latar belakang kehidupan Orang Baduy di Provinsi Banten yang terbiasa mengisolasi diri mereka dari dunia luar, jalan cerita Ambu dimulai ketika hubungan antara Fatma (Laudya Chynthia Bella) dan ibunya, Misnah (Widyawati), merenggang akibat ketidaksetujuan sang ibu akan jalinan asmara yang dibangun Fatma dengan seorang pemuda bernama Nico (Baim Wong) yang berasal dari Jakarta. Fatma lantas memilih untuk meninggalkan sang ibu, menikah dengan Nico dan memulai hidup barunya di Jakarta. Kini, hampir dua puluh tahun semenjak ia meninggalkan sang ibu dan setelah rumah tangganya dengan Nico berakhir, Fatma memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dengan membawa puteri tunggalnya yang telah beranjak remaja, Nona (Luthesha). Tidak mengejutkan, kedatangan Fatma dan Nona disambut dingin oleh Misnah. Fatma tidak menyerah begitu saja. Ia ingin Nona untuk tidak mengulangi kesalahannya dan berharap agar ibunya mau menerima kehadiran sang cucu dalam kehidupannya. Continue reading Review: Ambu (2019)

Review: Test Pack: You’re My Baby (2012)

Diangkat dari novel berjudul sama karya Ninit Yunita yang pertama kali dirilis pada tahun 2005, Test Pack: You Are My Baby berkisah mengenai pasangan menikah, Rachmat (Reza Rahadian) dan Tata (Acha Septriasa), yang sedang berupaya untuk melengkapi susunan keluarga mereka dengan memperoleh seorang anak. Sebenarnya, kehadiran seorang anak dalam pernikahan Rachmat dan Tata bukanlah sebuah hal yang dirasa penting. Namun, setelah usia pernikahan yang telah mencapai tujuh tahun, Tata akhirnya merasa bahwa kehadiran seorang anak adalah sebuah hal yang wajib. Akibatnya, kini keseharian hidup pasangan itu dihiasi dengan berbagai eksperimen yang dinilai dapat membantu mereka untuk mendapatkan seorang penerus garis keturunan. Sayangnya… usaha tersebut sepertinya tidak kunjung berhasil.

Continue reading Review: Test Pack: You’re My Baby (2012)

Review: Cinta di Saku Celana (2012)

Berawal dari cerita pendek Cinta di Saku Belakang Celana karya Fajar Nugros yang terdapat dalam buku kumpulan cerita pendeknya yang berjudul I Didn’t Lose My Heart, I Sold it On eBay! (2010), Cinta di Saku Celana kemudian menjadi film kedua Fajar Nugros sebagai seorang sutradara setelah sebelumnya mengarahkan Queen Bee di tahun 2009. Berkisah mengenai perjuangan dan tantangan yang dihadapi oleh seorang pemuda untuk menyampaikan rasa sukanya kepada seorang gadis, cerita pendek karya Fajar Nugros tadi kemudian dikembangkan menjadi sebuah naskah cerita film layar lebar oleh Ben Sihombing (Pengejar Angin, 2011). Sayangnya, ekstensi ide yang dilakukan Ben Sihombing untuk cerita pendek Fajar Nugros tampil begitu lemah sehingga membuat Cinta di Saku Celana berjalan cenderung datar.

Continue reading Review: Cinta di Saku Celana (2012)

Festival Film Indonesia 2011 Nominations List

Well… dengan dirilisnya pengumuman nominasi Festival Film Indonesia 2011, Minggu (27/11), membuktikan kalau Festival Film Indonesia memiliki selera penilaian yang berbeda dari mereka yang memilih untuk mengirimkan Di Bawah Lindungan Ka’bah sebagai perwakilan Indonesia ke seleksi kategori Best Foreign Language Film di ajang Academy Awards mendatang. Di Bawah Lindungan Ka’bah sama sekali tidak mendapatkan nominasi di ajang Festival Film Indonesia 2011! Pun begitu, ketiadaan judul Di Bawah Lindungan Ka’bah dalam daftar nominasi Festival Film Indonesia 2011 tidak lantas membuat ajang penghargaan tertinggi bagi insan perfilman Indonesia tersebut menjadi lebih prestisius dibandingkan dengan Academy Awards. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Festival Film Indonesia 2011 masih meninggalkan beberapa film dan penampilan yang seharusnya mendapatkan rekognisi yang tepat. Dan seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya pula, Festival Film Indonesia 2011 masih menominasikan film dan penampilan yang sebenarnya banyak mendapatkan kritikan tajam dari para kritikus film nasional.

Continue reading Festival Film Indonesia 2011 Nominations List

Review: ? (Tanda Tanya) (2011)

Kemampuan Hanung Bramantyo untuk menyelami masalah spiritual (jika tidak mau disebut agama) dalam setiap filmnya harus diakui telah menempatkan sutradara pemenang Festival Film Indonesia untuk Sutradara Terbaik itu berada di kelasnya sendiri diantara sutradara-sutradara lainnya di kancah perfilman Indonesia. Tidak seperti beberapa sutradara lainnya yang telah mencoba mengolah tema yang sama, dan kebanyakan berakhir dengan sebuah sajian yang begitu terkesan preachy, film-film Hanung menawarkan kedalaman tersendiri mengenai permasalahan spiritual tersebut namun tetap disajikan sebagai sebuah film kontemporer yang ringan dan dramatis yang secara perlahan akan meninggalkan kesan tersendiri mengenai makna spiritualisme kepada para penontonnya tanpa mereka menyadari bahwa mereka telah mendapatkan sebuah cara pandang baru mengenai topik tersebut.

Continue reading Review: ? (Tanda Tanya) (2011)

Review: Cewek Gokil (2011)

Cewek Gokil adalah sebuah film yang merupakan hasil karya salah satu sutradara yang berperan dalam proses bangkitnya perfilman Indonesia di awal tahun 2000-an – namun juga bertanggungjawab atas sebuah film yang mungkin merupakan salah satu film Indonesia terburuk di tahun 2009 – berdasarkan naskah yang ditulis oleh penulis naskah salah satu film Indonesia terburuk pada tahun lalu. Film ini sendiri telah selesai diproduksi sejak lama, bahkan awalnya direncanakan rilis pada tahun 2008 – hal yang menjelaskan mengapa banyak hal di film ini begitu terasa sudah begitu ‘ketinggalan zaman,’ mulai dari beberapa properti yang dipakai oleh karakter di dalam jalan cerita, lagu-lagu latar yang digunakan hingga bintang utamanya, Velove Vexia, yang pada ‘zamannya’ dikenal sebagai seorang bintang sinetron populer namun kini telah ‘mengundurkan diri’ dari dunia hiburan Indonesia untuk melanjutkan kuliahnya di Amerika Serikat.

Continue reading Review: Cewek Gokil (2011)