Seperti yang dapat ditilik dari judulnya, Naga Naga Naga adalah sekuel kedua dari Nagabonar (MT Risyaf, 1986) setelah Nagabonar Jadi 2 arahan Deddy Mizwar yang mampu menarik minat lebih dari satu juta penonton dan menjadikannya sebagai film dengan raihan penonton terbanyak kedua ketika dirilis pada tahun 2007 yang lalu. Mizwar kembali duduk di kursi penyutradaraan sekaligus kembali memerankan sang karakter ikonik, Nagabonar. Judul yang diberikan pada film ini juga menandai kehadiran sesosok “naga” baru dalam alur pengisahannya. Jika film sebelumnya memberikan fokus pada hubungan antara dua “naga,” Nagabonar dan anaknya Bonaga (Tora Sudiro), maka Naga Naga Naga menghadirkan karakter Monaga (Cut Beby Tshabina) yang merupakan cucu Nagabonar yang berasal dari pernikahan karakter Bonaga dengan istrinya, Monita (Wulan Guritno). Continue reading Review: Naga Naga Naga (2022)
Tag Archives: Cut Beby Tshabina
Review: #TemanTapiMenikah (2018)
#TemanTapiMenikah adalah film terbaru arahan Rako Prijanto (Bangkit!, 2016) yang naskah ceritanya diadaptasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh pasangan suaami istri, Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Jalan cerita yang diinspirasi oleh kisah romansa pasangan penulis buku tersebut dimulai dengan Ditto (Adipati Dolken) yang telah sekian lama memendam rasa sukanya pada Ayu (Vanesha Prescilla). Hubungan persahabatan yang telah semenjak lama terjalin antara gadis yang juga merupakan seorang bintang serial televisi tersebut membuat Ditto terus menahan hasratnya untuk menyatakan perasaan yang sebenarnya pada Ayu. Suatu hari, Ayu menyatakan bahwa dirinya telah dilamar oleh kekasihnya (Refal Hady). Di saat itu pula, Ditto baru menyadari bahwa momen tersebut merupakan momen terbaik untuk menyatakan perasaannya kepada Ayu. Continue reading Review: #TemanTapiMenikah (2018)
Review: Susah Sinyal (2017)
Melalui dua film perdananya, Ngenest (2015) dan Cek Toko Sebelah (2016), Ernest Prakasa telah cukup berhasil membuktikan posisinya sebagai salah satu sutradara sekaligus penulis naskah yang patut diperhitungkan keberadaannya di industri film Indonesia. Jika Ngenest mampu memisahkan Prakasa dari segerombolan rekan komika sepantarannya yang juga mencoba peruntungannya dengan berperan atau mengarahkan atau menjadi penulis naskah dalam sebuah film Indonesia – dengan menghasilkan sebuah film drama komedi yang menyasar pasar yang lebih dewasa dari penonton muda maupun remaja, maka Cek Toko Sebelah bahkan berhasil melangkah lebih jauh lagi. Tidak hanya film tersebut mampu meraih kesuksesan komersial dengan mendapatkan lebih dari dua juta penonton selama masa tayangnya, Cek Toko Sebelah juga berhasil meraih pujian luas dari kalangan kritikus film nasional yang kemudian membawa film yang dibintangi Prakasa bersama Dion Wiyoko tersebut mendapatkan sembilan nominasi di ajang Festival Film Indonesia 2017 termasuk nominasi untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Continue reading Review: Susah Sinyal (2017)