Review: Ghost Writer 2 (2022)


Setelah perilisan Gara-gara Warisan (2022) yang menjadi debut pengarahan film cerita panjangnya, Muhadkly Acho kembali duduk di kursi penyutradaraan untuk Ghost Writer 2 – sekuel bagi Ghost Writer (2019) yang juga merupakan debut pengarahan film cerita panjang bagi Bene Dion Rajagukguk. Tidak hanya sebagai sutradara, Acho juga menggantikan posisi Rajagukguk sebagai penulis naskah film bersama dengan Nonny Boenawan. Rajagukguk – yang baru saja meraih sukses besar lewat film Ngeri-ngeri Sedap (2022) yang ia arahkan – hanya bertugas sebagai produser bagi film ini. Bukan sebuah masalah besar. Seperti halnya yang ditunjukkan Rajagukguk dalam Ghost Writer, Acho juga memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghidupkan paduan antara horor dan komedi yang dibawakan oleh Ghost Writer 2 – walaupun kemudian terasa terbata dalam pengembangan elemen pengisahan dramanya.

Melanjutkan pengisahan film pendahulunya, Ghost Writer 2 bercerita tentang Naya (Tatjana Saphira) yang mulai risih dengan kepopuleran novel bernuansa horor yang ditulisnya karena membuat banyak orang lebih memandang dirinya sebagai seorang cenayang daripada sebagai seorang penulis berbakat. Untuk mengubah citra tersebut, Naya telah bertekad untuk menghasilkan karya dengan nilai sastra yang lebih berbobot – dan, tentu saja, jauh dari kesan mistis maupun horor. Sayang, di tengah usahanya tersebut, Naya harus menerima kabar buruk bahwa tunangannya, Vino (Deva Mahenra), meninggal dunia akibat kecelakaan. Rasa duka jelas dengan segera menyelimuti hidup Naya. Tidak lama… karena arwah Vino kemudian datang kembali untuk menjumpai Naya.

Seperti halnya Ghost Writer, Ghost Writer 2 mampu menghadirkan presentasi komedi yang benar-benar menyenangkan. Barisan guyonannya terdengar renyah, menghibur, dan mampu dieksekusi secara efektif oleh Acho. Kualitas komedi film ini juga berhasil membumbung tinggi berkat penampilan prima dari duo Endy Arfian dan Moh Iqbal Sulaiman yang memerankan karakter Darto dan Billy yang tidak hanya mencuri namun juga menjadi pusat perhatian pada setiap kehadiran karakter yang mereka perankan di linimasa penceritaan. Berkat garapan komedi yang cemerlang dari Acho dan Boenawan, serta dukungan penampilan kuat dari Arfian dan Sulaiman, cukup mudah untuk menggelari Ghost Writer 2 sebagai salah satu sajian komedi terbaik tahun ini – khususnya di paruh awal dari presentasi film ini yang terasa begitu istimewa.

Acho dan Boenawan juga mencoba memadukan unsur drama dalam penuturan cerita Ghost Writer 2 melalui plot bertema keluarga yang hadir melalui karakter Anna (Widyawati) atau plot yang bersinggungan dengan isu perdagangan manusia yang muncul dalam kehadiran karakter Siti (Annisa Hertami). Bukan usaha yang buruk namun, sayangnya, tidak pernah tergarap dengan benar-benar matang. Kisah tentang nasib tragis yang dialami oleh karakter Siti yang terjebak dalam praktek perdagangan manusia – yang sekaligus menjadi jembatan ataupun benang merah dari plot tentang kemunculan arwah dari karakter Vino dalam keseharian karakter Naya – terasa dipaksakan keberadaannya. Kehadiran plot ini nyaris menutupi atmosfer komedi dalam linimasa penceritaan Ghost Writer 2 secara keseluruhan. Jomplang. Belum lagi cara film ini untuk menutup plot tersebut dengan tergesa-gesa – yang melibatkan perubahan karakterisasi secara mendadak dengan membuat sejumlah karakter tiba-tiba memiliki kekuatan tertentu untuk melawan sindikat perdagangan manusia – yang semakin membuat kehadiran plot tersebut terasa banal.

Yang cukup mengherankan adalah pilihan untuk mengenyampingkan plot akan ketidaksetujuan dan ketidaksenangan dari karakter Anna sebagai ibu dari karakter Vino pada hubungan romansa yang terjalin antara karakter anaknya dengan karakter Naya. Plot ini sebenarnya sempat mengemuka di paruh awal Ghost Writer 2 namun entah mengapa kemudian tidak pernah diolah dengan seksama di sepanjang pengisahan untuk kemudian dimunculkan di paruh akhir sebagai bagian dari resolusi final bagi seluruh konflik film. Hasilnya, tidak hanya elemen emosional yang seharusnya memuncak pada kisah pertemuan kembali karakter Naya, Vino, dan Anna gagal untuk tercapai, perlakuan tersebut juga membuat penampilan dramatis Widyawati pada bagian tersebut menjadi kurang relevan. Hal ini masih ditambah dengan dialog tentang “arti karya sastra” yang terbentuk antara karakter Naya dengan karakter Kirana Widuri (Djenar Maesa Ayu) di penghujung film yang bernilai canggung.

Departemen akting film sendiri hadir dengan kapasitas penampilan yang memuaskan. Jika Arfian dan Sulaiman menjadi bintang utama dalam tiap kehadiran mereka, Saphira dan Mahenra tidak pernah terasa kehilangan panggung untuk menghidupkan karakter yang mereka perankan dengan meyakinkan. Penampilan-penampilan singkat yang kebanyakan digunakan untuk memperkuat elemen komedi dalam penuturan film juga tampil dinamis. Secara keseluruhan, meskipun tidak mulus, Ghost Writer 2 adalah penuturan kelanjutan kisah yang jelas tidak mengecewakan dan memiliki potensi menarik untuk dikembangkan lagi – sebuah film lepasan bagi duo karakter Darto dan Billy, mungkin?

popcornpopcorn popcorn popcorn2popcorn2

ghost-writer-2-deva-mahenra-tatjana-saphira-film-indonesia-movie-posterGhost Writer 2 (2022)

Directed by Muhadkly AchoProduced by Ernest Prakasa, Bene Dion Rajagukguk, Chand Parwez Servia Written by Nonny Boenawan, Muhadkly Acho Starring Tatjana Saphira, Deva Mahenra, Widyawati, Endy Arfian, Moh Iqbal Sulaiman, Annisa Hertami, Ernest Prakasa, Asri Welas, Arie Kriting, Muhadkly Acho, Arief Didu, Minati Atmanegara, Sahila Hisyam, Ardit Erwandha, Djenar Maesa Ayu, Keira Vanaya, Dea Panendra, Kiki Narendra, Tanta Ginting, Donny Alamsyah, Awwe, Randhika Djamil, Larasati Nugroho, Fendy Chow, Stella Cornelia, Kenny Austin, Rachman Avri, Bene Dion Rajagukguk, Ebel Cobra, Mamat Alkatiri Music by Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Setiadji Cinematography Padri Nadeak Editing by Ryan Purwoko Studio Starvision Running time 115 minutes Country Indonesia Language Indonesian

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s