Tag Archives: Deddy Mizwar

Review: Naga Naga Naga (2022)

Seperti yang dapat ditilik dari judulnya, Naga Naga Naga adalah sekuel kedua dari Nagabonar (MT Risyaf, 1986) setelah Nagabonar Jadi 2 arahan Deddy Mizwar yang mampu menarik minat lebih dari satu juta penonton dan menjadikannya sebagai film dengan raihan penonton terbanyak kedua ketika dirilis pada tahun 2007 yang lalu. Mizwar kembali duduk di kursi penyutradaraan sekaligus kembali memerankan sang karakter ikonik, Nagabonar. Judul yang diberikan pada film ini juga menandai kehadiran sesosok “naga” baru dalam alur pengisahannya. Jika film sebelumnya memberikan fokus pada hubungan antara dua “naga,” Nagabonar dan anaknya Bonaga (Tora Sudiro), maka Naga Naga Naga menghadirkan karakter Monaga (Cut Beby Tshabina) yang merupakan cucu Nagabonar yang berasal dari pernikahan karakter Bonaga dengan istrinya, Monita (Wulan Guritno). Continue reading Review: Naga Naga Naga (2022)

Festival Film Indonesia 2021 Nominations List

Penyalin Cahaya (2021), film yang menjadi debut pengarahan film panjang bagi Wregas Bhanuteja, mampu melampaui para pesaingnya dengan menjadi film dengan raihan nominasi terbanyak di ajang Festival Film Indonesia 2021. Film yang dirilis secara internasional dengan judul Photocopier tersebut berhasil mengumpulkan 17 nominasi, termasuk di kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik untuk naskah cerita yang ditulis oleh Bhanuteja bersama dengan Henricus Pria, serta nominasi di seluruh kategori akting; Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Chicco Kurniawan, Pemeran Utama Perempuan Terbaik untuk Shenina Cinnamon, Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk Guilio Parengkuan dan Jerome Kurnia, serta Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik untuk Dea Panendra. Continue reading Festival Film Indonesia 2021 Nominations List

Review: Sejuta Sayang Untuknya (2020)

Setelah Tanah Surga… Katanya (2012) yang berhasil memenangkan empat kategori, termasuk Film Terbaik, di ajang Festival Film Indonesia, sutradara Herwin Novianto kembali bekerjasama dengan aktor Deddy Mizwar untuk film Sejuta Sayang Untuknya. Alur ceritanya bertutur tentang seorang figuran film bernama Aktor Sagala (Mizwar) dalam usahanya untuk membahagiakan sekaligus memenuhi kebutuhan hidup putrinya, Gina (Syifa Hadju). Aktor Sagala sangat mencintai pekerjaannya sebagai seorang pekerja seni peran. Namun, berperan dalam peran-peran kecil, tentu saja, tidak dapat membiayai hidup dirinya serta putri semata wayangnya. Tekanan ekonomi makin dirasakan Aktor Sagala ketika Gina membutuhkan uang dalam jumlah yang lebih besar guna menyelesaikan bangku SMA-nya sekaligus melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas. Tidak menyerah begitu saja, Aktor Sagala mulai memutar otak untuk mencari pekerjaan yang dapat menyokong berbagai kebutuhan sang anak. Continue reading Review: Sejuta Sayang Untuknya (2020)

Review: Insya Allah Sah (2017)

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Benni Setiawan (Toba Dreams, 2015) berdasarkan buku yang berjudul sama karya Achi TM, Insya Allah Sah berkisah tentang pertemuan yang tidak disengaja antara Silvi (Titi Kamal) dengan Raka (Pandji Pragiwaksono) ketika mereka terjebak di dalam sebuah lift yang sedang bermasalah. Dalam kepanikannya, Silvi lantas bernazar bahwa jika ia dapat keluar dengan selamat maka ia akan berubah menjadi sosok muslimah yang lebih taat akan aturan dan perintah Tuhan. Tidak lama setelah ia mengucapkan nazar tersebut, pintu lift pun terbuka dan Silvi dapat bertemu kembali dengan kekasihnya, Dion (Richard Kyle). Kejadian tersebut bahkan mendorong Dion untuk segera melamar Silvi. Tanpa disangka-sangka, Raka, seorang sosok pemuda yang lugu dan religius, kemudian menghubungi Silvi dan terus mengingatkannya akan nazar yang telah ia ucapkan. Dorongan Raka agar Silvi segera menjalankan nazarnya secara perlahan mulai mengganggu kehidupan Silvi dan rencana pernikahannya dengan Dion. Continue reading Review: Insya Allah Sah (2017)

Review: Bangun Lagi Dong Lupus (2013)

bangun-lagi-dong-lupus-header

Dengan kisah yang diperkenalkan pertama kali sebagai cerpen sisipan di majalah Hai pada pertengahan tahun 1980an sebelum akhirnya dirilis sebagai sebuah novel dengan judul Tangkaplah Daku Kau Kujitak karangan Hilman Hariwijaya pada tahun 1986, karakter Lupus kemudian tumbuh menjadi salah satu karakter ikonik di kebudayaan pop remaja Indonesia, bersanding dengan karakter-karakter lain seperti Boy dan Olga. Dalam perjalanannya, kisah petualangan Lupus – yang digambarkan sebagai sosok pemuda dengan berbagai tingkah laku yang konyol, tengil, gemar mengkonsumsi permen karet namun tetap merupakan sosok yang taat beragama dan patuh terhadap berbagai aturan sosial – kemudian dilanjutkan dalam deretan seri novel yang masih berlangsung hingga saat ini, lima seri film serta beberapa serial televisi yang tetap mempertahankan popularitas karakter Lupus meskipun telah melampaui beberapa generasi.

Continue reading Review: Bangun Lagi Dong Lupus (2013)

Review: Tanah Surga… Katanya (2012)

Deddy Mizwar sepertinya belum puas untuk bermain di sekitar wilayah drama satir. Setelah film-film semacam Kentut (2011) dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010), Deddy kembali hadir sebagai produser – sekaligus hadir sebagai pemeran dalam kapasitas terbatas – untuk film terbaru arahan Herwin Novianto (Jagad X Code, 2009) yang berjudul Tanah Surga… Katanya. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Danial Rifki, Tanah Surga… Katanya mencoba untuk membahas struktur kehidupan masyarakat yang berada di daerah perbatasan negara Indonesia – Malaysia, khususnya dari segi ekonomi. Sebuah sentuhan kritis yang jelas terasa begitu sensitif, namun Tanah Surga… Katanya mampu menyajikannya dengan penceritaan yang elegan.

Continue reading Review: Tanah Surga… Katanya (2012)

Review: Kentut (2011)

Sindiran terhadap budaya, sosial dan politik yang biasa dapat ditemukan di dalam kehidupan Anda selama masih berbangsa, bernegara dan bertanah air Indonesia menjadi topik pembicaraan utama dalam Kentut, sebuah film arahan Aria Kusumadewa yang menjadi karyanya setelah memenangkan status sebagai Sutradara Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2009 lewat film Identitas (2009). Seperti halnya Identitas (2009), ada begitu banyak nada-nada satir yang dapat ditemukan dalam cara penceritaan Aria pada Kentut – yang membuat Aria semakin menjauhi gaya penceritaan simbolis yang dulu sempat melekat pada dirinya lewat dua karya pertamanya, Beth (2002) dan Novel Tanpa Huruf R (2003). Hanya saja, Aria kali ini terlihat lebih santai dalam bercerita. Dengan menggunakan komedi yang mengalir ringan dari deretan dialog yang disampaikan para karakter di film ini, Aria berhasil membuat setiap penonton menertawakan bagaimana kehidupan yang sebenarnya mereka jalani di setiap kesehariannya. Bagian tercerdasnya, tidak seorangpun yang sadar bahwa diri merekalah yang sedang ditertawakan.

Continue reading Review: Kentut (2011)

1st Indonesian Movie Bloggers Choice Awards Winners List

Film karya Lola Amaria, Minggu Pagi di Victoria Park, berhasil terpilih sebagai Film Jawara dalam 1st Indonesian Movie Bloggers Choice Awards. Film tersebut juga berhasil memenangkan Sutradara Jawara untuk Lola Amaria dan Pelakon Pendukung Wanita Jawara untuk Ella Hamid. Sementara itu, seperti yang dapat diduga, film populer karya Christopher Nolan, Inception, berhasil berjaya di kategori film asing. Inception berhasil memenangkan empat kategori, termasuk untuk Film Jawara, Sutradara Jawara untuk Christopher Nolan, Kumpulan Pelakon Jawara serta Trailer Jawara.

Continue reading 1st Indonesian Movie Bloggers Choice Awards Winners List

Indonesian Movie Bloggers Choice Awards 2011 Nominations List

Inception, Alangkah Lucunya (Negeri Ini) dan Sang Pencerah memimpin daftar perolehan nominasi Indonesian Movie Bloggers Choice Awards 2011. Untuk di kategori film berbahasa asing, Inception berhasil meraih sebanyak 14 nominasi dari 18 kategori yang tersedia. Jumlah tersebut unggul satu kategori dari film karya David Fincher, The Social Network, yang membuntuti dengan perolehan sebanyak 13 nominasi. Inception dan The Social Network sendiri akan berhadapan di banyak kategori termasuk di kategori Film Jawara, Sutradara Jawara serta Naskah Jawara. Kedua film tersebut akan bersaing dengan The Ghost Writer, Toy Story 3 dan Uncle Boonme who can Recall His Past Lives untuk memperebutkan gelar sebagai Film Jawara.

Continue reading Indonesian Movie Bloggers Choice Awards 2011 Nominations List

Festival Film Indonesia 2010 Nominations List

Sebenarnya, di tengah persaingan antara banyak film-film berkualitas, adalah sangat wajar bila sebuah film yang dianggap sangat berpotensial untuk memenangkan banyak penghargaan ternyata tidak mendapatkan perhatian sedikitpun. Namun, tentu hal tersebut akan terdengar cukup mengherankan bila hal tersebut datang dari sebuah industri film yang kebanyakan film yang dihasilkannya adalah film-film berkualitas ‘buruk.’ Dan akan lebih sangat mengherankan lagi bila salah satu dari hanya beberapa film terbaik yang dihasilkan pada satu tahun di industri film tersebut malah sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari sebuah penghargaan film terbesar di industri film tersebut.

Continue reading Festival Film Indonesia 2010 Nominations List

Review: Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010)

Alangkah Lucunya (Negeri Ini) adalah sebuah film komedi satir yang disutradarai oleh Deddy Mizwar. Film ini sendiri merupakan film pertama Deddy setelah sukses mengarahkan sekuel Naga Bonar, Naga Bonar (Jadi) 2, pada tahun 2007 lalu. Dengan naskah yang ditulis oleh Musfar Yasin (Ketika, Kiamat Sudah Dekat), film ini menampilkan permainan akting dari beberapa pemenang Piala Citra seperti Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo dan Reza Rahadian.

Continue reading Review: Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010)

Review: Cinta 2 Hati Dilema… (2010)

Terjadi sedikit kebingungan mengenai bagaimana urutan judul film ini sebenarnya. Lembaga Sensor Film menuliskan film ini sebagai Dilema Cinta 2 Hati, sementara situs resmi film ini sendiri memuatnya sebagai Cinta 2 Hati Dilema… Film ini sendiri merupakan debut akting dari vokalis pria, Afgan, yang sepertinya juga dimanfaatkan sebagai ajang promosi bagi album terbarunya yang baru saja rilis, The One.

Continue reading Review: Cinta 2 Hati Dilema… (2010)

Review: Bebek Belur (2010)

Dying is easy. Comedy is hard. Untuk membuat sekelompok orang tertawa ketika menyaksikan Anda melucu adalah lebih sulit daripada untuk membuat sekelompok orang bersedih ketika melihat Anda sengsara. Khususnya di Indonesia, dimana hampir seluruh film komedi yang ada, harus diasosikan dengan imej wanita-wanita berpakaian minim dan guyonan-guyonan (yang tidak lucu) kasar tentang seks.

Continue reading Review: Bebek Belur (2010)