Review: Gangubai Kathiawadi (2022)


Setelah Padmaavat (2018), Sanjay Leela Bhansali kembali duduk di kursi penyutradaraan lewat Gangubai Kathiawadi. Merupakan adaptasi bebas dari buku berjudul Mafia Queens of Mumbai yang ditulis oleh S. Hussain Zaidi, Gangubai Kathiawadi merupakan kisah nyata tentang sesosok gadis bernama Ganga Jagjivandas (Alia Bhatt) yang terjebak ke dunia prostitusi ketika kekasihnya, Ramnik Lal (Varun Kapoor), menjualnya ke sebuah rumah pelacuran yang dikelola oleh Sheela Mausi (Seema Pahwa). Jelas, tidak hanya sakit dan patah hati akibat pengkhianatan sang kekasih yang dirasakan oleh Ganga Jagjivandas. Gadis tersebut bahkan sempat berniat untuk mengakhiri hidupnya ketika Sheela Mausi mulai menawarkan tubuhnya pada para pelanggan rumah pelacurannya. Namun, secara perlahan, Ganga Jagjivandas mulai tersadar dirinya tidak boleh menyerah begitu saja meskipun terjerembab ke dasar jurang kehidupan. Ganga Jagjivandas mengubah identitasnya menjadi Gangubai Kathiawadi dan, memanfaatkan kepopulerannya yang terus meningkat di kalangan pengguna layanan prostitusi, mulai merebut kekuasaan dari tangan Sheela Mausi.

Naskah cerita Gangubai Kathiawadi yang digarap oleh Bhansali bersama dengan Utkarshini Vashishtha dan Prakash Kapadia memang menghadirkan pengisahan tentang seluk-beluk dunia prostitusi dari sudut pandang yang cukup berbeda. Film ini memang dimulai tentang gambaran akan kelamnya dunia prostitusi dimana banyak gadis-gadis muda terpaksa dan/atau terjebak untuk terperosok hidup di dalamnya. Namun, seiring dengan fokus cerita yang dialihkan pada perjalanan hidup dari karakter Ganga Jagjigvandas/Gangubai Kathiawadi dalam usahanya untuk merebut kembali garisan nasib yang sebelumnya pernah direnggut darinya, Gangubai Kathiawadi mulai menawarkan cerita-cerita akan perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan hak dan kesetaraan yang mungkin jarang atau mungkin tidak pernah terdengar sebelumnya datang dari mereka yang berkecimpung di dunia prostitusi. Paparan kuat penuh warna yang lantas berhasil dikelola Bhansali dengan begitu menggugah.

Di saat yang bersamaan, usaha Bhansali untuk memberikan kesan “normal” pada kehidupan kelam yang menjadi bahasan filmnya beberapa kali menjadi pedang bermata dua bagi atmosfer penuturan Gangubai Kathiawadi. Pilihan untuk mengenyampingkan kisah tentang keberadaan para gadis muda yang dijual masuk ke lembah prostitusi sering membuat usaha film ini terasa mengkhianati usahanya untuk menghadirkan cerita yang berkesan “nyata.” Kesan glorifikasi dunia prostitusi dan keterkaitannya dengan berbagai kejahatan sosial lain juga muncul berkat perlakuan naskah cerita film ini terhadap deretan konflik dan karakternya. Sebagai seorang pencerita – khususnya ketika ia sedang mengadaptasi cerita yang berdasarkan karakter serta kisah nyata – Bhansali memang memiliki hak tentang bagaimana ia ingin menuturkan kisahnya. Pun begitu, sejumlah pilihan naratif serta pengelolaan plot yang dihadirkan Bhansali gagal untuk membuat Gangubai Kathiawadi hadir bertutur lebih tajam dan efektif.

Mereka yang familiar atau bahkan menggemari presentasi sinematis yang selalu dihadirkan Bhansali dalam tiap filmnya jelas akan dengan mudah menemukan berbagai ciri tersebut dalam Gangubai Kathiawadi. Mulai dari tata sinematografi, desain produksi, garapan musik dan lagu, hingga tata rias, rambut, dan busana mengedepankan kesan megah yang tidak membutuhkan waktu lama untuk dapat memikat setiap mata yang menyaksikannya. Pencapaian yang mampu menghasilkan kesan mendalam dan menghanyutkan… khususnya ketika kualitas alur penceritaan film ini sedang berada pada momen-momen terlemahnya.

Terlepas dari berbagai pencapaian yang mampu dipamerkan Bhansali dalam Gangubai Kathiawadi, jelas tidak ada yang mengungguli kualitas penampilan prima yang berhasil didapatkannya dari para pengisi departemen aktingnya. Tidak ada penampilan yang mengecewakan di sepanjang presentasi cerita film ini – mulai dari penampilan Pahwa, Ajay Devgn, Vijay Raaz yang begitu mencuri perhatian dalam memerankan karakter Raziabai yang menjadi sosok lawan politik bagi karakter Ganga Jagjigvandas/Gangubai Kathiawadi, hingga Shantanu Maheshwari, Indira Tiwari, dan Jim Sarbh yang mampu melewati rintangan keterbatasan pengembangan kisah bagi karakter-karakter yang mereka perankan. Namun, tentu saja, penampilan terapik dan terkuat dalam film ini dihadirkan oleh Bhatt. Bhatt – yang jelas memberikan penampilan terbaik dalam karir aktingnya – membuat setiap orang mampu menyelami dan merasakan berbagai perjalanan emosional dari karakter yang diperankannya. Kehadirannya yang membuat Gangubai Kathiawadi tidak pernah terasa menjemukan dan mampu selalu hadir dengan detak kehidupan. Begitu memikat dan tak terlupakan.

popcornpopcornpopcornpopcorn2popcorn2

Gangubai-Kathiawadi-alia-bhatt-movie-posterGangubai Kathiawadi (2022)

Directed by Sanjay Leela Bhansali Produced by Jayantilal Gada, Sanjay Leela Bhansali Written by Sanjay Leela Bhansali, Utkarshini Vashishtha (screenplay), Prakash Kapadia, Utkarshini Vashishtha (dialogue), S. Hussain Zaidi (book, Mafia Queens of Mumbai) Starring Alia Bhatt, Shantanu Maheshwari, Vijay Raaz, Indira Tiwari, Seema Pahwa, Varun Kapoor, Jim Sarbh, Ajay Devgn, Huma Qureshi, Rahul Vohra, Anmol Kajani, Prashant Kumar, Raza Murad, Chhaya Kadam, Mitalee Jagtap, Pallavi Jadhav, Kruti Saxena, Sonal Sagore, Lata Singh, Ekta Shri, Abhirami Bose, Chum Durang, Baldev Trehan, Jahangir Khan, Faiz Khan Cinematography Sudeep Chatterjee Edited by Sanjay Leela Bhansali Music by Sanchit Balhara, Ankit Balhara (score), Sanjay Leela Bhansali (song) Production companies Bhansali Productions/Pen India Limited Running time 154 minutes Country India Language Hindi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s