Dengan biaya produksi sebesar US$90 juta yang kemudian menghasilkan pendapatan komersial sebesar lebih dari US$319 juta di sepanjang masa perilisannya di seluruh dunia, tidak mengherankan jika Paramount Pictures dengan segera menyetujui pembuatan sekuel bagi Sonic the Hedgehog (Jeff Fowler, 2020). Fowler masih duduk di kursi penyutradaraan. Begitu pula dengan duo penulis naskah dari film sebelumnya, Pat Casey dan Josh Miller, yang kali ini mendapatkan sokongan dari John Whittington (Dolittle, 2020). Continue reading Review: Sonic the Hedgehog 2 (2022)
Tag Archives: Ben Schwartz
Review: Sonic the Hedgehog (2020)
Setelah berbagai niatan Hollywood untuk membawa permainan video milik Sega, Sonic the Hedgehog, ke layar lebar yang dimulai semenjak awal 1990an, film adaptasi dari salah satu judul permainan video paling popular di dunia sepanjang masa tersebut akhirnya mendapatkan masa rilisnya oleh Paramount Pictures pada awal tahun 2020. Merupakan debut pengarahan film layar lebar bagi sutradara Jeff Fowler, Sonic the Hedgehog berkisah mengenai pertemuan yang tidak disengaja antara sesosok makhluk angkasa luar bernama Sonic (Ben Schwartz) dengan seorang manusia bernama Tom Wachowski (James Marsden) yang secara perlahan menumbuhkan benih hubungan persahabatan antara keduanya. Namun, jalinan persahabatan antara Sonic dan Tom Wachowski menemui hambatan ketika seorang ilmuwan yang dikenal dengan nama Dr. Robotnik (Jim Carrey) mengetahui keberadaan Sonic dan kemudian terobsesi untuk menemukannya. Tom Wachowski jelas harus memutar otak untuk mencari cara agar Sonic tetap aman dari incaran Dr. Robotnik. Continue reading Review: Sonic the Hedgehog (2020)
Review: The LEGO Movie 2 (2019)
Lima tahun setelah film pertamanya – dengan The LEGO Batman Movie (Chris McKay, 2017) dan The LEGO Ninjago Movie (Charlie Bean, Paul Fisher, Bob Logan, 2017) menjadi dua film sempalan yang dirilis diantaranya – The LEGO Movie 2 hadir sebagai sekuel langsung bagi The LEGO Movie (Phil Lord, Chris Miller, 2014). Walau masih bertanggung jawab sebagai produser sekaligus penulis naskah bagi film ini, Lord dan Miller sendiri menyerahkan kursi penyutradaraan pada Mike Mitchell (Trolls, 2016). Para penggemar The LEGO Movie sepertinya tidak akan mengeluhkan perubahan tersebut. Pengaruh besar Lord dan Miller jelas masih dapat dirasakan dalam alur pengisahan The LEGO Movie 2: film ini masih tampil dengan humor yang kuat dan penuh dengan referensi kultur pop teranyar, tampilan visual penuh warna yang memikat, serta disajikan dengan ritme pengisahan yang mengalun cepat. Tidak menawarkan sesuatu yang baru? Jangan khawatir. Lord dan Miller menyediakan ruang konflik yang lebih besar sehingga membuka celah yang cukup luas pula bagi beberapa sentuhan segar dalam pengisahan The LEGO Movie 2. Continue reading Review: The LEGO Movie 2 (2019)
Review: Star Wars: The Last Jedi (2017)
Meskipun mendapatkan banyak tanggapan positif ketika masa perilisannya, Star Wars: The Force Awakens (J. J. Abrams, 2015) juga mendapatkan banyak kritikan ketika plot pengisahannya terasa terlalu banyak bergantung pada berbagai elemen nostalgia dari berbagai seri Star Wars terdahulu daripada berusaha untuk membawanya dalam sebuah alur pengisahan yang lebih segar. Well… seri terbaru Star Wars, Star Wars: The Last Jedi, yang kini berada di bawah arahan Rian Johnson (Looper, 2012) sepertinya tampil untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan naskah cerita yang juga digarapnya sendiri, Johnson membawa Star Wars ke arah sekaligus warna pengisahan yang mungkin tidak dapat diduga beberapa penggemar seri film ini sebelumnya. Namun, di saat yang bersamaan, usaha Johnson untuk menyajikan Star Wars dengan lapisan pengisahan yang lebih rumit dihadirkan dengan naratif dan ritme penceritaan yang cenderung lemah. Hasilnya, dengan durasi presentasi sepanjang 152 menit – merupakan film Star Wars dengan durasi terpanjang hingga saat ini, Star Wars: The Last Jedi tampil cukup melelahkan. Continue reading Review: Star Wars: The Last Jedi (2017)
Review: Runner Runner (2013)
Anda mungkin masih belum familiar dengan nama Brad Furman. Namun, film kedua yang ia arahkan pada tahun 2008, The Lincoln Lawyer, berhasil mencuri perhatian para penikmat film ketika film tersebut mampu meraih kesuksesan komersial yang cukup mengesankan, mendapatkan pujian luas dari kalangan kritikus film dunia sekaligus memberikan nafas baru bagi karir Matthew McConaughey yang pada saat itu telah terlanjur terjebak dengan imej aktor yang memiliki spesialisasi film-film drama komedi romantis. Singkatnya, keberhasilan Furman dalam menggarap The Lincoln Lawyer jelas menjanjikan sebuah masa depan yang cukup cerah bagi sutradara asal Amerika Serikat tersebut. But then… Runner Runner comes along…
Review: Turbo (2013)
Film teranyar rilisan DreamWorks Animation, Turbo, yang juga menjadi debut penyutradaraan bagi David Soren, berkisah mengenai seekor siput kebun bernama Theo (Ryan Reynolds) – atau yang lebih memilih untuk dipanggil dengan sebutan Turbo, yang bermimpi untuk menjadi pembalap terbaik di dunia, seperti halnya sang idola, Guy Gagne (Bill Hader) – seorang manusia. Masalahnya… well… Turbo adalah seekor siput yang semenjak lama memiliki takdir sebagai salah satu hewan dengan pergerakan tubuh paling lambat di dunia. Obsesinya tersebut kerap membuat Turbo menjadi bahan cemoohan bagi komunitas siput yang berada di sekitarnya, termasuk dari sang kakak, Chet (Paul Giamatti). Hal itulah yang kemudian mendorong Turbo untuk meninggalkan lokasi tempat tinggalnya dan memilih untuk mencari jalan hidupnya sendiri.