Menjadi film cerita panjang ketiga yang naskah ceritanya ditulis dan diarahkan oleh Arief Malinmudo setelah Surau dan Silek (2017) dan Liam dan Laila (2018), Perjalanan Pertama berkisah tentang hubungan antara seorang anak bernama Yahya (Muzakki Ramdhan) dengan kakeknya, Tan (Ahmad Tamimi Siregar), yang menjadi sosok orangtua tunggal dalam kehidupan Yahya dan telah merawat anak laki-laki tersebut semenjak ia kecil. Sekian lama, Yahya terus berusaha untuk menanyakan tentang keberadaan kedua orangtua kandungnya kepada Tan. Jawaban yang terus berubah akan pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan secara perlahan menyadarkan Yahya bahwa sang kakek tengah menyembunyikan sesuatu dari masa lalunya. Suatu hari, Tan mengajak sang cucu untuk turut serta mengantarkan cendera mata yang akan menjadi mahar pernikahan dari toko tempat ia bekerja. Perjalanan dengan menggunakan sepeda motor tersebut yang nantinya akan memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan Yahya kepada sang kakek.
Garapan cerita Malinmudo untuk Perjalanan Pertama memang menggunakan formula road trip yang telah familiar – sejumlah karakter turut dalam sebuah perjalanan yang kemudian menyulut sejumlah intrik maupun konflik yang secara perlahan memberikan pengaruh pada dinamika hubungan antara karakter-karakter tersebut. Intrik maupun konflik yang dijumpai oleh para karakter di sepanjang perjalanan mereka jelas menjadi elemen krusial dalam membangun serta menghasilkan konklusi yang efektif akan nilai dari hubungan yang terjalin antara karakter-karakter yang terlibat di dalam penceritaan. Elemen pengisahan ini yang sayangnya justru menjadi bagian terlemah dari penuturan Perjalanan Pertama.
Logika tentang penggunaan sepeda motor usang – yang dalam satu dialog digambarkan telah tidak digunakan selama 50 tahun terakhir – atau pilihan untuk membuat kedua karakter utama mengejar mobil-mobil pikap hitam yang diduga membawa kabur barang yang dimiliki oleh keduanya tanpa pernah mendapatkan detil jelas tentang mobil tersebut mungkin saja dapat dikesampingkan demi mendorong kelangsungan penceritaan film. Di saat yang bersamaan, sukar untuk membangun koneksi emosional terhadap cerita yang sedang berjalan ketika deretan intrik yang dihadirkan Malinmudo di sepanjang cerita akan kisah perjalanan dari kedua karakter utama tersebut lebih sering terasa sebagai pilihan-pilihan acak – yang di satu saat bermaksud untuk menghadirkan satir sosial, namun lebih sering tampil untuk membentuk momen-momen komikal – daripada mencoba untuk membangun kisah yang dapat merefleksikan perkembangan hubungan antara kedua karakter utama.
Bagian paling “acak” dalam pengisahan Perjalanan Pertama – yang ironisnya justru menjadi bagian paling berpengaruh bagi bangunan cerita akan dinamika hubungan kedua karakter utama – hadir di paruh ketiga film ketika kedua karakter utama dikisahkan menyelinap masuk ke sebuah acara lelang yang diduga akan menjual barang mereka mereka yang telah dicuri. Malimundo menggunakan bagian pengisahan ini untuk membuka tabir tentang masa lalu dari karakter Tan – yang melibatkan kehadiran sesosok karakter jurnalis internasional yang dikisahkan telah bertahun-tahun mencari keberadaan dari karakter Tan – yang juga kemudian berusaha menjelaskan pilihan sikap yang selama ini ditunjukkan karakter Tan kepada karakter Yahya. Bagian ini juga memberikan penjelasan kuat atas penggunaan judul The Wheels of Life sebagai judul internasional film ini. Tidak mengherankan, dengan pengembangan cerita yang tergolong lemah, durasi 111 menit yang digunakan Malinmudo untuk menghantarkan pengisahan filmnya kemudian berakhir dengan kesan bertele-tele sekaligus hambar.
Malinmudo cukup beruntung mendapatkan sokongan penampilan berkelas dari para pengisi departemen akting filmnya, mulai dari Adinda Thomas, Randy Pangalila, serta, tentu saja, penampilan prima dari Ramdhan dan Siregar yang benar-benar mampu menjadi tambatan bagi kualitas penceritaan Perjalanan Pertama. Penampilan sekaligus chemistry yang dihasilkan oleh Ramdhan dan Siregar hadir saling melengkapi dan menguatkan yang membuat kisah yang dilalui oleh karakter-karakter yang mereka perankan terus dapat dinikmati bahkan pada momen terlemahnya sekalipun. Seperti dua film yang diarahkan Malinmudo sebelumnya, gambaran sosial masyarakat Minang turut menjadi latar kuat bagi pengisahan Perjalanan Pertama. Cukup mampu menghadirkan sejumlah sentuhan menarik bagi pengisahan film, termasuk dengan eksplorasi gambar akan sejumlah keindahan wilayah yang dapat memanjakan mata.
Perjalanan Pertama (2021)
Directed by Arief Malinmudo Written by Arief Malinmudo Produced by Dendi Reynando Starring Ahmad Tamimi Siregar, Muzakki Ramdhan, Adinda Thomas, Randy Pangalila, Gilang Dirga, Ricky Komo, Angelica Petra, Upiak Isil Cinematography Fahmi J. Saad Edited by Haris F. Syah Music by McAnderson Production company Mahakarya Pictures/D’Ayu Pictures Running time 111 minutes Country Indonesia Language Indonesian
One thought on “Review: Perjalanan Pertama (2021)”